[53] Unusual Girl

895 99 53
                                    

Vote sblm membaca, komen pas lg baca yaaa 😙😚😘😗

Author's POV

Harry tidak pernah berpikir sebelumnya untuk menjalani hubungan semacam ini dengan seorang wanita, saat bersama beberapa mantan-mantannya dulu, Ia hanya berjalan-jalan, mengobrol hal yang tidak terlalu penting, dan bercinta. Itu saja. Tidak pernah terbesit dikepalanya untuk menjalani hubungan yang lebih menjaga, ada komitmen yang tidak sengaja timbul saat Ia memutuskan untuk menggenggam tangan Paola bersamanya.

Harry pikir, Ia akan bersama Paola hanya untuk tidur dan bercinta, menghabiskan malam dan sudah, tidak ada lagi selain itu karena sejak awal, Harry telah menebus Paola hanya untuk itu, namun semakin kesini rasanya Ia terlalu membiarkan Paola menjadi salah satu dari anggota Rumahnya. Membiarkan wanita itu berkeliaran di rumahnya, memasak, tidur siang, mandi, bermain bersama anjingnya dan melakukan hal normal lain diluar bercinta.

Disini lah mereka, bergandengan tangan dengan semangkuk frozen yoghurt ditangan masing-masing, Paola tertawa riang saat melihat beberapa angsa dan bebek yang mengikuti mereka dari belakang. "Mereka mengikuti kita!" ujar Paola dengan senyuman lebarnya.

Harry tersenyum, "Maka dari itu berhenti membuat suara kwek-kwek seperti itu, mereka kira kita adalah sebagian dari mereka," ujar Harry dengan dengusannya, Ia menjilat yoghurt bekunya dan menggigit buah pisang yang Ia pilih untuk topping.

"Kwek-kwek-kwek-kwek," Paola tidak memperdulikan peringatan Harry, Ia terus mengikuti suara bebek hingga beberapa ekor bebek dan angsa tersebut mengikuti mereka.

"Paola," ujar Harry dengan nada peringatan, sedangkan Paola hanya tertawa dan mengangguk.

"Maaf. Sudah sana, pergi!" ujar Paola pada bebek-bebek dan angsa-angsa tersebut, Ia menghentakkan kakinya membuat para hewan tersebut menjauh.

"Kau ingin makan siang dimana?" tanya Harry, dari ujung matanya Ia bisa melihat beberapa anak lelaki sekolahan yang tampak nakal, tentulah mereka adalah anak-anak orang kaya London yang sangat sembrono, dengan harta orang tua yang bergelimang terkadang membuat Harry muak dengan gaya mereka, Harry sekarang mengerti kenapa dulu Ayahnya selalu mengajarinya dengan tegas dan tidak boleh seenaknya.

Anak-anak laki-laki tersebut melewati mereka, spontan Harry melepaskan genggaman tangannya dengan Paola lalu langsung merangkul pinggul Paola dengan posesif. Para anak lelaki itu tampaknya seumuran Paola, dengan gaya serampangan yang menjijikan, mereka mengerlingkan mata mereka pada Paola yang tampaknya tidak sadar dengan tatapan nakal yang dikeluarkan oleh para anak lelaki itu. Ia hanya fokus pada frozen yoghurt nya dan menjilat bibirnya.

"Aku ingin makan siang di Restoran Jepang, tapi Aku juga ingin memasak," ujar Paola, menoleh pada Harry. "Kenapa?" tanya Paola, melihat ekspresi keras yang dikeluarkan Harry, Ia pikir Ia baru saja membuat kesalahan sehingga membuat pria itu kesal.

Harry menggeleng, "Anak-anak remaja itu menatapmu seakan mereka ingin menyentuh tubuhmu," ujar Harry, membuat Paola menoleh kebelakang dan Ia terkesiap saat dirinya ternyata sedang ditatap oleh anak-anak lelaki yang dimaksud Harry, benar kata Harry, mereka tampak sedikit mengerikan. "Jangan menoleh," ujar Harry, menekan kepala Paola untuk bersandar di bahunya.

"Mereka terlihat seumuran denganku, bukan remaja lagi," ujar Paola, Ia lanjut menikmati yoghurt bekunya yang menyegarkan.

"Umur 19 tahun itu masih remaja, Paola. Tahun depan Kau akan menjadi dewasa," ujar Harry dan Paola memajukan bibirnya kesal.

"Aku sudah dewasa!"

"Kau belum," ujar Harry dengan memutar kedua bola matanya.

"Lalu jika Kau apa? Sudah tua, begitu?" tanya Paola dengan kekehan jahilnya.

Amour [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang