53.

323 45 0
                                    

Happy reading

"Sanji, aku lapar!" Tidak seperti biasanya, Nava kali ini memekik kelaparan pada sang koki.

Sanji terdiam sejenak. Dia tersentak kaget, tapi senyuman manis tak bisa lepas dari wajahnya. Sudut bibir yang diangkat tinggi-tinggi ke atas kini mengunci matanya. Dia benar-benar sangat senang saat mendengar Nava begitu lapar dan tak sabar memakan masakannya.

"Tolong tunggu sebentar, Nava chan. Makanannya akan segera matang," ujar pemuda itu dengan riang.

Nava menunggu dengan wajah cemberut. Entah kenapa dia begitu lapar dan ingin segera mengisi perutnya dengan masakan buatan Sanji.

Luffy mengerucutkan bibirnya seperti paruh seekor ayam. Dia mencibir lantaran kesal. "Jangan manja pada Sanji, Nava," katanya dengan suara pelan.

Pemuda bertopi jerami itu tiba-tiba menghampiri Nava yang tengah duduk di atas batang pohon kayu besar lalu berbaring dengan menjadikan paha gadis itu sebagai bantalannya. "Aku tidak suka kau begitu dengan Sanji," keluhnya terus terang.

Nava terkesiap. Apa yang dia lihat ini?! Apakah ini hanya hayalannya saja atau barusan dia melihat sepasang mata berbinar dengan telinga dan ekor anjing yang menempel pada Luffy. Ugh, terlalu menggemaskan. Nava tak bisa menerima makhluk semenggemaskan itu!!!

"Berhentilah bermesraan kalian berdua," tegur Nami dengan wajah ketus.

Sontak pipi Nava memerah. "Ka-kami tidak bermesraan," bantahnya malu-malu.

Nami memutar bola matanya malas. Terkadang dia merasa bosan melihat kemesraan Luffy dan Nava walau belum lama ini mereka bertemu.

"Yosh, semuanya ambil posisi masing-masing!" Pekik Sanji. "Aku akan menuangkan supnya ke piring jadi cepat dimakan sebelum dingin!" katanya meminta.

Semua orang duduk di tempat yang mereka inginkan sembari menunggu Sanji membagikan sup hangat buatannya.

"Baik semuanya, aku akan menjelaskan rencana kita untuk besok!" Ucap Nami. "Kalian boleh mendengarkan sembari makan."

Ussop dan Chopper membantu membagikan sup kepada semua orang.

Chopper berjalan dengan kaki kecilnya menghampiri Nava. "Nah, Nava!" Dengan kedua tangan imutnya, dia memberikan Nava sepiring sup yang masih hangat dan siap untuk disantap.

Gadis itu menyunggingkan senyuman tipis. "Arigatou Chopper," katanya.

Nava melirik sekilas ke arah Luffy. Sejak tadi dia mengeluh lapar padahal sudah makan hiu langit bakar, jadi Nava berniat memberikan makanannya ke Luffy dan meminta sepiring lagi pada Sanji.

"Luffy, makanlah dulu. Kau pasti lapar, kan?"

Luffy menggeleng dengan cepat. "Tidak, kau saja yang makan, Nava." Dia menolak tawaran Nava dengan halus.

Sontak sebelah alis Nava terangkat ke atas. "Kau yakin?" tanya gadis itu memastikan.

Luffy kini menganggukkan kepalanya. "Tapi jika kau mau menyuapiku, aku tak akan menolak, shishishi."

"Ya ampun, mereka mulai lagi." Nami menghela napas pasrah. Dia hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan perasaan putus asa melihat dua sejoli yang bermesraan di pojokkan.

Robin terkekeh pelan mendengar keluhan Nami. "Kurasa hal ini akan semakin sering terjadi mengingat authornya suka menghalu."

(Author : Robin kamu sangat pengertian hehehehe)

Dengan wajah tersipu, Nava menyuapi Luffy sesendok sup hangat dengan wortel berbentuk hati.

Pemuda bertopi jerami itu membuka mulutnya lebar. Dia menerima suapan Nava dengan senang hati. Mungkin semangkuk sup tak akan pernah membuat perutnya merasa kenyang, tapi sesendok suapan dari Nava akan memuaskan rasa lapar di hatinya.

My Queen [One Piece X Oc]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang