i could stop liking him

14 6 0
                                    

Selama perjalanan pulang tiada satupun kata yang terucap dari bibirku untuk Kak Ace. Aku terus berusaha menjaga jarak. Bahkan hanya terkekeh garing diantara tawa semua orang pada saat dirinya berusaha melawak. Memikirkan kembali apa yang diucapkan Natalie dan Kak Felix membuatku semakin sadar apabila selama ini aku tengah bersama dengan orang yang lebih buruk dari dugaanku. Dan semua momen di antara kami, termasuk senyuman dan ciuman itu, pastinya bukan apa-apa baginya.

Aku merasa sangat bodoh.

Bodoh sekali.

Dan itulah yang membuatku terus termenung saat di dalam mobil, sampai melangkah memasuki lorong hotel seorang diri karena hendak beristirahat di dalam kamar di saat yang lain memilih untuk mengunjungi kolam renang terlebih dahulu.

"Keira?"

Tiba-tiba saja seseorang mendatangiku pada saat aku hendak membuka pintu kamar.

"K-Kak Reanna?"

Perempuan berambut pendek itu berjalan mendekat, "Gak usah panggil 'Kak'. Cukup Ann aja."

Aku mengangguk-angguk pelan, "Oke."

Sempat terjalin kecanggungan diantara kami sesaat. Sampai akhirnya, Ann kembali bertanya.

"Ace lagi bareng sama kamu gak ya?"

Mendengarnya membuatku spontan mengalihkan pandang dari kedua matanya, "Enggak. Yang lain pada di kolam renang."

"Oh gitu." Kemudian tangan kanannya yang tengah menggenggam sesuatu perlahan ia masukkan ke dalam kantong jaketnya.

"Okedeh, kalau gitu. Aku balik dulu ke kamar. Makasih ya," tambahnya membuatku mengangguk.

Sedangkan saat Ann melangkah pergi, barulah aku teringat akan suatu hal yang membuatku buru-buru memanggilnya lagi.

"Ann, tunggu!"

Ia membalikkan badan seraya menatapku kebingungan.

"Kenapa?"

"Aku mau tanya sesuatu," ucapku membuatnya semakin penasaran. "Tentang Kak Ace."

Ann lantas mengambil langkah mendekat, "Oke. Kamu mau tanya apa?"

"Soal yang pernyataan Natalie sebelumnya, aku bingung kenapa dia sebut-sebut peliharaan dan juga proyek yang dia maksud itu apa ya?"

Ann hanya terkekeh, namun ada sedikit gurat aneh dibalik wajah tenangnya itu.

"Jadi dia ikutan proyek ormawa gitu dan dia minta aku buat bantuin dia. Eh, ternyata justru diapresiasi sama banyak dosen. Makanya bisa dipajang di art gallery jurusan seni rupa."

Aku tertegun, "Emang karyanya tentang apa, Kak?"

"'Ō'ō kaua'i. Burung penghisap madu Hawaii yang udah punah. Dan dari situ beberapa orang manggil aku yang ada kaitannya dengan burung. Termasuk si Natalie."

Aku seperti pernah mendengarnya. Bukankah itu jenis burung pada lukisan milik Kak Ace yang pernah aku datangi di art gallery seni rupa sebelumnya?

"Ah, gitu. Berarti dulu pernah dekat ya sama Kak Ace?"

Ia menatapku beberapa saat, memberi jeda yang cukup lama hingga ia membalas pertanyaanku.

"Sebenarnya aku lebih penasaran kenapa kamu tanya gitu."

Aku terdiam, menatap wajah Ann yang kini beralih dingin. Perubahan yang terjadi tentu mengejutkanku. Apa jangan-jangan ia sengaja bersikap baik diawal agar bisa mengetahui sesuatu dariku? Atau ia berubah pandangan terhadapku setelah mendengar kalimat jahat yang diutarakan Natalie sebelumnya?

if only,Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang