[25] Small Talks

731 107 43
                                    

Vote sblm membaca, komen pas lg baca yaaa 😘😗😚😙

Author's POV

Posisi mereka tetap seperti itu selama beberapa jam, mengobrol ringan tentang hal-hal yang belum mereka ketahui sebelumnya. Satu fakta yang benar-benar mengejutkan Harry keluar dari bibir Paola, mengetahui bahwa belum ada satupun pria yang menyentuh wanita ini seperti yang Harry lakukan terhadapnya. Bagaimana bisa?

Wanita ini adalah pelacur di club yang terkenal sangat elit, hanya para petinggi dan orang-orang kaya yang dapat memasuki club tersebut dan bagaimana bisa Paola belum ada yang menyentuh tubuhnya selain Harry?

Harry terdiam selama beberapa detik, meneliti ekspresi Paola dan mencari kebohongan disana. "Pembual kecil yang handal," ujar Harry, menjawil hidung Paola dengan jarinya membuat Paola mendengus dan menggeleng, melepaskan jawilan tersebut dengan tangannya.

"Aku tidak berbohong!" ujar Paola, dia tampak berpikir lalu terkekeh. "Sepertinya tidak ada pria yang tertarik dengan tubuhku, mereka pasti memesan jalang senior seperti Molly atau Lolly dan yang lainnya," ujar Paola.

"Jadi, hanya Aku saja yang pernah melakukan seks denganmu? Atau Kau pernah melakukannya dengan pria lain tanpa dibayar?" tanya Harry. "Dengan kekasihmu?"

Paola tertawa kecil lalu menggeleng, "Tidak pernah. Pria mana yang mau menjadikan seorang jalang sepertiku menjadi kekasihnya," ujar Paola dengan senyuman kecilnya, menunduk sedih akan fakta tersebut, bahwa mungkin dimasa depan Ia akan dijauhi karena Ia adalah pekerja malam, tidak ada pria yang ingin menjadi kekasih atau suaminya.

"Kau ini lugu sekali. Bagaimana bisa Kau menyerahkan keperawanan mu pada klienmu seperti ku kemarin?" tanya Harry, menoyor kecil dahi Paola membuat Paola mendecak kecil. "Seharus nya Kau melakukan itu dengan kekasihmu, lalu bekerja di club setelah itu," ujar Harry, yang mana tidak akan merubah apapun, sudah terlanjur, keperawanan Paola sudah Ia ambil kemarin.

Paola terkekeh, "Tak apa. Kan di bayar, daripada gratis," ujar Paola dan Harry menatap matanya dengan tatapan geli. Kalimat lugunya membuat Harry tidak habis pikir dengan isi kepala wanita ini.

"Yang menyentuh tubuhmu siapa saja?" tanya Harry, Ia menunduk menatap leher Paola, sudah sangat banyak tanda yang sudah Ia buat hari ini, terlihat sangat pekat dan gelap.

"Uhm, ada beberapa orang, tapi Aku lupa," ujar Paola sambil tersenyum kecil. "Aku lebih suka menari, setelah satu putaran musik selesai, Aku boleh turun dari panggung tanpa disentuh siapapun," jelas Paola.

Harry mengangguk, matanya melirik sela-sela payudara Paola yang belum terdapat sebuah tanda darinya, maka Ia maju, menenggelamkan wajahnya diantara dada Paola dan membuat tanda disana. Paola mendesis kecil, "Tidak disentuh tapi dijadikan objek," gumam Harry dan Paola mendesah kecil.

"Aku tidak bisa mengontrol isi otak mereka, jika mereka menjadikanku objek atau membayangkan hal kotor tentang ku, itu urusan mereka. Mereka tidak mencuri-curi untuk menyentuhku dan hanya memberikanku tip berupa uang sudah sangat cukup," ujar Paola, meringis merasakan gigitan-gigitan Harry yang tidak berhenti jika dadanya tidak penuh oleh gigitannya.

"Aku menyentuhmu sekarang," ujar Harry dan Paola menghela napas lelah mendengarnya.

"Iya, tapi Kau membayar ku dengan tarif yang sesuai. Jika mereka kan hanya memberiku tarif sesuka mereka jika Aku menari diatas panggung," jelas Paola dan Harry mengangguk mengerti. "H-harry--- berhentilah, ahh," desah Paola saat pria ini sudah menyesap miliknya.

"Aku sudah membayarmu dengan tarif yang sesuai, bahkan lebih," ujar Harry dan Paola hanya bisa menghela napasnya mengalah, sadar jika Ia dibayar mahal untuk ini.

Amour [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang