i said i've known him before

12 6 0
                                    

Ann menyaksikan dengan hati teriris. Sebuah benda pipih berbentuk persegi panjang digenggamannya lantas ia masukkan kembali ke dalam kantong. Lalu ia membalikkan badan, bersamaan dengan tetesan liquid bening yang membasahi pipinya, ia melangkah menyusuri pasir putih dengan sedikit terseret.

Ia tahu jika ia menyukai orang yang tidak tepat, tapi sebagian perempuan juga begitu. Dan mengikuti kata hatinya untuk tetap menyukai Ace adalah sebuah penyiksaan.


Setelah menyantap hidangan seafood di tempat makan dengan lokasi terdekat dari pantai, kami kembali ke hotel pada pukul 9 malam. Dan dari situlah kami berpisah dengan Gabi dan Ann karena meski sudah ditawarkan beberapa kali, Ann tetap bersikukuh bahwa ingin pulang diantar dengan salah satu supir hotel menggunakan mobil Tante-nya. Entah apa alasan aslinya, sebab dimataku ia tampak berbeda jika dibandingkan dengan saat di pantai sebelumnya. 

Walaupun sedikit bingung dengan perubahan mood sahabatnya, namun Gabi bersikap seolah dirinya paham. Dan tetap ingin menemani Ann untuk pulang bersama seraya memberi alasan kepada kami bahwa mereka takut jika mobil Ruben terlalu penuh nantinya.

Meski Kak Raihan terus memberi saran, namun Kak Ruben yang paham terhadap kondisi yang terjalin lantas menyetujui permintaan Ann dan Gabi. Lalu menarik paksa Kak Raihan yang terus mengoceh terhadap kami yang berjalan menuju ke kamar tanpa berusaha untuk menahan kembali Gabi dan Ann. Sedangkan respon Eliza terlihat kontras dengan milik Kak Raihan. Ia tampak lega dan bersemangat secara bersamaan begitu tahu jika keduanya tidak ikut dalam kepulangan rombongan kami.

Diantara hitam dan putih, pro dan kontra diantara dua kubu seperti Kak Raihan dan Eliza terkait hal tersebut. Aku justru lebih penasaran terhadap respon Kak Ace.

Awalnya aku sedikit cemas.

Namun terlihat jelas jika lelaki itu tampak biasa saja. Bahkan ia tengah sibuk memasukkan baju-bajunya ke dalam tas seraya sesekali bersenandung kecil dan menggerakkan kepala pelan. Hal yang membuatku sedikit lega, serta menyakinkanku jika mereka tidak lagi saling suka seperti dulu.


Terlalu terlena pada kesenangan kemarin, paginya aku bangun dalam kondisi terlupa bahwa hari Senin kali ini merupakan waktu dimana closing ospek universitas dilaksanakan. Aku tak terpikirkan untuk membuka grup Whatsapp ataupun Line dengan teliti karena saking lelahnya di perjalanan. Sehingga yang aku dapatkan hanyalah ratusan pesan tak terbaca dari grup teman-teman perempuan yang ku temui ketika ospek fakultas lalu. Setelah memahami isi rundown, aku pun mendapatkan kesimpulan jika acara dimulai pukul 6 pagi untuk membuat mozaik di lapangan stadion kampus, dilanjut dengan pertunjukkan dari tiap UKM tingkat universitas, dan diakhiri dengan konser perpisahan dengan RAN sebagai guest star.

Sekarang pukul 9 pagi, dan aku berusaha memutar otak untuk tetap mengikuti acara closing ospek tersebut meskipun terlambat. Setelah berusaha mencari informasi terkini di lokasi melalui story teman-teman di Instagram, aku justru mendapatkan milik salah satu teman sekelasku yang bernama Malik tengah memamerkan sarapannya yang berupa nasi goreng gosong karyanya beberapa menit lalu. Aku yang mengira dia masih ada di kos lantas membalas ceritanya.

kei_amanda: Lo gak ikut closing ospek hari ini?

malik_arnn: Pengen, tapi gue baru bangun

if only,Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang