[12] Responsibility

1.2K 113 116
                                    

Vote sblm membaca, komen pas lg baca yaaa 😘😗😚😙

Author's POV

Harry memijat ujung hidungnya, melirik kearah jam dinding dan menemukan jam telah menunjukan waktu setengah sepuluh malam. Ia tidak tau ingin melakukan apa lagi, urusan tendernya dengan perusahaan Timur Tengah tinggal satu langkah lagi, menentukan siapa pemenangnya diantara banyak perusahaan yang ingin bersaing dengan perusahaan Riese Company.

Harry yakin sekali perusahaannya akan kembali memenangkan tender ini, walaupun seperti itu Ia masih saja cemas dan khawatir menunggu hasilnya. "Shit," umpatnya, segera Ia merapikan kertas-kertas yang ada diatas meja kerjanya dan langsung memasukkannya kedalam laci mejanya.

Ia bosan sekali, hampir seluruh pekerjaannya sudah selesai dan targetnya bulan ini sudah tercapai. Harry menghubungi salah satu tangan kanannya, Ia membutuhkan sesuatu untuk bersenang-senang malam ini. Hari-harinya dipenuhi oleh pekerjaan, kertas, komputer, rekan kerja, orang-orang berdasi dan segala hal mewah membuatnya sudah muak dan bosan.

"Barron, bawa Lexy dari Glamorous Club ke Midland Hotel, sekarang," ujar Harry, memejamkan matanya membayangkan wajah cantik dan tingkah unik gadis itu serta tubuhnya yang Harry sukai membuat pria itu tidak tahan untuk segera menemuinya malam ini. Sudah sebulan Ia berpuasa, terakhir kali Ia bersenang-senang adalah saat Ia memesan Lexy bulan lalu dan selain itu, Ia hanya bermain bersama tangannya membuat dirinya kian frustasi.

"Baik, Tuan. Tapi bagaimana jika Ia sudah dibawa Pria lain?" tanya Barron dan Harry mendecak.

"Aku tidak peduli, bawa Ia kehadapanku sekarang. Aku menunggu di Hotel," ujar Harry.

"Siap, Tuan."

Harry segera berdiri, berjalan meninggalkan kantornya dan langsung menaiki salah satu mobilnya, Ia segera menuju Hotel mewah lainnya yang ada di Manchester untuk bermalam bersama Paola. Harry rasa Ia sudah gila, tenggelam bersama tumpukan-tumpukan kertas pekerjaan dan uang membuatnya benar-benar haus akan wanita itu, Ia bosan dengan segala aktivitas monotonnya setiap hari. Ia butuh sedikit merenggangkan sendi-sendi dan urat-uratnya yang sudah menegang.

Harry segera memesan salah satu kamar hotel berjenis Presidential Suite dengan harga yang paling tinggi, memiliki pemandangan yang paling indah dan juga interior terbaik.

---------

Paola melirik kearah kliennya kali ini, berbadan kekar, pakaian serba hitam dan tampak sangat galak. Sedari tadi Ia hanya diam dan menatap lurus kedepan, sedikit menyeramkan. Apakah wanita ini akan menyerahkan keperawannya pada Pria disampingnya ini.

"Apakah Kita akan ke Hotel?" tanya Paola dengan suara kecil dan kliennya ini menoleh.

Ia mengangguk, "Ya, Nona," ujarnya dengan senyuman ramahnya dan Paola cukup terkejut dengan senyuman pria yang berusia sekitar 40 tahun lebih ini, Ia sudah seperti Ayah bagi Paola dan sangat ramah, jarang-jarang Paola mendapatkan klien seramah ini, untuk menari striptis ataupun sekadar menggoda saja dan apa? Ia juga memanggil Paola dengan sebutan Nona, manis sekali.

"Uhm, Aku bekerja untuk berapa lama?" tanya Paola dan Pria ini sedikit menggaruk kepalanya.

"Tidak ditentukan," ujarnya dan Paola hanya mengangguk, tadi Ia lupa bertanya berapa jam Ia dipesan untuk malam ini, ternyata sampai pria disampingnya ini ingin mengembalikannya.

Paola diam, menikmati keindahan malam Kota Manchester. Aroma dari mobil yang sedang Ia tumpangi ini benar-benar terasa pernah Ia cium sebelumnya, tapi Paola lupa dimana. Paola mengendus aroma parfum maskulin ini, aroma musk, bercampur tembakau, kayu manis dan sedikit mint segar. Oh, Paola harus berpikir keras bagaimana caranya untuk mengingat aroma ini. Aroma yang tercium sangat mahal dan elegan, seksi sekali.

Amour [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang