i understood my feelings

32 4 8
                                    

Namun sayang, aku yang berniat hendak mengindar, keesokan harinya malah harus dipertemukan oleh Kai karena sebuah kebetulan.

"H-Hai," sapaku kepadanya yang ada di ambang pintu salah satu kelas gedung C lantai 2.

Sedangkan Kai hanya diam dan terus memperhatikanku yang hendak melangkah masuk.

"Mau kemana?" Pertanyaannya spontan menghentikan pergerakanku.

"Ke dalem."

"Cari apa?"

"Dosen gue kehilangan dompet. Katanya kemungkinan ketinggalan di sini. Jadi gue disuruh buat cari," jelasku.

"Wih, ada tamu," celetuk seseorang dari dalam kelas.

Tak lama kemudian sosok Kak Leon dan Kak Dito muncul, menghampiri kami berdua yang saling berhadapan.

"Cari siapa? Gue ya?" Tanya Kak Leon seraya cengengesan.

"Najis," celetuk Kak Dito.

"Dompet. Lo lihat gak?" Kai langsung menodong pertanyaan kepada mereka untuk membantuku.

"Dompet? Itumah pasti udah diembat Leon duluan," sahut Kak Dito

"Pala lo kotak! Kagak. Bukan gue!" Kak Leon menggeleng.

"Halah ngaku aja lo."

"Gue pitakin juga pala lo!"

Disela-sela pertikaian Kak Dito dan Kak Leon yang terjalin, Kai pun menjelaskan kepadaku.

"Kelas ini terakhir dipakai kita. Seinget gue gak ada dompet. Mungkin jatuh di tempat lain."

Aku mengangguk-angguk paham, "Ah gitu, tapi kayaknya gue mau coba cari ke dalam dulu, gakpapa kan?"

"Udah gue bilang gak ada. Batu amat jadi orang."

Aku mendengus kesal, "Yaudah kali, mau ngecek sekali lagi. Pelit amat, berasa ini wilayah nenek moyang lo."

"Wah, mulai serem. Yuk cabut, Yon."

Kak Dito yang mendengar nada bicaraku mulai meninggi karena kesal lantas menepuk pundak Kak Leon sebagai kode. Itu membuat keduanya lantas berangsur keluar dari area kelas dengan raut jenaka.

"Cabut dulu, bro! Pepet terus jangan lupa!" Sahut Kak Dito

"Kalau jadian bayarin UKT gue!"

"Mikir dikit anjir." Kemudian Kak Dito menjitak kepala Kak Leon.

Aku yang malu lantas berusaha menyembunyikan jejak kemerahan yang ada dipipi dengan cara membuang muka. Sedangkan Kai yang menghiraukan godaan itu hanya melangkah masuk ke dalam kelas dengan sikap tenang.

Melihatnya yang tampak biasa saja membuatku kembali berpikir, pasti dia tidak pernah memiliki niat mendekati yang menjurus ke dalam romantisasi. Tentu saja, karena ia sudah memiliki pacar. Aku berpikiran apa sih sebenarnya?

"Kronologinya gimana?" Tanyanya seraya menghampiri meja dosen.

"Dosen gue, Bu Andjani, katanya kehilangan dompet dan terakhir kelas di sini. Selain gue, juga ada beberapa anak lain di suruh bantu cari di beberapa tempat berbeda." Aku mulai melangkah masuk ke dalam kelas.

"Kelas ditunda?"

"Ya mau gimana lagi? Dosen gue panik banget. Gimana gue sama yang lain gak ikut panik."

Kai sempat berpikir sesaat, lalu ia membalikan badan dan menatapku, "Kalau di sini gak ketemu, coba tanya ke petugas lost and found. Siapa tau di sana. Atau laporan dosen lo dulu aja."

"Oke oke." Aku buru-buru mengalihkan pandang darinya.

Kemudian ia kembali bertanya.

"Jadi mau makan bebek goreng nanti?"

if only,Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang