we didn't have a movie appointment

17 4 0
                                    

Ini adalah potongan cerita yang Ace alami pada siang hari sebelum janji menonton bersama dengan Keira.

Setelah mengobrol singkat dengan Sha melalui telpon setelah bertahun-tahun lamanya. Juga memikirkan segalanya hingga melewati jam tidur, pada akhirnya Ace membulatkan sebuah keputusan.

Keputusan yang nantinya akan menghancurkan hati satu orang.

Meski merasa bersalah, tapi itulah hal yang harus ia lakukan. Baik karena keadaan dan perasaan yang ia miliki, semuanya ternyata masih merujuk kepada Sha. Dan Ace enggan terlalu lama membuat Keira menderita akibat ketidakpastian. Maka, rencana menonton dengan Keira yang semula ditujukan untuk mengungkapkan perasaan suka, malah berakhir sebaliknya.

Karena itu, Ace terus menerus kepikiran sepanjang waktu. Bahkan sejak mempersiapkan kegiatan expo UKM kampus pagi hari sampai berganti siang, Ace tidak bisa untuk tidak bersikap layaknya orang yang dibebani banyak pikiran. Sosoknya yang banyak melamun tentu dipertanyakan oleh para kenalannya yang berlalu-lalang. 

Namun pada saat berjaga di area donor darah, tiba-tiba saja Sha menelpon. Hal itulah yang membuatnya segera pergi ke daerah yang lumayan sepi, yaitu area pintu keluar.

"Halo?"

"Hai, babe. Good news, kayaknya aku bakal pulang malam ini. Tapi, aku harus mampir dulu ke Singapore."

Mendengarnya refleks membuat senyum Ace terukir.

"Oke. Safe flight, Sha."

"Why?"

"Hm?" Ace bingung.

"Why don't you call me baby? Bukannya kita udah baik-baik aja?"

Ace terkekeh, "Oke babe."

"Fyi, aku gak pernah anggap kita putus. Bahkan selama kita gak berkomunikasi, aku selalu nolak ajakan banyak cowok. So, I hope you also do the same."

Senyum Ace perlahan luntur, lalu ia menggigit bibirnya resah, "Kamu mau kemana begitu sampai Indonesia? Aku bayarin deh."

Dan menghindar adalah jurus andalannya.

"Serius?" Nada suara Sha terdengar bahagia, "Aku mau lakuin hal yang sering kita lakuin waktu sekolah."

"Apa tuh?"

"Uhm ... misalnya beli cemilan di abang-abang pinggir jalan, naik sepeda keliling perumahan, terus— ah, iya! Gimana kalau kita nonton?" Tawar Sha.

"Nonton? Boleh. Di rumah aku? Atau dimana?"

"Nonton cinema dong, By. Udah lama aku gak ke bioskop. Apalagi ngikutin film-film Indonesia. Ada yang bagus tayang minggu ini gak?"

"Sayangnya aku juga jarang ikutin film-film yang tayang di bioskop."

"Yaudah nanti aku cari tau dulu deh."

"Oke, oke. Eh kalau gitu telponnya udahan dulu gimana? Lanjut nanti. Aku masih harus jaga nih."

"Oh iya, lupa kalau kamu ada campus event."

"It's okay. Nanti aku telpon lagi ya."

"Oke. Kalau itu bye bye, By. See you on Saturday."

"Bye."

Perasaan Ace berbunga sama seperti dengan senyuman yang terukir di wajahnya kini. Namun itu semua harus berakhir ketika ia membalikkan badan. Ia yang berniat hendak kembali menuju ke pos jaganya, malah berujung menemukan sosok Keira dari kejauhan tengah melangkah mendekat bersama dengan kerumunan teman-temannya. Ace pun sontak membatu di tempat.

if only,Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang