[104] Midnight

809 88 67
                                    

Vote sblm membaca, komen pas lg baca yaaa 😗😙😘😚

Author's POV

Di jam dua belas tepat, sepasang pria dan wanita itu terus bercerita hingga tidak sadar jatuh tertidur di tempat berbaring yang ada di Penthouse milik Harry tersebut. Angin yang melambai menyapu kulit dan rambut mereka membuat rasa kantuk tidak bisa terelakkan. Tangan Harry melingkar posesif di perut Paola dan wanita itu menyembunyikan wajahnya di lekukan leher Harry, mencari kehangatan.

Dengkuran-dengkuran halus tersebut saling bertautan, untung nya rooftop ini adalah rooftop pribadi Harry karena Ia yang memiliki penthouse paling atas. Tidak akan ada orang lain yang melihat dua manusia tersebut tertidur di ruangan terbuka, udara sangat sejuk dan sangat mendukung untuk tidur di luar ruangan seperti ini. Walaupun sedikit kedinginan, dua tubuh yang tertaut tersebut berhasil membuat rasa dingin dikalahkan oleh kehangatan.

Harry menggaruk pipinya merasakan rambut Paola mulai mengganggu wajahnya, Ia merasa gatal karena rambut-rambut halus dan panjang tersebut menyentuh pipinya, hal itu berhasil membuatnya terbangun dari tidur nyenyaknya dan Ia tersentak kaget saat menyadari mereka tertidur di rooftop miliknya. Harry terdiam, rencana nya yang sudah Ia susun tidak boleh batal hanya karena mereka berdua yang jatuh tidur secara tiba-tiba.

Harry menunduk, melihat Paola yang mulai bergerak dan Ia melihat pukul berapa sekarang dari jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Harry terdiam, sudah jam tiga pagi, artinya sudah tiga jam mereka tertidur disana sejak jam dua belas tadi. Harry menatap Paola yang mulai membuka mata walaupun sayu-sayu, gumaman-gumaman aneh dari Paola keluar dari bibirnya, menandakan Paola sudah bangun. "Hm, Harry?" panggil Paola dengan suara seraknya.

Harry mengeluarkan sesuatu dari kantung celananya, sebuah kotak beludru berwarna hitam elegan dan Ia membuka kotak tersebut lalu Ia langsung berlutut dihadapan Paola dengan satu lututnya, walaupun wajah mereka berdua di penuhi garis-garis halus khas bangun tidur, itu tidak membuat Harry membatalkan rencana nya ini.

Paola mengucek matanya, Ia bangkit duduk dan menoleh pada Harry, Ia mengerutkan dahinya bingung dengan mata yang sayu. "Kenapa?" tanya Paola, Ia menunduk melihat cincin mengkilat yang di bawa oleh Harry. "Untuk apa?" tanya nya sambil menguap, Ia menggaruk kepalanya dan bingung melihat Harry masih berlutut.

Harry menguap, rasanya Ia ingin melanjutkan tidurnya namun Ia tidak ingin kesempatan ini berakhir sia-sia. "Paola Amourette Castello, would you marry me and be my wife?" tanya Harry dan Paola yang matanya sayu, tiba-tiba melotot dengan sangat terkejut.

"Kau melamar ku?" tanya Paola, Ia mengucek matanya sekali lagi dan Ia tidak salah lihat, Ia melihat Harry berlutut didepannya dengan kotak beludru hitam yang terdapat sebuah cincin mewah dan elegan didalamnya.

Harry mengangguk sambil menguap, "Ya, cepatlah. Aku mengantuk," ujar Harry dan Ia kembali menyodorkan kotak beludru hitam tersebut, "Mau tidak, jadi istri ku? Kalau tidak mau, lain kali saja Aku melamar mu lagi."

Paola menggaruk kepalanya dan menguap, mereka dalam keadaan sangat mengantuk, mata yang masih sangat sayu dan berat. "Iya, mau," ujar Paola sambil mengangguk, Ia menyodorkan tangan kirinya dan Harry langsung memasangkan cincin nya.

Harry berdiri, menyimpan kotak beludru hitam nya di kantung celananya, lalu Ia menggandeng tangan Paola. "Nanti jam tujuh pagi Aku antar ke Apartemen mu, sekarang tidur di tempat ku ya? Aku tidak akan melakukan apapun, Aku mengantuk," ujar Harry dan Paola mengangguk, mereka berjalan dengan lambat memasuki lift untuk turun ke Penthouse Harry.

"Hm," jawab Paola, Ia memejamkan matanya selama di lift dan mereka keluar, langsung menuju kamar Harry dan langsung membanting tubuh masing-masing keatas kasur yang memantul, melanjutkan tidur mereka hingga pagi datang.

Amour [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang