[58] Talk and Warm

839 100 94
                                    

Vote sblm membaca, komen pas lg baca yaaa 😚😗😘😙

Author's POV

"Usia mu kan hampir dua puluh tujuh tahun, Harry. Memangnya tidak terpikir oleh mu untuk memiliki sebuah keluarga? Memperistri seorang wanita cantik yang cerdas, jika seperti ini terus, memangnya kau yakin kita bersama sampai tua?" tanya Paola, mata wanita itu menatap mata Harry dengan tatapan sendu nya. "Carilah pelabuhan terakhir mu. Aku juga akan tua nanti, Aku tidak akan selalu cantik, memang nya Kau mau bercinta denganku yang lama-lama akan menua?" tanya Paola dengan kekehan garingnya.

Harry menatap Paola dengan tatapan yang tidak dapat diartikan, mata wanita itu menyiratkan tatapan yang Harry tidak mengerti. Kenapa wanita ini kelihatan sedih? "Jika kau menua, Aku juga akan tua. Kita sama-sama akan menua," ujar Harry dengan dengusan kecilnya.

"Aku tau, namun Kau pria dewasa pemilik perusahaan besar seperti Riese Company ini. Kau membutuhkan anak untuk meneruskan perusahaan ini kan?" tanya Paola. Tangannya Ia letakkan didada Harry, ini kali kedua nya Ia membicarakan hal semacam ini dengan Harry.

"Ya, Aku mengerti. Tapi itu nanti, Aku masih muda dan Aku masih ingin fokus pada Perusahaan ini. Untuk urusan keturunan itu nanti," ujar Harry. Lalu Ia terkekeh setelahnya, "Lagi pula siapa yang ingin mengandung anakku," ujar Harry dan Paola mendengus kesal setelahnya.

"Hei! Banyak wanita yang ingin menjadi istri mu dan mengandung anakmu! Kau tinggal pilih saja, wanita cantik, wanita cerdas, wanita berkarir tinggi, siapa saja," ujar Paola sambil menepuk pundak Harry.

"Termasuk kau?"

------------

Paola's POV

"Termasuk kau?" tanya Harry membuatku terdiam, mencerna perkataannya lamat-lamat lalu tak lama Aku memaksakan sebuah tawa renyah dari bibir ku.

Aku? Mengandung anak Harry? Oh, apakah Harry bercanda Ia ingin memiliki Anak dari rahim seorang wanita seperti ku?

"Kau bercanda?" tanyaku sambil tertawa mengejek pada diriku sendiri.

Harry menghela napasnya lalu Ia menggeleng, "Sudah lah, sekarang giliran mu. Jika Kau, kau ingin bagaimana kedepannya?" tanya Harry padaku membuatku terdiam. Aku? Masa depanku? "Kau ingin mencari pria yang seperti apa untuk menjadi suami mu?" tanya Harry dan Aku menatap nanar pada dirinya. Suami?

Aku mengalihkan pandanganku darinya beberapa saat, merasakan air mata tiba-tiba saja memenuhi kelopak mataku. Sial, ini yang selalu ku takut kan. "Apakah Kau berpikir ada pria yang ingin menikahi ku dan menjadikan ku sebagai istrinya?" tanyaku, menatap matanya lekat-lekat.

"Kenapa tidak?" tanya Harry, Aku menggeleng kecil sambil terkekeh.

"Kau yakin ada pria yang mau denganku? Ayahku seorang kriminal, Aku pernah bekerja di Club sebagai penari striptis dan pemuas, lalu sekarang Aku menjadi seorang budak dari seorang pria. Kau yakin ada orang yang ingin menjadikan ku pasangan hidup mereka?" lirih ku pada Harry. Ada nada marah disana, tidak, Aku tidak marah padanya, Aku marah pada keadaan dan nasib ku. Diantara sekian banyak wanita di dunia ini, kenapa harus Aku? Kenapa harus Aku yang menjadi seperti ini?

Harry tampak tertegun akan perkataan ku barusan, lalu Ia mencoba membuka mulutnya namun tidak sanggup mengeluarkan sepatah katapun. "Maka dari itu, dulu saat Aku baru saja menjadi budak mu. Aku pernah berkata padamu untuk tidak membuang ku atau menjual ku kembali pada orang lain jika Kau sudah bosan denganku dan sudah bosan dengan tubuhku," lirih ku, Aku menyelipkan kedua tanganku pada perut Harry dan memeluknya erat. "Aku tidak mau menjadi budak pria lain, Harry. Aku takut, Aku tidak mengenal mereka dengan baik."

Amour [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang