6.

2.4K 258 11
                                    

Happy reading

Di saat Luffy sedang dilanda kesenangan, anggota kru topi jerami yang lain melihat ada 5 kapal Baroque Works tengah berlayar dari arah yang berlawanan dengan mereka. Terlihat sekali mereka akan menyerang.

"Hiken no Ace dan Mugiwara no Luffy! Jangan kalian pikir kalian bisa kabur! Akan kami tunjukkan kekuatan dari Billion, Baroque Works!" seru para Billion dari kapal mereka.

"Ah, mereka lagi ya?"

"Luffy, biarkan aku yang membereskan mereka."

Nava menekuk sedikit sudut bibirnya. Padahal gadis itu juga berniat melakukan hal yang sama dengan pria itu. Apa boleh buat.

Sambil menghela napas pelan, gadis itu menatap dari jauh aksi Ace yang bisa dibilang membosankan untuknya.

"Dasar tukang pamer," gerutunya dalam hati.

Ace mengurus anggota Baroque works itu dengan cepat. Hanya dengan satu jurusnya, pria itu berhasil memhhancurkan 5 kapal sekaligus beserta orang-orang yang berada di atasnya.

"Sasuga hiken no Ace," puji gadis itu dengan ekspresi cemberut di wajahnya.

Ace menepukkan tangannya beberapa kali di atas kepala Nava sambil sesekali mengacak-acak rambutnya.

"Ace?!!"

Gadis itu tampak semakin kesal akibat perbuatan Ace yang selalu menganggap dan memperlakukannya seperti anak kecil.

Ace terkekeh. "Biar kutebak, tadi kau bilang aku tukang pamer 'kan? Nava?"

Hadis itu menyipitkan matanya. Sorot matanya masih menunjukkan kekesalan yang sama.

"Cih! Apa kau juga sekarang berprofesi sebagai cenayang seperti papa?"

Entah kenapa baik Ace mau pun ayahnya, Shirohige selalu saja bisa menebak jalan pikiran gadis itu. Memang semudah itukah ekspresi serta isi pikirannya terbaca?!

Ace tertawa dengan lepasnya. "Kau tahu bukan aku tidak seperti itu."

"Terserah."

《☆》

"Kanpai!"

Karena bergabungnya Nava ke dalam kru mugiwara, Luffy dan yang lain bersulang untuknya sambil meminum sake di siang yang cerah itu. Mengarungi sungai menuju kota Erumalu, kapal Merry go terus berlayar sementara orang yang berada di atasnya tengah sibuk dengan kesibukannya masing-masing.

"Ne, Nava chan ...." 

Nava yang sedari tadi tengah memperhatikan tingkah laku Luffy dan teman-temannya, menolehkan wajahnya ke samping, menatap Nami yang tadi memanggil namanya.

"Pinjam tanganmu sebentar ya."

Nava mengangguk pelan. Setelah mendapat izin, tangannya tiba-tiba ditarik. Nami menggambarkan bentuk 'X' dengan spidol pada tangan kiri gadis itu kemudian menutupinya dengan sebuah perban.

Gadis tu mengerutkan alisnya untuk sesaat. Saat dia memperhatikan kru mugiwara yang lain, gadis itu juga menemukan hal yang sama pada tangan mereka.

"Ini ... untuk apa?"

Gadis berambut orange itu tersenyum lalu menjawab, "Pihak musuh memiliki kemampuan mane mane yang berarti dia bisa meniru seseorang termasuk bentuk fisik mereka. Kita akan menggunakan ini agar bisa membedakan mana kawan dan mana lawan," jelasnya secara terperinci.

Nava mengangguk paham. Memang gawat jika ada di antara mereka yang tanpa sadar dikelabui oleh musuh yang menyamar.

"Arigato."

Nami tersenyum kecil. "Maaf ya, Luffy seenaknya memaksamu bergabung."

Mendengar permintaan maaf Nami membuat Nava terkekeh pelan. "Tidak apa. Lagipula aku sudah berjanji padanya."

Nami melebarkan senyumnya. Gadis itu dengan cepat menghambur kepelukan Nava. "Yatta! Setidaknya sekarang aku bukan satu-satunya wanita disini!"

Wajah Nami terlihat senang. Setidaknya sekarang dia bukan satu-satunya wanita di kru mugiwara.

Setelah berlayar cukup lama, akhirnya kapal merry go berlabuh di dekat sungai. Menyembunyikan kapalnya agar tak mudah ditemukan oleh angkatan laut yang masih berada di sekitar Alabasta.

Karena kru Luffy yang memiliki tujuan yang sama dengan Ace yang ingin pergi ke Yuba karena Luffy ingin mengatar Vivi, sang putri kerajaan Alabasta, maka dari itu untuk sementara mereka akan bersama.

"Sepertinya untuk sementara kita akan berpergian bersama ya, Ace," ujar Nava.

Ace menyunggingkan senyumnya. "Ya."

Nava terdiam, menatap langit yang berada di atas kepalanya. Walau cuaca begitu panas karena saat ini dia berada di wilayah padang pasir, langit yang begitu cerah seperti secercah cahaya yang akan memberikan pertanda baik untuknya.

"Ace, aku mungkin sudah bergabung dengan kru topi jerami, tapi aku tak bisa membiarkanmu mencari Kurohige terus!"

Ace dengan cepat menggeleng. "Ini sudah jadi kewajibanku, Nava."

Nava memang tak bisa menyangkal jika itu adalah kewajiban Ace, tapi gadis itu merasa sesuatu yang buruk mungkin bisa menimpa pria itu.

Walau belum lama mengenal, Nava sudah menganggap semua anggota bajak laut Shirohige seperti keluarganya sendiri. Mereka adalah saudara dan sebagai adik, gadis itu berhak untuk mencemaskan Ace.

Saat keduanya masih sibuk berdebat satu sama lain, Luffy dan yang lain telah urun dari kapal karena mereka telah sampai di seberang Sungai Sandora.

Hawa panas yang menyentuh kulitnya membuat gadis itu menggerutu kesal dalam hati.

"Aku benar-benar benci panas," batinnya.

"Nava chwann, pakailah jubah ini untuk menutupi kulit putihmu!"

Sanji dengan mata berbentuk hatinya mendekati Nava yang tengah berada di samping Ace sambil memberinya sebuah jubah panjang.

"Arigatou, tapi tidak apa-apa. Aku punya jubahku sendiri," tolak gadis itu tak enak hati.

Suaranya yang lembut seketika bisa membuat Sanji sang penggila wanita ini pingsan.

Nava mengenakan jubah merahnya. Matanya menatap ke sekeliling, sejauh mata memandang, gadis itu hanya menemukan setumpukan pasir.

Gadis itu menghela napas pelan kemudian melompat turun, menemukan sosok Luffy yang terlihat tengah bermain-main dengan sekumpulan ... anjing laut mungkin.

Yah, Nava tidak terlalu memikirkannya untuk saat ini. Gadis itu lebih memilih memikirkan kondisi Alabasta dengan tanah padang pasirnya yang tengah mengalami kekeringan yabg serius belum lama ini.

Sebuah negri yang malang.

Para penduduk mungkin saja resah karena kurangnya air untuk memenuhi kehidupan sehari-hari mereka.

"Vivi, bagaimana kondisi Alabasta saat ini?" tanyanya pada Vivi yang terlihat tengah sibuk berbeicara dengan Nami.

"Eh ... ah, kondisi Alabasta saat ini sangat buruk. Muncul para pemberontak yang terlihat mencurigai dan ingin menjatuhkan ayahku, maksudku raja. Belum lagi ditambah dengan masalah Crocodile ...."

Vivi menghela napas sejenak. Kepalanya kembali dipenuhi dengan masalah-masalah yang terjadi di Alabasta dan itu semua karena salah satu dari Shicibukai, Crocodile.

Nava menepuk pundak Vivi. Sambil tersenyum dia berkata,

"Tenang saja, Luffy kelihatannya bersemangat untuk mengalahkan Crocodile. Percaya saja padanya."

To be continued

Yaho, ane update lagi. 😘

Buat yang mau support aku bisa kesini ya

https://teer.id/purple_enjel

My Queen [One Piece X Oc]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang