no one bothered me today

21 7 0
                                    

Keesokan harinya, pada hari Kamis, aku yang hendak berangkat kuliah tiba-tiba dikejutkan dengan sebuah pesan yang masuk. Melihat nama Adam terpampang dilayar ponsel membuatku mendengus kasar.

Mau sampai kapan orang ini akan menerorku terus menerus?

Seperti yang pernah ku jelaskan [chapter 25], ada hal yang membuatku merasa tidak enak kepada Kak Ace karena suatu hal. Beberapa hari sebelumnya, Adam mengirimiku pesan menyudutkan seolah-olah aku lebih memilih laki-laki baru lain ketimbang dirinya. Dan nama Kak Ace yang terus disebut-sebut olehnya membuatku merasa bersalah kepada lelaki itu.

Saturday

Adam: Ace Pratama siapa?
Adam: Jadi dia gebetan baru lo?

Keira: Apaan sih

Adam: Oh jadi bener, lo putusin gue gara-gara dia?

Keira: Udah gue bilang, gak ada orang ketiga

Adam: Hahaha bullshit

Keira: Lo bisa gak sih gak usah stalk dia?
Keira: Gue nahan malu tau gak cuma gara-gara tingkah lo

Adam: Gue cuma penasaran muka orang yang namanya Ace itu kayak gimana sampe bikin lo berpaling

Keira: Denger ya, dia cuma senior gue, titik

Adam: DM lo sama dia aja rame gitu, masa gak baper?

Keira: Kok lo tau
Keira: Heh, jangan bilang masih ada akun instagram gue di handphone lo?!
Keira: Selama ini lo lihat percakapan gue sama dia dari notif akun instagram gue?

Adam: Gue tau darimana pun udah gak penting lagi

Keira: Penting, Dam
Keira: Itu privacy dan lo udah gak punya hak buat pegang instagram gue
Keira: Tau diri dong, kita udah gak ada hubungan apapun, harusnya lo bisa log out akun gue tanpa harus gue minta

Adam: Lebay banget
Adam: Lo ngalihin pembicaraan karena yang gue bilang sebelumnya bener kan?
Adam: Kalau sebenernya lo putusin gue gara-gara sama dia

Keira: Cukup
Keira: Gue udah muak

Adam: Oke kalau gitu gue bakal tetep cari bukti lain
Adam: Tunggu aja

Keira: Mau lo apa sih sebenarnya?

Adam: Bikin lo nyesel udah putusin gue tanpa alesan yang jelas

Itu adalah isi percakapan terakhirku dengan Adam, yaitu pada hari Sabtu minggu lalu. Bubble chat terakhirnya hanya ku tinggalkan jejak centang dua biru tanpa mengirim chat balasan. Hingga hari ini pada pukul 7 pagi, ia kembali mengirimiku pesan.

Today

Adam: Gue bakal ke tempat lo hari ini

Aku spontan merasa kesal.

Keira: Apasih

Adam: Tunggu aja gue bakal ke kampus lo dan cari yang namanya Ace itu

Astaga sebenarnya kesialan macam apa lagi yang aku harus hadapi saat ini? Meski aku sangat yakin Adam hanya membual belaka— karena ia sedang berkerja di Jakarta— sehingga tidak mungkin jika tiba-tiba saja ke sini hanya untuk menemuiku. Lagipula buat apa sih dia buang-buang waktu untuk mencari masalah dari cerita yang seharusnya sudah usai?

Aku pun hanya membaca pesan itu tanpa ada niatan hendak membalasnya. Sudah sepatutnya aku bersikap tegas akan sikap anehnya yang sangat menganggu. Alih-alih intropeksi, ia malah berusaha mencari kesalahan orang lain hanya demi gengsi semata. Padahal jika kembali ke masa lalu, ia dulu yang menciptakan api di belakangku tanpa ada rasa bersalah sedikitpun.

if only,Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang