15.

1K 166 3
                                    

Ah, paling seneng deh kalau nulis ff pasti ada yang baca & vote. Beda banget kalau nulis original story ^^

Happy reading

"Memangnya dia akan melamarmu?" goda Ace.

Nava terdiam. Tiba-tiba ia terpikirkan hal ini. Benar juga kata Ace. Nava bahkan tak tahu bagaimana tanggapan Luffy tentang dirinya. Dia juga tidak tahu bagaimana perasaan Luffy padanya.

Mereka sudah lama tidak bertemu dan janji itu .... Luffy pasti tidak mengingatnya. Itu hanyalah janji anak kecil. Lantas, kenapa Nava masih tetap berpegang pada janji itu? Kenapa dia begitu naif?!

"Oy Nava, kenapa kau diam saja?!"

Nava menggeleng lemah. "Tidak apa-apa." Nava duduk di samping Ace. Mata gadis itu perlahan berkaca-kaca. Air mata telah menumpuk di pelupuk matanya.

"He-hey Nava, aku minta maaf. A-aku tidak bermaks–"

Nava meletakkan jarinya di bibir Ace sambil menggelengkan kepalanya. "Tidak. Kau benar Ace. Aku bahkan sudah lama tidak bertemu dengan Luffy. Aku tidak tahu apakah dia menyukaiku atau tidak. Bisa saja dia sudah punya seseo–"

Ace dengan cepat memotong ucapan Nava. "Tidak. Menurutku dia tidak punya seseorang yang dia sukai dalam artian cinta."

"Tapi kau sudah lama tidak bertemu dengannya Ace. Dia bisa saja berubah."

Ace mengusap kepala Nava dengan lembut. "Tapi aku masih kakaknya. Aku tahu dia seperti apa."

Nava mendesis kesal. "Sok tau kau, Ace." Ace mengusap pipi Nava yang kini telah basah oleh air matanya. "Kau cengeng sekali, Nava," ejeknya sambil tersenyum jahil. Nava yang kesal langsung mencubit pinggang Ace dengan keras. "Diam kau!" seru gadis itu.

Ace meringis merasakan sakit yang menghampiri pinggangnya. Cubitan Nava memang mematikan.

"Hey, bawakan kami makanan lagi," perintahnya pada Kamyu serta bawahannya. Sorotan mata Nava yang tajam membuat Kamyu dan teman-temannya tak bisa menolak perintah gadis itu.

"Baik, baik. Akan segera kami bawakan." Salah satu bawahan Kamyu segera berlari keluar dan membawakan mereka beberapa piring berisikan makanan.

"Makanan disini enak," komentar Ace.

Nava mengerucutkan bibirnya kesal. "Biasa aja tuh."

Author : nah kan ngambek tuh si Nava. Tanggung jawab Ace 😠😠

"Ya, terima kasih Tuan. Maafkan kami, tapi tak kusangka kalian berdua bukan orang biasa. Kami memerlukan bantuan kalian untuk melawan bajak laut gurun itu. Aku mohon pinjamkan kekuatan kalian berdua," ujar Kamyu.

Ace terlihat berpikir sejenak. Raut wajahnya menunjukkan kalau dia sedang mempertimbangkan permintaan pemuda bernama Kamyu tadi. "Ya, kurasa aku bisa, tapi dengan satu syarat."

"Baiklah. Katakan saja."

"Berikan kami makanan dan minuman untuk kami bawa," ujar Nava dengan nada ketus.

Setelah itu mereka langsung menyiapkan makanan dan minuman yang bisa Nava dan Ace bawa.

Sesudahnya, Ace langsung menarik tangan Nava dan mengajak gadis itu keluar dari desa untuk menghadapi bajak laut gurun yang dibilang oleh para pasukan pemberontak tadi.

Pemuda itu menaiki kadal berwarna ungu tadi kemudian mengulurkan tangannya ke arah Nava. "Ayo naik," ucapnya.

Nava menggeleng. "Kau saja. Aku jalan kaki." Gadis itu pun akhirnya berjalan kaki melewati padang pasir di saat matahari masih bersinar terik; disusul Ace dibelakangnya.

Ace tiba-tiba berteriak sambil melambaikan tangannya. "Oi, OI!!" Nava memejamkan matanya sambil menutup telinga dengan kedua tangannya. "Berisik Ace," gerutunya.

Sajak tadi Nava terus saja menekuk wajahnya. Sudut bibirnya melengkung ke bawah dan tatapan matanya menajam. Siapa pun bisa langsung tahu kalau saat ini Nava sedang badmood, mungkin kecuali beberapa orang.

Luffy memasang raut wajah sumringah saat melihat Ace dan Nava yang berjalan ke arahnya. Pemuda itu bergegas menghampiri kedua pemuda pemudi itu dengan antusias. "Nava, Ace!"

"Ah, apa itu?" tanya Luffy saat melihat kadal yang dinaiki Ace.

"Kadal bodoh," cibir Nava.

Ace terkikik geli melihat tingkah gadis itu. Memang salahnya karena tadi telah berani membuat mood Nava memburuk tadi, tapi bukankah tingkah gadis itu menggemaskan? Dia jadi cuek dan acuh tak acuh. Mulutnya dengan santai menjawab dengan nada ketus pada siapa pun yang bertanya termasuk pada Luffy.

"Katanya ada bajak laut gurun, tapi ternyata hanya kalian," ucap Ace sedikit lega.

"Hah? Apa maksudmu? Jika kau mencari bajak laut gurun, mereka sudah pergi," tukas Luffy. 

"Begitu ya. Ya sudahlah."

Nava kembali mencibir. "Andai mereka masih ada disini. Aku punya mangsa untuk diburu." Gadis itu memeluk Karna yang terbalut kain dengan erat. Dia bahkan sudah menarik pelatuknya walau bagian ujungnya mengarah ke atas.

Ace mengacuhkan ucapan Nava dan kembali berkata pada Luffy. "Luffy ambilah ini semua. Tadi aku dan Nava mendapatkan persediaan makanan dan minuman untuk kalian semua."

Luffy tersenyum sumringah. Pemuda itu tampak senang saat melihat ada banyak makanan dan minuman.

"Wah, terima kasih ya. Sepertinya kita tak perlu khawatir lagi kehabisan makanan atau pun minuman," ujar Sanji.

Chopper meringis pelan. "Tenggorokanku kering," keluhnya.

Nava tersenyum tipis. Gadis itu memberikan rusa berhidung biru itu sebotol air untuk menghilangkan dahaganya. "Minumlah."

Chopper tersenyum sumringah. "Terima kasih, Nava."

"Anu, Ace san, Nava san, tak kusangka kalian berdua punya banyak uang untuk membeli ini semua," ujar Vivi sambil melihat setumpukan makanan yang dibawa Ace di sebuah gerobak kayu. "Atau kalian mencurinya?" tuduh Vivi.

Nava menaikkan sebelah alisnya. Perasaannya tersinggung saat dia dituduh mencuri makanan. "Kau menuduhku mencuri?"

Vivi dengan cepat menggeleng. "Tidak. Bukan begit–"

Nava memutar bola matanya malas. "Dengar ya Putri Vi–" Ace dengan cepat membekap mulut Nava dengan tangannya sebelum gadis itu memancing keributan dan membuat masalah baru. Sudut bibirnya ditarik ke atas, membentuk senyuman lebar untuk mencairkan suasan. "Tentu saja tidak. Aku dan Nava mendapatkan ini semua dari pasukan pemberontak."

"Pasukan pemberontak?!" pekik Vivi terkejut.

"Yah, ini memang cukup mengejutkan walau mereka hanya sekumpulan penipu," ujar Ace.

"Mereka hanya ikan teri bego yang gak bisa apa-apa," sarkas Nava.

"Penipu? Maksud kalian apa?" tanya Nami penasaran.

Ace berdeham kecil kemudian menjawab. "Maksudku, mereka menyebut diri mereka pasukan pemberontak dan hanya berpura-pura menjadi penjaga desa. Para penduduk tidak pikir panjang dulu tentang mereka. Sebenarnya mereka hanyalah berandalan," ujarnya terus terang.

"Tapi, kenapa mereka menjadi penjaga desa? Bukannya mereka akan ketahuan?" tanya Nami.

"Sepertinya, para pencuri yang datang jika mendengar nama pasukan pemberontak, mereka akan langsung kabur."

Nava pun ikut menyahut. "Mereka sudah nyamana disana karena para penduduk memberikan mereka makan dan ketenaran."

To be continued

Okay, ditunggu nextnya ya. Mungkin nanti malem atau besok

My Queen [One Piece X Oc]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang