[6] Private Pole Dance

786 114 80
                                    

Vote sblm membaca, komen pas lg baca yaaa 😘😙😚😗

Author's POV

Harry baru saja menyelesaikan banyak tugasnya hari ini, bertemu dengan rekan kerjanya, mengatur barang yang akan di ekspor ke Timur Tengah dan rapat dengan karyawan-karyawannya serta Ia baru saja pulang dari Wales dan langsung kembali ke London dalam sehari, benar-benar padat namun Harry menyukainya, Ia suka jika Ia sibuk bekerja.

Harry melirik kearah salah satu bangunan yang terlihat sangat-sangat ramai, gadis-gadis seksi, pria-pria tua dan terlihat sangat kaya serta Harry dapat menangkap salah satu rekan kerjanya tadi keluar dari bangunan tersebut dengan seorang wanita seksi di belakangnya, mengikutinya memasuki mobil mewah milik Pria tersebut.

Terakhir kali Harry memasuki club tersebut adalah saat Ia masih kuliah dulu, sebelum Ia disibukkan oleh skripsi dan saat Ia masih sangat-sangat nakal. Sekarang Harry tidak terpikirkan lagi untuk melakukan itu karena Ia ditelan oleh pekerjaannya dan karirnya yang semakin baik, keuntungan perusahaan Riese Company naik sekitar 35% bulan ini semenjak Ia menjabat sebagai CEO.

Harry menghela napasnya, mungkin tidak ada salahnya sedikit menghibur diri didalam bangunan penuh dosa tersebut, Ia sudah sangat banyak melakukan pekerjaan hari ini dan ini waktunya memberikan dirinya sedikit hadiah. Harry memutar balikkan mobilnya, memarkirkan mobil mewah keluaran terbaru yang baru saja Ia beli hasil kerja kerasnya dan hanya ada dua mobil seperti itu di Dunia dan Ia mendapatkan salah satunya.

Harry keluar dari mobilnya, masuk kedalam ramainya club dan prostitusi yang paling terkenal dikalangan pejabat serta pengusaha di Manchester. Tidak sembarang orang yang bisa memasuki tempat ini, setidaknya mereka harus menghabiskan beratus-ratus pounsterling untuk sekadar minum atau menonton tarian striptis. "Long time no see, Mr. Styles," ujar security club berbadan kekar dan besar tersebut membuat Harry terkekeh kecil, Ia dengan santainya masuk tanpa kartu pengenal atau uang. Semua orang tau jika Pria ini adalah penerus tongkat estafet Riese Company.

Harry memesan segelas gin dengan kadar alkohol rendah, menyesapnya perlahan dan memerhatikan para wanita seksi itu berlalu lalang, Ia menyeringai kecil dan merasakan jantungnya berdegup kencang, gejolak napsu itu kembali menguasainya setelah Ia putus dari kekasihnya. Ia menghabiskan minumannya dan membayar, turun dari kursi putar bar dan berjalan menuju ruangan Fieri.

Fieri yang sedang menghitung uang tersebut terlonjak mendengar suara pintu terbuka, muncul Harry dengan pakaian lengkapnya membuat Fieri memuji betapa tampannya Pria didepannya tersebut. "Mr. Styles?" ujar Fieri dan Harry mengangguk.

"I want one of them for tonight, private strip tease and strip dance for one hour and I'll bring her to Hotel," ujar Harry tanpa basa-basi dan segera mengeluarkan dompetnya.

Fieri mengangguk, membuka laptopnya dan melihat jadwal malam ini. "Let me see if there's anyone unbooked tonight," ujar Fieri dan Ia sedikit mengerutkan dahinya saat yang tersisa hanya Lexy dan Molly untuk malam ini.

"Hanya Lexy dan Molly, Aku merekomendasikan mu untuk mengambil Molly karena Ia sudah dua tahun disini, sedangkan Lexy Ia baru empat bulan bekerja disini and tonight is the first time she can be booked," jelas Fieri, menatap Harry dengan tatapan terintimidasi karena tatapan Pria ini sangat tajam dan menyeramkan. Fieri saja takut, "Setidaknya Molly lebih berpengalaman," sambung germo tersebut.

"Lexy, please," ujar Harry dan mengeluarkan berlembar-lembar uang pecahan 50 poundsterling membuat Fieri terkejut.

"Itu terlalu banyak, Ia baru saja bekerja disini, Mr---"

"Tunjukan dimana Ruangan VVIP ku," ujar Harry, menyimpan dompetnya kembali dan Fieri menghela napasnya lalu menyimpan uang yang Harry berikan, berjanji akan memberikan Lexy banyak hadiah dan uang setelah ini karena wanita itu berhasil membuat CEO muda ini membayar mereka mahal padahal belum melihat wujud wanita itu secara langsung.

Amour [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang