[16] Resentful

878 119 77
                                    

Vote sblm membaca, komen pas lg baca yaaa 😙😚😗😘

Paola's POV

Aku terkikik kecil melihat wajah Ayah yang tampak menikmati masakanku, Aku baru saja datang dan meminta izin pada Polisi Wanita yang menjaga penjara hari ini untuk menemani Ayahku makan. Aku suka sedang makan malam bersama Ayahku sekarang.

Hari ini Aku memasakkan ayahku sapi lada hitam dengan bawang bombai dan irisan paprika, lalu Aku menambahkan nasi merah sebagai karbohidrat dan juga salad untuk Ayahku. Tidak lupa Aku membawakannya segelas teh hangat yang aku beli di toko minuman tadi, tak jauh dari penjara ini. "Paola, terima kasih banyak telah menyayangi ku," ujar Ayah dan Aku tersenyum lebar, merasakan usapannya pada kepalaku.

"Sama-sama, Dad. Tanpamu aku tidak akan bisa bertahan di Dunia ini," ujarku sambil menyengir.

"Besok adalah hari ulang tahun ibumu, kunjungilah dia di makamnya. Berikan Ia hadiah berupa bunga tulip kuning kesukaannya," ujar Ayah dan Aku mengangguk cepat.

"Okay. Tapi tahun ini Aku tidak bisa mengunjungi ibu bersamamu, Dad," ujarku dan Ayah hanya tersenyum.

"Tak apa. Empat tahun lagi Aku akan mengunjunginya," ujar Ayah dan Aku mengangguk.

"Aku berencana akan kuliah tahun depan, apakah boleh?" tanyaku, menggigit sepotong daging terakhirku.

Ayah terdiam, Ia menegak teh nya dan menatap mataku. "K-kau memiliki biaya untuk Kuliah, Paola?" tanya Ayahku dan Aku mengangguk ragu.

Aku sudah punya tabungan yang lumayan untuk kuliah empat semester, untuk sisanya, Aku bisa berkuliah sambil bekerja kelak. Aku juga akan melamar untuk mendapatkan beasiswa saat Aku di terima di Universitas kelak, untuk menghemat biaya.

Aku tak menyesal karena Aku menjalani hidup super hemat sekarang, agar nanti saat Aku sudah bisa keluar dari pekerjaanku di club, Aku bisa menikmati uang hasil kerja kerasku tanpa harus mengirit uang atau menghemat.

Aku membagi penghasilan ku ke tiga rekening, satu untuk makan dan keperluanku sekarang, satu untuk biaya kuliahku kelak dan satu untuk membuka usaha. Itu cukup sekali untuk Aku menghemat dan semua kebutuhanku terpenuhi, walaupun Aku memang tidak bisa hidup berfoya-foya sekarang.

"Aku tidak bisa bekerja seperti ini terus, Dad. Gajiku hanya cukup untuk diriku sendiri dan makan untukmu, itu saja Aku hanya bisa memberimu makan malam disini. Jadi, nanti ketika Kau keluar, Kau bisa hidup enak," ujarku sambil tersenyum.

Ayah mengusap kepalaku, "Aku tau Kau anak cerdas, lakukanlah segala hal dengan baik dan tekun, okay? Aku percaya padamu."

Aku mengangguk cepat, tersenyum sangat lebar lalu menghabiskan makanan kami. Hingga aku harus kembali masuk kedalam club dan mulai bekerja.

-------------

Author's POV

Ini jam enam pagi dan Paola baru saja bisa tidur setelah pulang dari club tempatnya bekerja, semalam Ia full dipesan untuk menari striptis dan Ia mendapatkan bayaran super banyak setelah menghabiskan waktu berjam-jam bersama Harry kemarin.

Harry benar-benar membayarnya fantastis, bahkan lebih besar daripada saat pertama kali Harry memesannya dulu. Paola dengan mata berbinar nya langsung saja membagi uang itu ke rekening-rekening nya yang lain.

Tidur lelap Paola terpaksa harus berhenti karena Ia mendengar suara ponsel yang sangat keras, hingga memekakkan telinganya membuat Ia mendesah sebal. Siapa yang menelfonnya sepagi ini.

"Halo?" sapa Paola dengan suara serak khas bangun tidur, Ia malas sekali membuka mulutnya untuk berbicara.

"Siapkan baju-bajumu ke Koper sekarang, gaun musim panas dan baju musim panas lainnya. Sendal musim panas dan segala kebutuhanmu, Aku menjemputmu jam dua siang ini."

Amour [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang