i understood what he meant [part 1]

16 6 0
                                    

Setelah istirahat usai, kami para mahasiswa baru diminta untuk berkumpul di lapangan dengan sebuah panggung sederhana berada ditengahnya. Tentu saja, aku beserta ketiga temanku sangat tidak sabar terhadap rangkaian acara selanjutnya yang berupa konser penutup dengan RAN sebagai guest star. Kami berempat sibuk menyusup diantara kerumunan dan menyaksikan para host yang tengah melakukan obrolan singkat sebagai pembukaan.

Dan tak lama kemudian, artis ibukota yang kami nantikan muncul juga.

Kami para mahasiswa baru pun berjingkrak-jingkrak heboh dibawah teriknya sinar matahari seraya ikut menyanyikan lagu yang dibawakan RAN meski bersuara sumbang. Selain itu, kami berempat juga sibuk mendokumentasikan setiap momen dimana kami bersenang-senang. Mulai dari Jihan yang berteriak nyaring, Bella yang justru menari bak biduan, serta gelak tawa Cantika yang khas saat melihatku melompat-lompat tak karuan ke sana kemari. Hingga sesi konser usai, Bella meminta tolong Niko untuk mengambil foto kami berempat dengan kerumunan orang yang tengah berdiri di depan panggung sebagai latar belakangnya.

Sedangkan Kai, sosoknya langsung bisa aku temukan tengah duduk di salah satu kursi tenda yang lengang dengan kedua tangan terlipat di depan dada dan sorot tajam mengarah kepada kami. Jujur saja, semisal aku orang biasa yang tidak sempat mengenal sifat aslinya, pasti akan merasa ketakutan karena ia begitu menyeramkan, mulai dari tatapan, tabiat, juga tubuhnya yang tinggi besar.

Aku pikir selanjutnya adalah pulang. Namun ketua BEM U[1] yang bernama Yudha mengambil alih microphone dan memberi perintah agar kami tidak meninggalkan stadion terlebih dahulu.

"Tolong jangan meninggalkan stadion terlebih dahulu ya, masih ada kegiatan lainnya dari BEM masing-masing tiap fakultas."

Dan ternyata, kami diminta untuk berkumpul pada barisan bedasarkan fakultas. Sebuah tongkat dengan bendera berwarna beragam— tergantung pada warna masing-masing fakultas— digunakan sebagai tanda keberadaan barisan fakultas tersebut. Tongkat bendera itu sendiri dibawa oleh perwakilan dari senior BEM tiap fakultas.

"Semuanya harap berkumpul pada barisan fakultasnya masing-masing ya, bisa dilihat dari warna bendera yang dikibarkan, diujung dari kiri saya ada FH, lalu FISIP, kemudian FEB...." Kak Yudha menyebutkan tiap fakultas yang ada, hingga nama fakultasku disebut, yaitu Fakultas Seni dan Budaya.

Ketika sudah berjalan mendekat menuju ke barisan FSB, bisa aku temukan dengan jelas bahwa sosok yang tengah mengibarkan bendera fakultas seni yang berwarna putih itu adalah Kak Ryan dengan Kak Ace yang berdiri di sebelahnya.

Aku terus berusaha memperhatikan Kak Ace dari sela kerumunan para mahasiswa fakultas seni. Ia terus memantau keadaan sekitar dengan raut serius. Kemudian setelah melakukan obrolan singkat dengan seorang senior lain, ia lantas berjalan mendekat dan berseru untuk meminta kami agar jangan berdesakan serta tetap berbaris yang rapi. Tentu wajar jika ia tidak melihatku yang tenggelam diantara lautan manusia ini. Kak Ace tetap fokus pada pekerjaannya meski pada saat melewati diriku yang ada di sampingnya.

Acara ini dilanjutkan dengan sesi orasi tiap fakultas dengan seruan kami para mahasiswa baru sebagai pemeriahnya. Yah, walaupun kami harus kalah jumlah dengan banyaknya mahasiswa fakultas hukum dan betapa kerasnya suara anak-anak fakultas teknik. Sebagai penutup, ketua BEM U pun mengucapkan terima kasih dan selamat kepada kami para mahasiswa baru yang telah berhasil masuk ke Univeritas Pelita Jaya. Kemudian, acara resmi dibubarkan.

Orang-orang berhamburan ke segala arah, ada yang memilih untuk berfoto-foto terlebih dahulu, ada yang langsung pulang, dan juga yang berkumpul seraya berdiskusi hendak nongkrong dimana setelah acara ini berakhir. Dan aku bersama teman-teman satu jurusan fotografi denganku memilih untuk melakukan opsi pertama. Kami melakukan dokumentasi diri bersama melalui kamera ponsel yang dibantu oleh salah satu senior.

if only,Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang