[63] Examination

744 105 34
                                    

Vote sblm membaca, komen pas lg baca yaaa 😚😗😘😙

Author's POV

Harry dengan cepat berdiri, dengan Charlotte yang ada di gendongannya. Charlotte menatap Harry dengan tatapan bingungnya karena gerakan tiba-tiba dari Harry, segera Charlotte melingkarkan tangan mungilnya disekitar leher pamannya tersebut.

Mata Harry tertuju pada kamar, dimana tiga orang berprofesi sebagai dokter ahli forensik, psikolog, dan polisi keluar secara bersamaan. Harry segera menghampiri mereka dengan wajah cemas dan khawatir miliknya, berharap jika ketiga orang berbeda profesi itu masing-masing akan mengatakan hal yang baik mengenai Paola.

"Bagaimana keadaan Paola? Apakah Ia baik-baik saja?" tanya Harry, Ia membawa polisi, psikolog, dan dokter forensik tersebut kearah sofa ruang tamu, memberikan waktu sendiri untuk Paola di kamar mereka.

Polisi pria dengan perawakan besar tersebut mulai berbicara, "Kami sudah menyimpan hal-hal penting, semuanya sudah kami kumpulkan dari mulai bukti fisik dan psikis, foto pada tubuh Nona Castello, rekaman suara Nona Castello yang menjelaskan tentang dirinya dan semua rekam medis padanya secara detail. Aku menjamin bahwa hukuman Mark akan bertambah begitupula dengan denda yang Ia dapatkan. Kami akan proses ini hingga keputusan hakim untuk menambahkan masa hukuman keluar, kami akan menghubungimu nanti, Mr. Styles," ujar Polisi dan Harry mengangguk cepat.

"Baiklah, terima kasih banyak. Beritahu Aku jika ada informasi yang penting dan jika ada sesuatu yang diperlukan untuk proses ini," ujar Harry, Ia mengangkat tubuh Charlotte lebih tinggi lagi, Charlotte hanya memandang wajah keempat manusia dewasa tersebut dengan tatapan polosnya, Ia tidak mengerti apa yang terjadi, yang Ia kenal disini hanyalah Harry, lantas balita kecil itu menempel pada Harry sambil terus memainkan jari pamannya tersebut. "Aku ingin hukuman Mark bertambah, begitupula dengan denda yang Ia dapatkan, Aku juga mau saat Ia keluar dari penjara nanti, Ia mendapatkan perjanjian untuk menjaga jarak setidaknya lima meter dari Paola."

Polisi mengangguk, "Baik, Mr. Styles," ujar Polisi, Ia menoleh pada Dokter Forensik dan Psikolog untuk melaporkan hasil yang mereka dapatkan dari Paola kepada Harry.

"Kami menemukan beberapa lebam keunguan kecil yang ada di pinggul nona Paola, terdapat tiga buah lebam kecil yang berwarna biru keunguan menuju hijau, ku perkirakan lebam itu terjadi empat hari yang lalu, tepat dimana Nona Paola mendapatkan pelecehan seksual tersebut. Juga terdapat luka gigitan di bibirnya dan membengkak," ujar Dokter Forensik dan Harry mengangguk.

"Benar, itu semua Ia dapatkan dari Mark beberapa hari yang lalu," ujar Harry, disambut anggukan oleh Dokter Forensik tersebut. "Ia mengatakannya padaku."

"Saranku, jaga Nona Paola dengan baik, jangan sampai Ia mendapatkan lebam baru yang akan memengaruhi bukti forensik ini dan memperparah lebam dan luka di bibirnya. Aku takut di pengecekan berikut nya, bukti ini akan tertutup andai saja ada lebam baru atau luka baru pada bibir Nona Paola, karena warna memar akan sangat membantu dalam mengetahui kapan hal tersebut terjadi, jangan membuat warna tersebut berubah menjadi kembali segar. Jika itu terjadi, maka bukti akan dinyatakan tidak valid untuk mengecekan selanjutnya dan penyebab lebam ini bukan Mark, melainkan kelalaian korban atau hal yang tidak disengaja," ujar Dokter Forensik dan Harry mengangguk paham.

"Baiklah, Aku mengerti."

Dokter Forensik beralih, kini Harry dihadapkan dengan Psikolog yang membantu Paola. Dimana hal ini adalah hal yang paling dicemaskan oleh Harry. "Bagaimana keadaan psikis Paola?" tanya Harry dengan cemas. Dibandingkan dengan Polisi dan Dokter Forensik tadi, Harry mencemaskan mengenai psikis Paola.

Psikolog tersebut tersenyum kecil, "Nona Paola masih didalam masa stres, Aku takut jika ini terus berlanjut, maka Nona Paola akan mengalami depresi. Dalam beberapa kasus pelecehan seksual yang pernah Aku tangani, reaksi korban berbeda-beda. Namun di kasus Nona Paola, Ia cenderung diam, bahkan sangat diam. Kami harus membujuknya dan menenangkannya terlebih dahulu agar Ia mau bercerita, Ia juga melamun dengan tatapan mata yang kosong," ujar Psikolog tersebut dan Harry mengangguk.

Amour [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang