[36] I Want It

1.1K 106 60
                                    

Vote sblm membaca, komen pas lg baca yaaa 😚😘😗😙

Warning 18+

Author's POV

"Kau hanya perlu bekerja dengan baik di Riese Company, patuh akan diriku, puaskan tubuhku dan sudah. Aku tidak menuntut apapun darimu jika Kau tau diri dan ingat posisimu."

Wajah Paola memerah mendengarnya, rasa kesal, marah, sedih, dan malu tiba-tiba muncul ke permukaan hatinya. Ia benar-benar sakit hati atas perkataan Harry tersebut, walaupun yang di ucapkan Harry memang benar dan adalah fakta, namun setidaknya pria itu lebih dapat menahan bibirnya saat Ia sedang marah pada Paola.

Air mata sudah menumpuk di pelupuk matanya, Ia menatap tajam pada Harry dan berusaha menahan air matanya. Ia tau Ia hanyalah pemuas nafsu bagi Harry, namun setidaknya Harry tidak perlu mengungkit itu lagi, cukup biarkan Paola bekerja tanpa terus mengingatkan hal itu padanya. Itu menganggunya. Alih-alih lepas dari dunia prostitusi, Paola justru berpindah menjadi wanita simpanan dan pemuas napsu pria di sampingnya ini, yang telah membelinya layaknya barang.

"M-maaf," cicit Paola kecil, Ia memunggungi Harry yang masih menyetir dengan sangat santai walaupun rahangnya masih mengeras dan tampak marah seperti tadi. Ia harus selalu ingat atas posisinya dan Ia harus meminta maaf pada majikannya tersebut.

Harry memberhentikan mobilnya didepan Gedung Apartemen mereka, Paola pikir Ia akan menurunkan Paola didalam parkiran khusus yang memiliki jalan akses langsung menuju Penthouse Harry, ternyata Paola salah, Harry menurunkannya didepan Gedung Apartemen yang artinya Paola tidak bisa menuju Penthouse Harry untuk mengambil beberapa barangnya yang masih tertinggal disana. "Keluarlah."

Paola menghela napas, tidak peduli akan beberapa baju-baju nya yang masih tertinggal dan beberapa barang lainnya, Ia keluar dari mobil Harry dengan mata yang memerah, menutup mobil Harry lalu berjalan meninggalkan mobil itu tanpa sepatah katapun. Paola menunduk, saat tubuhnya benar-benar masuk kedalam Gedung Apartemennya, Ia mulai menumpahkan semua air matanya yang sedari tadi Ia tahan.

Ia terisak kecil, berlari menuju lift dan Ia sadar sekali jika sedari tadi Ia diperhatikan oleh orang banyak. Ia mengelap air matanya dan mendengus kesal, Ia benar-benar kesal dan marah saat mengingat wajah Harry.

Harry masih memerhatikan punggung Paola, untuk memastikan wanita itu benar-benar masuk kedalam Gedung Apartemen, menghela napasnya, Ia tau Ia baru saja membuat wanita itu menangis karena ucapannya. Harry hanya memberi peringatan agar Paola tidak terlalu penasaran akan hidupnya, Ia tidak suka jika Paola mulai bertanya-tanya hal yang seharusnya tidak Ia tanyakan.

-----------

Paola menghela napasnya malas saat mengingat pesan Moana tadi, jika Ia harus mengantarkan beberapa map lagi untuk meminta tanda tangan pada Harry. Mau tidak mau Ia harus melakukannya, Paola tidak bisa menolak permintaan tolong dari rekan kerjanya tersebut. Hampir seminggu Ia tidak bertemu dengan Harry sejak kejadian yang membuatnya sedih tersebut.

Paola memeluk lima map kedepan dadanya, berjalan menuju lift ke lantai 20 tempat Harry bekerja, Ia menemukan Ash tampak sangat sibuk mengerjakan tugasnya. Ingin meminta tolong pada Ash, Ia tidak enak karena wanita itu juga sibuk. "Hei, Ash," sapa Paola sambil tersenyum pada Ash.

"Paola! Kau ingin kedalam?" tanya Ash dan Paola mengangguk.

"Ya, apakah ada Harry? Aku ingin meminta tanda tangannya," ujar Paola dan Ash mengangguk.

"Ada, masuk saja," ujar Ash, menunjuk pintu besar ruangan Harry. "Jangan lama, nanti Harry tidak mau berhenti," ujar Ash sambil tertawa.

Paola hanya tersenyum kecil, memilih untuk tidak membalas ucapan Ash dan mengetuk pintu Harry, lalu Ia masuk kedalam ruangan Harry dan menemukan Pria itu sibuk dengan laptop mahal keluaran baru miliknya.

Amour [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang