[47] Shopping

749 113 80
                                    

Vote sblm membaca, komen pas lg baca yaaa 😗😙😚😘

Author's POV

Harry terdiam dan menganga melihat amukan Paola yang baru saja terjadi, wanita itu menjerit sambil menangis dan terlihat sangat muak, ditambah lagi Paola yang tiba-tiba melemparkan sepatu high heels nya ke meja Harry dan yang satunya ke sembarang arah, membuat Harry semakin terkejut dibuatnya. Harry rasa Ia sama sekali tidak membentak Paola tadi, apakah kata-katanya sungguh menyebalkan bagi Paola hingga wanita itu sampai mengamuk seperti tadi?

Harry menghela napasnya, memijat pangkal hidungnya lalu bangkit dari kursi putarnya, berjalan menuju dimana sepatu Paola tadi terlempar dan memungut sepasang sepatu ankle strap high heels berwarna hitam yang baru saja Paola beli melalui situs perbelanjaan online beberapa minggu yang lalu.

Harry keluar sambil menenteng kedua sepatu milik Paola, Ia langsung disambut dengan isakan wanita tersebut, yang duduk di kursi kerjanya sambil mengelap air matanya menggunakan tisu, ada beberapa tisu bekas yang sudah tak terpakai diatas meja Paola.

Paola mendongak padanya, menatapnya dengan tatapan murka milik perempuan itu, walaupun Harry harus mengaku wanita itu tampak sangat menggemaskan ketika menangis, wajahnya memerah dan bulu matanya terlihat semakin tebal karena air mata yang menumpuk. "Apa?!" sentak Paola tiba-tiba membuat Harry terkejut.

Harry mendekat pada Paola, memutar kursi putar milik wanita tersebut membuat Paola dalam posisi miring kekiri, tidak menghadap mejanya. Harry berjongkok didepan Paola, meraih salah satu kaki Paola dan memasangkan high heels tersebut disalah satu kaki Paola. "Aku tau benda ini bukan benda murah bagimu, jangan sia-siakan," ujar Harry, mengikat tali tipis sepatu tersebut dipergelangan kaki Paola.

Paola masih terisak, mendengus sangat kesal lalu menendang kecil kakinya kearah depan. "Aku mau kembali pada Fieri!" ujar Paola dan Harry mendongak, menaikkan sebelah alisnya pada Paola namun tangannya tidak berhenti untuk memasangkan sepatu pada sebelah kaki Paola yang lainnya.

"Kau yakin?" tanya Harry dan Paola mengangguk ragu.

"Y-yakin, Fi-fieri tidak pernah memarahiku dan mengatur ku ingin berteman dengan siapa saja," ujar Paola, air matanya menyucur setitik melewati matanya.

"Ya sudah, nanti malam Kau sudah bisa kembali bekerja pada Fieri. Aku akan---"

"Tidak jadi!" ujar Paola, Ia lanjut merengek dan terisak sambil terus menendang-nendang kecil kedepan, "Kau menyebalkan sekali!" lirih Paola, tangannya terjulur untuk memukul bahu Harry. "Memangnya Kau tidak ada pekerjaan lain selain memarahiku?!"

Harry tersenyum kecil menerima pukulan lemah pada bahunya tersebut, "Memangnya Aku memarahimu tadi? Aku hanya bertanya tentang makan siangmu bersama Mark, itu saja. Apakah Aku mengeluarkan nada tinggi padamu?" tanya Harry dan Paola terdiam.

"Tapi tetap saja," ujar Paola, memainkan jari-jarinya dengan gugup dan menyadari jika tadi memang Harry tidak memarahinya, namun nada sinisnya berhasil menyulut emosi Paola.

"Tetap saja apa?" tanya Harry, tangannya mengelus lembut punggung kaki Paola dan mendontak pada Paola yang masih tampak merajuk padanya.

"Tetap saja nadamu sinis!" ujar Paola dengan sebal, kakinya hendak menendang kaki Harry yang berjongkok didepannya namun Harry segera menahan pergelangan kakinya.

"Ya sudah, kemasi barang-barangmu. Kita pulang," ujar Harry dan berdiri, membuat Paola mendongak padanya dengan tatapan khawatir.

"Kau benar-benar memecatku?" tanya Paola dan Harry menaikkan sebelah alisnya.

"Itu kan yang Kau mau tadi? Sebagai Bos yang baik, Aku harus menuruti permintaan Paola Amourette Castello selaku Sekreta---"

"Aku bilang tidak jadi!" ujar Paola sambil memukul kecil perut berotot Harry dari luar kemejanya. "Jangan pecat aku!"

Amour [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang