[95] Succes

568 103 71
                                    

Vote sblm membaca, komen pas lg baca yaaa 😘😙😗😚

Author's POV

2 years later.

Harry menatap lurus pada langit London yang sudah berwarna oranye kekuningan, menandakan malam sebentar lagi akan datang menghampiri mereka. Ia melipat kedua tangannya, berpikir dan membayangkan apa yang sedang wanita itu lakukan sekarang.

London ke Manchester hanya berjarak 200 mil, membutuhkan waktu sekitar empat jam menggunakan mobil dan seorang Harry Styles dengan pengecutnya bersembunyi di sebuah gedung besar tanpa ada niatan untuk melihat atau sekadar mengunjungi wanita yang selama dua tahun ini bertengger dengan rapi di otaknya.

Harry pikir dua tahun meninggalkannya dan meninggalkan Manchester akan terasa sangat mudah. Harry tau Ia bajingan, Ia bisa dengan mudah mendapatkan wanita-wanita lain dan melupakan wanita dari masa lalunya, namun ternyata Ia tidak sebajingan itu, sampai sekarang pun Ia heran kenapa wanita itu masih mengisi hati dan otaknya.

Harry memejamkan matanya frustasi, Ia tau Ia mencintai Paola dan Ia tertawa sarkas didalam hati. Membutuhkan waktu tiga tahun lebih untuk menyadari hal itu? Membutuhkan dua tahun dengan rasa kesepian dan rasa bingung untuk mengetahui ternyata Ia mencintai wanita itu?

Ia pikir, dengan pindahnya Ia ke London, akan membuatnya gampang menemukan wanita-wanita lain, tidur dengan mereka, dan melupakan Paola. Namun ternyata tidak, bahkan sekarang, dengan konyol nya Ia membuka ponselnya dan menemukan dirinya sedang menatap foto Paola yang dulu pernah Ia ambil saat wanita itu tertidur.

"Kau memang bisa tidur dengan banyak wanita dan mengatakan padaku jika Kau tertarik pada mereka. Namun hei, pria memang seperti itu. Mereka tidur dengan banyak wanita, namun hati mereka hanya untuk satu wanita."

Harry tersentak hebat, Ia segera mematikan ponselnya dan menoleh kebelakang, menemukan Ibunya berdiri tegak bersama Ayahnya di samping. Wajah Harry memerah, begitupula dengan Ayahnya. "Kalian berdua sama saja," ujar Eva, mendengus kesal, Ia menatap tajam pada suaminya.

"Harry, pulang. Besok kau harus ke Manchester, cukup dua tahun kau habiskan seperti robot yang terus bekerja," ujar Eva, Ia masih kesal dengan ide suaminya yang mengusulkan pada Harry untuk ke London dua tahun lalu, hanya karena alasan Harry harus bisa melupakan seorang wanita. Bagi Eva, jika menyukai wanita itu, harus di nyatakan, di beri tahu pada wanita itu jika Harry menyukainya, bukannya justru di suruh pindah ke Kota lain untuk melupakan wanita tersebut.

Harry mengangguk pasrah, jika sudah seperti ini tidak ada lagi yang berani membantah Ibunya, baik itu dirinya sendiri atau Ayahnya.

Ia sekali lagi menatap langit senja London, dengan daun-daun berguguran. Datang ke London saat musim gugur, pulang dari London dengan musim gugur pula. Masih dengan perasaan cinta yang sama. Ia pikir London akan menjadi obatnya, namun Ia pulang ke Manchester masih dengan penyakit yang sama. Kali ini Ia tau, bahwa obat nya adalah satu, yaitu wanita yang masih dengan setia tinggal di Manchester, Harry akan menemukan obat nya disana. Harry menghela napas, like father, like son, Ia merutuki akan kebodohan dirinya dan Ayahnya karena menjadi terlalu arogan dan keras kepala.

------------

Paola's POV

Senyuman tidak henti-hentinya muncul pada bibirku saat Aku memasuki Toko Baju ku, Aku berputar di tengah toko ku dan tertawa. Merasakan Mami Kitty memeluk tubuhku erat dan kami berdua tertawa, "You made it, Paola! You made it!" teriak Mami Kitty dan Aku melompat senang.

"Amour Offline Store is here!" teriakku, melihat Toko Amour, clothing store ku yang menjual segala macam jenis pakaian rumahan dan pakaian santai untuk pria maupun wanita. Dua tahun merintis secara online, akhirnya Aku bisa membangun toko ku secara nyata dan langsung.

Amour [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang