[91] Resign

491 108 67
                                    

Vote sblm membaca, komen pas lg baca yaaa 😘😚😙😗

Paola's POV

"Paola, ku mohon jangan resign," ujar Ella, Ia memeluk erat tubuhku sambil merengek, Aku terkekeh kecil dan tersenyum padanya.

"Iya, Paola. Jangan pedulikan orang-orang gila tersebut, mereka hanya iri padamu," ujar Robert, pria berusia empat puluh tahun yang sangat ramah, Ia adalah salah satu senior ku di bagian Logistik ini.

"Kau bisa melewati ini, Paola. Lama kelamaan hal tersebut akan menghilang dan mereka akan lupa, sabar lah sebentar," ujar Moana, Ia mengusap punggung ku dan Aku hanya tersenyum pada seluruh teman-teman ku di ruangan Logistik ini.

Aku menghela napasku, rasanya Aku tidak kuat untuk berbicara namun Aku harus menjelaskannya, "Kemarin, saat orang-orang mulai menggunjingku, Aku tidak peduli dan membiarkan mereka. Namun kali ini, rasanya sudah sangat keterlaluan, mereka menghina ku, melecehkan ku secara verbal, bahkan beberapa kali Julia dan Jessica menyenggol ku secara sengaja, yang berarti sudah masuk ke tahap fisik. Kali ini, mereka mulai berani menyebarkan privasi ku di masa lalu," lirih ku, suara ku bergetar ketika mengucapkan kalimat terakhir. "Kita memang harus melawan dan membela diri, namun terkadang ada kalanya kita yang harus mengalah. Biarkan mereka senang dengan keputusan ku, mereka sudah berhasil membuatku muak dan memilih resign. Aku tidak nyaman jika harus bekerja di tempat yang terasa seperti neraka bagiku. Andaikan saja setiap harinya Aku hanya bertemu kalian, mungkin semuanya akan baik-baik saja," ujarku sambil terkekeh, mengusap air mataku dan menatap teman-teman ku satu persatu.

"Tapi, Paola. Kami semua suka dengan kinerja mu, sejak kehadiran mu, bagian logistik sering mendapatkan penghargaan dan apresiasi lebih. Banyak inovasi dan perkembangan yang terjadi karena ide-ide mu," ujar Rommy dan Aku tersenyum adanya, memukul kecil lengan temannya kala Rommy berbicara serius, rasanya aneh sekali mendengar ucapan serius dari Rommy, Rommy jarang melakukan hal itu.

"M-mungkin, Aku akan mencoba peruntungan baru untuk mencari uang. Aku yakin rezeki ku tidak hanya di Perusahaan ini, Aku akan kembali mencari pekerjaan yang lebih baik. Mungkin memang sudah takdir ku untuk hanya bekerja selama satu setengah tahun disini," ujar ku, Aku merasakan Moana memeluk ku erat, begitu pula dengan Ella.

"Paola, pikirkanlah dengan baik-baik terlebih dahulu," ujar John, pria seusia Harry yang menjadi teman ku di perusahaan ini juga. Ia mengusap kepala ku dan Aku tersenyum padanya. Astaga, Bagaimana bisa Aku meninggalkan rekan kerja yang sangat baik hati dan enak diajak bekerja sama seperti mereka ini?!

"Aku sudah memikirkan nya secara matang, Aku sudah tau apa rencana ku setelah ini," ujar ku dengan hati-hati,  menoleh pada tiga puluh teman ku yang lain, yang memasang wajah sedih, Aku terkekeh melihat mereka semua. "Kenapa jadi sedih seperti ini sih?! Kita masih bisa berteman dan bertemu di luar kantor ini kan? Jika kalian lupa, kalian semua menyimpan nomor ponsel ku dan kalian bisa kapan pun menelfon ku, jika ingin mengajak jalan juga boleh," goda ku dan mereka semua semakin menampilkan wajah sedih mereka. Astaga, kenapa menjadi seperti ini? Aku tidak suka kesedihan ku juga berdampak pada mereka, mereka tidak pantas mendapatkan itu, biarkanlah kesedihan ku Aku saja yang merasakan, mereka tidak perlu merasakannya juga. Aku jadi merasa bersalah.

------------

Author's POV

"Tidak ada lagi yang menyapa kami semuanya setiap pagi dengan nada riang mu, Paola. Tidak ada cengiran dengan gigi-gigi kecilmu, tidak ada lagi wanita ceria yang senantiasa tersenyum setiap saatnya jika Kau resign dari sini," ujar Maggie, mereka semua mengangguk setuju akan ucapan Maggie. Semenjak ada Paola, ruangan Logistik ini semakin ramai dan berisik. Memberikan warna baru untuk para karyawannya dan tentunya menjadi lebih seru serta menyenangkan.

Amour [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang