[79] Done

462 97 75
                                    

Vote sblm membaca, komen pas lg baca yaaa 😗😚😙😘

Author's POV

Paola menatap Harry dengan tatapan menantang, kali ini Ia tidak akan diam saja disaat pria itu menghindarinya atau memberikan banyak sekali alasan untuk menghindari bertemu atau mengobrol dengan Paola. "Kenapa Kau melakukan ini?" tanya Paola dengan penekanan disetiap katanya.

"Apa yang Kau bicarakan?" tanya Harry, Ia menunduk menatap Paola dengan alis yang tertaut. "Aku tidak menghindarimu," ujar Harry, Ia masih berusaha tenang menghadapi wanita didepannya ini.

"Kau menghindariku! Kau pulang selalu malam, jam sepuluh atau jam sebelas padahal Aku tau Kau pulang bekerja jam tujuh! Jangan anggap Aku terlalu polos dan bodoh, Harry," ujar Paola. Ia menatap Harry dengan tatapan nyalang dan marahnya, Ia tau jadwal Harry dari Ash, tentu saja Ash tau kapan Harry datang ke kantor dan pulang, namun apa yang di katakan Ash sama sekali tidak sama dengan apa yang Ia dapati di rumah.

"Ku rasa itu bukan urusanmu Aku pulang jam berapa, Kau tidak tau urusan apa saja yang Aku kerjakan," ujar Harry, Ia ingin keluar meninggalkan Paola namun wanita itu langsung menahan lengannya. "Apa lagi?"

"Urusan bersama Leona di rumahnya," ujar Paola dengan nada mengejek. Ia menatap Harry sambil terkekeh sinis lalu menghela napasnya. "Itu yang Kau bilang urusan pekerjaan?"

"Kau tidak perlu membawa Leona kedalam hal ini," ujar Harry, Ia mulai jengah dengan apa yang di katakan Paola.

"Jika Kau sudah menemukan wanita lain entah itu Leona atau siapapun, lepas Aku!" ujar Paola dan rahang Harry seketika mengeras, Ia mulai melangkah menuju keluar kamar mereka namun tiba-tiba langkahnya terhenti mendengar ucapan Paola baru saja. Melepas dirinya?

Harry terkekeh, "Melepaskan mu? Kenapa? Kau mau mencari majikan lain? Pria lain, begitu? Kau kurang puas dengan apa yang sudah Aku berikan padamu?" tanya Harry, Ia berbalik dan melangkah mendekat pada Paola. "Kau ingin Aku belikan apa lagi?" tanya Harry dan mata Paola berair mendengar ucapan pria didepannya tersebut.

"Aku tidak menginginkan uang darimu atau barang-barang darimu, Harry!" ujar Paola, Ia tidak berhasil menahan air matanya, membiarkan air matanya turun bersama dengan emosinya yang Ia luapkan. "Apakah Aku pernah meminta Kau membelikan ku barang-barang mewah? Apakah Aku pernah meminta mu membelikan ku rumah mewah atau apakah Aku pernah menentukan jumlah uang dan meminta uang padamu? Aku hanya selalu menerima itu darimu tanpa Aku yang memintanya!"

"Paola---"

"Kau selalu memaksakan apa yang Kau kehendaki, apakah Kau pernah menanyakan perasaan ku disaat kau menuntut ku untuk melakukan sesuatu atau disaat Kau mengatur hidupku? Disaat Kau membatasi Aku bertemu dengan orang lain padahal itu ayahku atau orang yang tidak pernah berbuat jahat padaku seperti Ralph? Mau tidak mau, ikhlas tidak ikhlas, Aku tetap harus menuruti perkataan mu karena apa? Karena Kau akan selalu berkata jika Aku ini adalah budak mu, Aku adalah wanita yang Kau bebaskan dari prostitusi!" teriak Paola, Ia mendekat pada Harry dan menunjuk dada Harry.

Harry mengeraskan rahangnya, Ia tidak ingin balik berteriak pada Paola dan Ia menahan tangan Paola yang mulai menunjuk-nunjuk dadanya. "Paola, dengarkan Ak---"

"Aku sudah selalu mendengar mu! Kau yang tidak pernah mendengarkan ku!" ujar Paola. "Terima kasih banyak karena telah menebusku! Tapi bisakah Kau sekali saja tidak mengungkit-ungkit tentang siapa Aku disini? Tentang status sialan kita jika Aku adalah budak mu dan Kau adalah majikanku! Disaat Aku mulai mengeluarkan argumen ku, Kau selalu menghentikan ku dengan hal itu, bahwa Aku hanyalah budak mu! Aku memang budak mu, tapi Aku ini manusia, bukan peliharaanmu! Aku manusia yang bisa mengutarakan pendapat dan isi pikiranku!"

Amour [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang