24.

922 124 23
                                    

Happy reading

Akhirnya untuk pertama kalinya Nava melanjutkan perjalanan tanpa Luffy ges 😭😭😭 Nava pengen nangis dipojokan, tapi dia harus tetap tegar soalnya habis ini ada adegan kesukaan dia.

Coba tebak apa?

Jawab dulu! Jangan scroll nanti pada tau. Udah jawab?

Udah jawab blm? Kalo udah boleh scroll karena adegan yang Nava suka ada di chapter selanjutnya 🤣🤣🤣
Yuk kita lanjut cerita ini.








































Yang sabar.





































































Maaf saya gabut















































Yuk lanjut

Matahari sudah hampir terbenam dan perjalan masih terus berlanjut. Semua orang tampak mengalihkan pikiran mereka dari Luffy. Mereka khawatir dengan Luffy, tapi mereka tak bisa menunjukkan hal itu terang-terangan.

Mereka tak bisa membuat Vivi menambah beban pikirannya.

Ussop menceritakan omong kosongnya pada Chopper sementara Zoro sibuk berlatih mengangkat Matsuge di atas katananya.

"Zoro, yang kau lakukan itu cuman buang-buang energi 'kan?" ucap Nami.

"Uruse!" Balas Zoro.

"Biarkan saja dia Nami san. Kalau mereka tak melakukan sesuatu, mereka tak akan bisa bisa mengalihkan pikiran mereka," sahut Sanji. "Mereka tak bisa diam, apalagi ... si bodoh yang saat ini sedang membandingkan kelemahannya dengan Shicibukai."

"Oi teme! Apa maksud perkataanmu? Cepat katakan saja," ucap Zoro dengan nada kesal.

"Ah, mau kukatakan?" Tawar Sanji. "Kau takut, kau khawatir mungkin saja Luffy kalah." Sanji seolah bisa menebak pikiran Zoro, tidak mungkin juga ada orang lain yang berpikiran sama di antara mereka.

Lawan mereka kali ini tidak main. Bajak laut bergelar Shichibukai jelas bukanlah orang biasa.

"Hah? Aku? Takut kau bilang? Kurang ajar, Alis keriting!" Zoro mencoba menepis tuduhan yang dilontarkan Sanji padanya. Singkatnya dia tak mau mengakui hal itu.

"Sialan, aku marah sekarang! Dasar kepala lumut!" ujar Sanji.

Kedua pria itu saling berhadap-hadapan dan siap berkelahi satu sama lain jika saja Nami tak menghentikan perdebatan mereka.

"Hentikan! Dasar tidak berguna," ujar Nami sambil memberikan dua pria itu pukulan yang tak terelakkan.

"Semuanya akan baik-baik saja, minna. Luffy san tak akan kalah karen adia sudah berjanji pada kita 'kan? Dia menyuruhkita untuk menunggu di Alubarna," ujar Vivi dengan keringat yang menetes dari pelipisnya.

"Bukannya justru kau yang paling khawatir?" Sahut Ussop.

Nami menegur Vivi dengan menjitak kepalanya pelan. "Lebih baik kau khawatirkan saja masalah pemberontakan itu," sarannya.

Nava menyentuh pundak Vivi sambil melebarkan senyuman tipis di wajahnya. "Benar kata Nami. Kau tak perlu mengkhawatirkan Luffy, Vivi," sahutnya.

"Maaf ya, Vivi chan," ucap Sanji.

My Queen [One Piece X Oc]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang