[61] Traumatic

690 94 61
                                    

Vote sblm membaca, komen pas lg baca yaaa 😚😗😘😙

Author's POV

Harry tidak menyangka jika hal ini akan berefek cukup besar baginya, Ia mendesah frustasi dan mengusap wajahnya. Ia sangat merindukan Paola, bukan dalam konteks bercinta, namun Harry benar-benar merindukan Paola dalam arti yang sebenarnya. Ia merindukan wanita itu, sikap dan sifat yang biasa Ia tunjukkan pada Harry.

Sudah tiga hari Paola tidak masuk bekerja, memang Harry yang menyuruhnya untuk mengambil cuti sampai Paola merasa lebih baik dan pulih. Harry tidak mau membebani pikiran Paola yang sedang sangat bersedih, terkejut, dan benar-benar belum bisa menerima apa yang terjadi padanya kemarin. Harry sangat memaklumi itu, Ia juga sangat mengutuk salah satu karyawannya tersebut, tidak menyangka selama ini Ia mempekerjakan calon-calon pemerkosa seperti itu, Harry menyesal karena Ia tidak langsung memecat Mark saat Mark mencoba memberikan obat perangsang pada Paola kemarin, Ia menyesal karena Ia tidak mengambil langkah cepat kemarin.

Paola akhir-akhir ini lebih banyak diam, Ia hanya menjawab pertanyaan yang Harry tanyakan tanpa berniat membuat suatu percakapan. Yang mana biasanya Paola lah yang bertanya atau memulai sebuah pembicaraan duluan dengannya, yang akan membuat mereka tenggelam pada obrolan atau perdebatan yang panjang. Namun kali ini tidak, Paola lebih banyak diam, melamun, berbicara seadanya, dan terkadang hanya menjawab pertanyaan Harry dengan anggukan atau gelengan. Itu membuat Harry frustasi dan merasa kesepian.

Tidak ingin berbohong, Harry mengaku dengan jujur jika Ia benar-benar merasa kehilangan Paola, padahal Paola selalu tidur di Penthouse Harry, dari pagi hingga malam Paola berdiam diri di kamar kecuali saat makan malam. Harry selalu melihatnya saat bangun tidur dan ingin tidur, Harry juga sering menelfonnya saat bekerja, memastikan jika Paola baik-baik saja dan wanita itu selalu menjawab seadanya.

Harry menghela napasnya, Ia merindukan Paola, sudah berapa kali dalam hari ini Ia memikirkan kata itu. Ia tidak menyangka jika Ia akan merasa kehilangan dan rindu yang lumayan menggangu hari nya.

Ia rindu Paola yang cerewet, Paola yang hobi merengek, Paola yang hobi protes padanya, Paola yang akan memukul lengannya saat Ia tertawa keras atau saat Paola sebal dengan Harry, Ia juga merindukan dengusan sebal wanita itu dan pipinya yang memerah saat Harry menggodanya. Yang paling Harry rindukan adalah, bercerita sebelum tidur bersama wanita itu, entah cerita apapun, mulai dari cerita ringan yang tak penting, cerita tentang hari mereka, dan bahkan cerita serius sekalipun. Ia juga merindukan Paola yang manja padanya, yang akan tiba-tiba memeluknya dan jatuh tertidur tiba-tiba.

Harry melangkahkan kakinya tidak sabar untuk memasuki rumahnya, Ia ingin segera membersihkan dirinya dan ingin bersama Paola. Entah itu mencoba mengajaknya berbicara, mengobrol, bercerita, bercanda, apapun. Ia ingin setidaknya Paola berbicara, walaupun Harry juga tidak ingin terlalu memaksanya.

Di ruang tengah, Harry melihat wanita paruh baya selalu orang yang selalu membersihkan rumahnya, "Mrs. Henry," panggil Harry, membuat wanita paruh bayar tersebut menoleh padanya dengan senyuman hangat nya.

"Ya, Harry? Ada apa?" tanya Mrs. Henry dan Harry melirik kearah jalan menuju kamarnya.

"Paola ada di kamar ku?" tanya Harry dan Mrs. Henry mengangguk, Ia tersenyum kecil yang hangat sambil menoleh kearah kamar Harry.

"Ada, Ia tadi keluar untuk makan siang setelah itu masuk ke kamar lagi," ujar Mrs. Henry dan Harry mengangguk.

"Bagaimana Ia hari ini?" tanya Harry, Ia menunduk pada satu kotak kue red velvet yang Ia bawakan untuk Paola, red velvet adalah kue kesukaan Paola selain kue cokelat dan New York Cheesecake dengan selai buah diatasnya. Harry harap Paola akan merasa lebih baik dengan kue yang Ia belikan ini, sepengalaman Harry bersama Paola, kemarahan wanita itu akan reda jika Ia memakan kue kesukaannya.

Amour [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang