[70] Ralph

594 95 67
                                    

Vote sblm membaca, komen pas lg baca yaaa 😗😙😚😘

Author's POV

Sendirian di Penthouse besar milik Harry membuat Paola bosan, melakukan segala sesuatu namun Ia sendiri bingung ingin melakukan apa. Memasak? Sudah. Membersihkan rumah ini? Sudah dan Mrs. Henry yang terlebih dahulu membersihkannya. Menunggu Harry? Masih dua jam lagi Harry akan pulang. Berakhir Paola di atas kasur kamar Harry dan tiba-tiba memikirkan sang ayah, yang sudah hampir dua bulan tidak Ia jenguk. Jujur, Ia sangat merindukan sosok pria tersebut.

Paola menatap kosong pada langit-langit kamar Harry, jelas dan tentu saja Ia merindukan ayahnya. Namun mengetahui fakta jika ayahnya lah penyebab terbunuhnya Ibunya, membuat Paola tidak bisa berlaku sama persis pada ayahnya seperti sebelumnya. Ada batasan yang tiba-tiba terbentuk tanpa Paola sendiri sadari, ada sebuah jarak yang Paola buat sejak Paola mengetahui fakta tersebut. Ia merasa aneh saat Ia harus menerima kasih sayang dan memberikan kasih sayang pada orang yang telah membuat dirinya tidak pernah bertemu dengan Ibunya seumur hidup.

Namun Paola selalu mengingat suatu fakta, Ayahnya tetap ayahnya. Ia tidak akan hadir di Dunia ini jika tidak ada Ayahnya, Ia juga ingat perjuangan ayahnya saat Ia kecil dulu, tanpa seorang Ibu, dengan ekonomi yang bisa dibilang susah, dan Paola tau perjuangan ayahnya untuk merawat dan membesarkan Paola seorang diri hingga Paola sudah bisa mandiri seperti sekarang. Bahkan Ia sempat bingung mengapa ayahnya tidak mencoba mencari seorang wanita untuk menemani hidupnya yang bisa menjadi ibu tiri bagi Paola? Apakah ayahnya masih mencintai ibunya? Tapi, kenapa ayahnya sendiri yang menghabisi nyawa ibunya?

Paola jelas tau ada unsur ketidak sengajaan Ayahnya saat membunuh ibunya, yang menyebabkan Paola lahir dengan paksa padahal belum waktunya Paola untuk lahir. Ayahnya dibawah pengaruh obat-obatan terlarang yang Ia konsumsi, hal terkutuk yang sama yang menyebabkan Ia kembali terkurung di tempat terkutuk bernama penjara tersebut. Tapi tetap saja, tidak ada pembenaran apa yang di lakukan ayahnya di masa lalu maupun yang sekarang.

Paola menghela napas, tentu saja Ia merindukan ayahnya, maka dari itu Ia sekarang sedang menyiapkan bekal untuk ayahnya. Berupa garlic butter bread dengan daging panggang dan juga beberapa sayuran tumis buatannya, Ia akan kembali saat Harry kembali, masih ada dua jam lagi untuk Harry pulang dan Ia akan berada di rumah saat Harry pulang.

Ia dengan cepat menuju tempat Ayahnya berada, ditemani Barron, supir yang Harry khusus kan untuknya, membuat perjalanan dari penthouse Harry menuju tempat ayahnya tidak perlu memakan waktu yang lama. Segera Ia menjumpai ayahnya dan memberikan bekal ini pada ayahnya tersebut.

"Paola sayang, Kau kemana saja, nak? Aku merindukanmu," ujar Ayahnya, Ia tersenyum lebar dan memeluk erat tubuh Paola.

"Aku juga merindukanmu. Ada banyak hal yang terjadi, Aku sedikit sibuk dengan pekerjaanku," ujar Paola, Ia sesekali menunduk saat menjawab pertanyaan ayahnya, tentu saja karena Ia sedang berbohong sekarang, Ia juga tidak berniat untuk menceritakan tentang pelecehan yang Ia alami pada ayahnya. "Bagaimana kabarmu, Dad?" tanya Paola dan Ayahnya tersenyum.

"Aku baik, ayo temani Aku makan. Kau sudah makan?" tanya Ayahnya dan Paola menggeleng.

"Belum, Aku akan makan bersama Har---. Ayah makan lah duluan, Aku temani," ujar Paola, ayahnya menatapnya beberapa saat sebelum Ia mengangguk dan mulai memakan makanan yang dibawakan Paola. Ayahnya jelas tau apa maksud Paola tadi, Ia akan makan malam dengan Harry, Anak dari Bos nya dulu. Ayah Paola yakin anak perempuan nya ini memiliki hubungan spesial dengan anak dari mantan bos nya tersebut, apalagi saat melihat tanda di leher anaknya saat mengunjunginya beberapa bulan yang lalu, ayah Paola jelas tau siapa yang membuat tanda tersebut.

Amour [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang