you didn't care about me

65 11 0
                                    

Hari kelima ospek terasa melankolis akibat beberapa kalimat perpisahan yang sempat diucapkan para kakak pembimbing diwaktu pagi hari, sebelum pengisian materi dimulai.

"Gak kerasa ya ini hari terakhir kalian berada di ruangan ini."

"Iya, padahal hari pertama kalian masih malu-malu antar satu sama lain."

"Sekarang malah malu-maluin," telunjuk Kak Ryan tertuju kepada Rizky yang cengengesan.

Kedua mataku bergulir ke arah Kak Ace yang semula sibuk mendokumentasi menggunakan kameranya hingga sebuah panggilan diponselnya berbunyi. Ia mengangkatnya dengan tergesa seraya melangkah keluar ruangan. Rasa penasaran terus menghantui bahkan sampai lelaki itu kembali masuk ke kelas untuk mengatakan beberapa hal kepada Kak Julia dan Kak Helen.

Setelah mendapat anggukan dari keduanya, Kak Ace menyerahkan kamera, dan beranjak pergi dengan langkah terburu-buru. Sempat ada sebuah ucapan dari bibir Kak Helen yang tak sengaja menggema melalui pengeras suara meskipun microphone yang ia genggam sudah dijauhkan.

"Yaudah, buruan lari!"

Sebelum dosen memasuki kelas untuk memaparan materi, para kakak pembimbing mengarahkan kami untuk bermain game.

Sistem permainan ini yaitu dengan mengambil potongan peta dari kelompok lain untuk mengisi bagian peta milik masing-masing kelompok yang hilang. Tentu saja peta yang dimiliki tiap kelompok berbeda, begitu pula dengan potongan sisa yang didapatkan secara random. Untuk mengambil potongan lainnya dari kelompok lain yaitu dengan cara menjawab pertanyaan yang diberikan oleh ketua kelompok yang bersangkutan. Jika benar akan diberi potongan peta yang diinginkan, jika salah bisa meminta ganti soal hingga jawabannya benar, dan jika menyerah bisa dilewati pertanyaan lalu pindah ke kelompok lain.

Kelompokku kebagian peta dengan bagian belakang berwarna biru laut. Namun tak sedikit pula potongan peta dengan bagian belakang berwarna lain seperti merah, hijau, dan kuning yang dimiliki kelompokku. Bagi seluruh potongan berwarna biru pun kami susun dengan rapi di atas karpet. Dan sisa potongan peta dengan warna yang tidak sesuai itu seolah menunggu dijemput oleh para pemilik aslinya.

Terlalu malas bergerak ke sana kemari untuk mengumpulkan bagian peta lainnya membuatku, Cantika, dan beberapa anak kelompokku memutuskan untuk duduk melingkar dari peta yang telah kami susun. Keadaan kelas sangat rusuh, banyak yang berbincang, bercanda, hingga berteriak karena memperebutkan potongan peta dengan penuh emosi. Tak sedikit pula yang berjalan kesana kemarin hingga kejar-kejaran di dalam kelas.

Aku yang awalnya sedang mengobrol bersama beberapa temanku tiba-tiba dikagetkan dengan kemunculan Kak Ace dari balik pintu kelas. Kemudian ia terlihat menyelinap dari banyak orang yang berlalu lalang. Tubuhku sontak menegang begitu menyadari sosoknya memilih untuk duduk menyender dinding di belakangku. Napasnya yang terengah-engah terdengar sangat jelas meski ada jarak diantara kami.

"Keira, boleh minta minum gak ya?"

Ia mengetuk pelan jari telunjuknya sebanyak tiga kali di pundakku. Aku yang menoleh sekilas pun mengangguk dan buru-buru menyerahkan botol minum.

"Makasih."

Kebetulan kelompokku berada di pojok belakang kelas. Sehingga ketika berbalik aku sudah bisa menemukan Kak Ace tengah menyender tembok dengan napas memburu seraya menegak air dari botolku sesekali. Aku pun memanfaatkan momen tersebut untuk mengamati sosoknya yang bermandikan peluh, membuatku mengira bahwa ia habis berlari marathon. Ia menarik-hempaskan kemejanya supaya udara dingin bisa segera menetralkan suhu tubuhnya. Serta menyeka tetesan keringat yang mengalir dipelipis dan lehernya.

Reaksinya pun sangat lucu ketika menyadari air dibotolku tersisa sedikit akibat dirinya,"Eh, maaf banget, gara-gara aku jadi sisa sedikit. Habis kelar game aku isi ulang ya?" Rautnya panik seraya menunjukkan kondisi air didalam botol ninuman milikku.

if only,Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang