62.

360 28 9
                                    

Siapa yang merindukan Nava dan cerita ini?! Tunjukkan diri kalian heheheheee

Maaf ya aku lama bangett updatenyaa
Karena aku udah mulai kuliah, aku jadi agak sibuk dan kebanyakan rebahan kl ada waktu senggang jd cerita ini belum sempet kulanjutin lagii

Makasih ya buat yang masih setia baca cerita inii aku seneng banget punya pembaca kek kaliann

Buat pembaca baru, welcome di cerita akuu semoga betah dan nggak akan bosen mantengin kisah hidupnya Nava

Happy reading

Nami melajukan wavernya, menaiki batang pohon kacang. Dia bergegas menghampiri Luffy sebelum sambaran petir menyambarnya.

"Nava, kau baik-baik saja?" Dengan tatapan nanar, Robin melihat kondisi Nava. Sambaran petir barusan rasanya cukup kuat untuk membuat seseorang pingsan.

Ekspresi yang sulit Robin gambarkan saat melihat wajah Nava membuat wanita itu yakin Nava tidak baik-baik saja.

"Nava ...." Robin memanggil nama Nava sekali lagi lalu menepuk pundaknya. Matanya tak bisa berhenti menelisik tiap pergerakan otot di wajah Nava yang menggambarkan ekspresinya.

Nava menundukkan kepalanya dalam-dalam. Tangannya mengepal kuat. "Nico Robin," panggil Nava.

Dia menjeda ucapannya sejenak, lalu tiba-tiba mengangkat kepalanya tinggi seraya menatap Robin dengan tatapan tidak bersahabat. "Nami ... tidak berniat merebut Luffy dariku, kan?"

Ah, ternyata hal ini yang membuat Nava sejak tadi seperti seekor ayam yang linglung. Dia pikir kepala Nava terbentur atau lukanya sangat parah sampai dia setengah tak sadarkan diri.

Robin terkekeh pelan. Seulas senyuman terbit di wajahnya sebelum dia menjawab pertanyaan Nava. "Nami tidak akan melakukan itu Nava," katanya yakin. "Kujamin dia tidak akan mau tubuhnya terpisah-pisah dan hidup-hidup diberikan pada hiu peliharaanmu untuk jadi makanannya."

Melalui ekor matanya, Nava menatap Robin dengan tatapan sengit. Dia kembali bertanya. "Kalau sampai ternyata Nami ingin merebut Luffy bagaimana?"

"Tidak akan," sanggah Robin.

"Tapi aku yakin Nami it-"

"Tidak akan lho ...."

"Nam-"

"Tidak akan terjadi, Nava."

Begini kah rasanya kalah telak? Nava sama sekali tak menduga Robin akan sepercaya diri itu apalagi mengingat Luffy adalah orang yang keren juga kuat serta punya impian yang besar. Impian yang mampu dia katakan dengan lantang bahkan jika dia perlu berusaha keras untuk menggapainya.

Pandangan Robin kini tertuju pada lingkungan sekitarnya. Sanji, Zoro, dan Chopper masih tak sadarkan diri. Lidahnya yang terasa kelu kini dengan lancar berucap. "Percayalah walau sedikit pada kru ini. Kurasa itu akan berguna untukmu Nava."

Nava menaikkan sebelah alisnya terheran. "Bukankah kau yang seharusnya begitu?" Ungkapnya terus terang.

"Aku?" Robin terlihat menaikkan sudut bibirnya hingga membentuk bulan sabit di wajahnya. "Entahlah .... Kurasa aku tidak bisa melakukannya."

Kini muncul garis halus di dahi Nava. Lagi-lagi dia terheran pada sosok Robin yang selalu saja misterius. "Bukankah kau senang akhirnya menemukan kru yang keren seperti kru ini? Kru yang menerimamu dengan tangan terbuka dan bukannya ingin memanfaatkanmu."

"Itu bukannya kau yang senang bertemu dengan Luffy?" Robin mengalihkan topik.

Nava terkekeh pelan. Dia mengangguk mantap seolah berkata apa yang Robin katakan itu benar adanya. Dia senang bertemu dan berpetualang dengan Luffy. Dia senang bisa bertemu dengan teman-teman Luffy. Mengenal, saling bercanda, bahkan mengadakan pesta sangatlah menyenangkan.

My Queen [One Piece X Oc]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang