[22] Defence

718 109 83
                                    

Vote sblm membaca, komen pas lg baca yaaa 😚😙😗😘

Author's POV

Paola bergerak tidak nyaman diatas pangkuan pria tua ini sejak mengetahui Harry ada disini, berada di dekatnya dan memerhatikannya dengan tatapan sinis. Paola merasa Ia sedang di introgasi oleh tatapan tajam milik Pria itu. Seharusnya Ia menggoda pria tua yang memangkunya ini, namun Ia membeku saat melihat Harry juga ada disini.

"Kau sintal sekali, Sayang," ujar Pria tua ini dengan cukup lantang membuat Paola lagi-lagi memejamkan matanya tidak nyaman, menggelikan.

Ia melirik kearah Harry dan lagi-lagi pria itu seperti akan menerkam nya, Paola tersenyum kecil akan ucapan pria tua tersebut, seolah tidak memerdulikan Harry ada didekatnya dan Paola melingkarkan tangannya pada pundak Pria tua ini. "Terima kasih," ujarnya, Ia merutuk dalam hati karena setelah itu Ia merasakan tangan pria tua ini merasa bokongnya.

"Bekas apa ini, Sayang? Kau lupa menutupi bekas kissmark ini?" tanya Pria tua ini dan hati Paola mencelos setelahnya. Ia tentu tidak lupa untuk menutupi bekas cumbuan Harry pada tubuhnya, namun mungkin karena keringat dan hal lainnya, concealer dan foundation yang Ia gunakan menjadi luntur dan membuat kissmark nya terlihat. Paola melirik kearah Harry dengan tatapan takut, pria itu tidak mengeluarkan satu katapun sejak tadi dan hanya menunjukan wajah garangnya.

Pria tua ini terkekeh kecil yang menggelikan, lalu Ia hendak menenggelamkan wajahnya pada leher Paola dan Paola langsung saja menahan kepala pria tua yang gemuk ini. Sial, kedatangan Harry membuatnya tidak profesional dalam bekerja.

Paola menghela napasnya saat pria tua tersebut menatapnya bingung, mau tidak mau Ia membiarkan pria tua itu bersandar di lehernya dan demi apapun, ini adalah hal terburuk dan tidak ternyaman selama Ia bekerja di sini. Biasanya Ia akan biasa saja saat pria-pria tersebut memeluk atau menyentuh tubuhnya, namun kali ini sangat tidak nyaman. Bukan karena usia pria ini sudah tua, namun ada sesuatu yang membuatnya merasa tertekan dan terintimidasi luar biasa.

Paola bergerak tidak nyaman, Ia tidak suka dengan tatapan Harry yang seperti akan menggigitnya hidup-hidup. Tidak tahan dengan Harry yang menatapnya dengan tajam bercampur dengan tatapan meremehkan, Paola memberanikan dirinya untuk menatap tajam pada Harry, membalas tatapan pria itu tepat di mata hijau yang sekarang sudah menggelap tersebut. Walaupun Paola yakin Harry tidak akan terintimidasi sedikitpun dengan tatapan yang Ia berikan.

Mata Paola sedari tadi tidak beralih dari mata Harry, sekarang Ia menjalankan tangannya untuk mengusap lembut kepala pria tua ini, walaupun Ia juga sebenarnya tidak mau dan merasa amat geli. Paola ingin melihat ekspresi Harry, kenapa pria itu sedari tadi menatapnya dengan tatapan tidak suka dan tatapan mengintimidasi miliknya, Paola juga ingat saat Ia mengunjungi ayahnya beberapa hari yang lalu dan Harry berlagak seperti tidak mengenalnya sama sekali.

"Kau harum sekali, Sayang," ujar Pria tua itu, membuat Paola kembali bergerak tidak nyaman, Ia terpaksa memutus kontak matanya dengan Harry dan menunduk, menatap pria tua menggelikan yang mungkin saja memiliki anak serta istri yang menunggunya di rumah.

"Tuan, kumohon jangan membuat tanda apapun di kulitku," bisik Paola dan Pria tua ini untungnya tidak banyak mau, Ia langsung mengangguk menyetujui ucapan Paola.

"Apapun untukmu, Sayang," ujarnya dan Paola menghela napasnya kesal. Ia tidak suka di panggil dengan panggilan menggelikan itu oleh orang asing, Harry yang sudah beberapa kali memesannya dan bercinta dengannya sama sekali belum pernah memanggilnya dengan panggilan sayang tersebut, diwaktu biasa maupun saat mereka bercinta.

Para pria ini mengobrol sebentar, Paola pikir mereka akan mengobrol tentang bisnis, namun Ia sadar jika orang-orang penting ini tidak mungkin berbicara dengan bisnis ditempat umum seperti ini. "Selamat, Mr. Styles. Riese Company menang tender dengan Perusahaan Timue Tengah kemarin," ujar salah satu pria menyelamati Harry dan pria itu hanya tersenyum tipis dan mengangguk, menyesap minumannya dengan cepat dan menuangkan segelas lagi.

Amour [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang