she didn't call you that night

23 6 5
                                    

Ini adalah potongan cerita yang Ace alami pada malam sebelum hari dimana ia menolak Keira.

Seusaikan mengantarkan Kei pada Rabu malam itu, Ace kembali memasuki kamar apartement-nya dengan seribu pertanyaan tergantung.

Kenapa perilaku perempuan itu berubah seketika?

Bahkan sepanjang jalan mereka tidak banyak mengobrol. Mungkin Keira ada alasan tersendiri. Juga tentang Ace yang mengira bahwa itu terjadi karena sikapnya yang terlalu berlebihan lantas membuatnya kepikiran. Alias Ace hampir saja bercumbu dengannya jika perempuan itu tidak mengelak.

"Apa gue terlalu agresif?" Batinnya bertanya-tanya.

Sepertinya iya jika melihat dari bagaimana Keira menolak dengan cara beringsut mundur. 

Hingga Ace yang buntu memutuskan untuk duduk di pinggir kasurnya dengan raut lesu. Prasangka lain mulai bermunculan, membuatnya pun menjadi merasa tidak percaya diri selama sesaat.

"Atau jangan-jangan Keira udah gak suka gue lagi? Apa mungkin karena gue yang terlalu lambat?" Batinnya lagi.

Seraya memikirkan hal-hal terkait, mata Ace yang sibuk bergulir ke seluruh sudut ruangan pun pada akhirnya jatuh pada keberadaan sebuah kotak di atas laci. Lalu ia berangsur membukanya, dan mengambil sebuah gantungan kunci bergambar nanas yang berada didalamnya. Ace usap dan perhatikan benda yang terbuat dari kain perca itu dengan lembut. Kemudian seulas senyum mulai terbit disudur bibirnya.

Itu adalah gantungan kunci milik Keira. Ace sangat yakin. Karena ia pernah mengomentarinya secara langsung saat istirahat ospek kala itu.

"Gantungan nanasnya lucu."

"Iya Kak. Lucu kan? Aku udah punya ini dari SMP, udah aku anggap kayak jimat keberuntungan."

Atau bisa dibilang, Keira tidak pernah melepaskannya sejak lama.

Tapi begitu mendapatkan kartu dare ketika bermain game di kamar hotel kala itu, Keira justru memberikan gantungan kunci itu kepada Ace. Tidak secara langsung, melainkan diselipkan di tasnya saat perjalanan pulang. Ace menyadarinya saat tiba di apartement. Dan ia tidak bisa menghentikan senyuman lebarnya kala menemukan benda itu.

Begitu pula dengan saat ini. Senyumnya tak kunjung luntur menatap gantungan kunci tersebut. Perlahan perasaan yang semula ia selalu ragukan, kini mulai bersatu yang membentuk sebuah keputusan yang bulat. Begitu pula dengan harapan yang bermunculan di benaknya, membuat Ace pun merasa bersemangat seketika.

Ia harus memutuskan pilihannya. Ia harus menyatakan perasaan yang sesungguhnya kepada perempuan itu. Ia tidak boleh kembali menjadi sosok buruk seperti di masa lalu.

Ia tidak boleh kembali ke waktu itu.

Baginya Keira layaknya obat yang bisa membantunya bangkit dari keterpurukan. Bahkan perempuan itu mendengar serta mendukung semua keinginan dan juga kekurangannya. Dan Ace enggan kehilangan sosok itu. Sosok Keira yang selama ini selalu ada di sisinya.

Semula, semua tampak berjalan normal. Tentang niatnya yang mengajak Keira menonton bersama untuk menyatakan perasaan. Begitu juga dengan rencana-rencana ke depannya yang ingin ia lakukan dengan perempuan itu. Segalanya terbayang sangat indah.

Namun begitu menemukan sebuah notifikasi permintaan mengirim pesan dari direct message instagram di salah satu akunnya, Ace mengerutkan kening. Ia tidak pernah melihat teman kenalannya memiliki username seperti itu, tapi setelah memikirkannya kembali, Ace lantas menebak jika itu adalah milik kakaknya.

Dan ternyata itu adalah benar setelah ia membuka isi pesannya.

avaaaaa__p: Ini gue Ava
avaaaaa__p: Gue hubungin lo pakai second account dalam niat damai
avaaaaa__p: Jadi jangan block gue lagi

if only,Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang