Happy reading
Brrr ....
Nava merasakan hawa dingin yang menusuk kulitnya. Gadis itu dengan cepat terbangun dan menemukan hari telah berganti malam.
Perlahan dia mengusap matanya beberapa kali. Pandangannya sedikit kabur saat ia baru saja terbangun. Nava mencoba bangun, duduk bersila sambil menyender pada batu besar di belakangnya.
Matanya menatap ke sekliling. Menemukan sebuah api unggun yang menyala, menghangatkan malam yang dingin di gurun pasir itu.
Nava mengarahkan tangannya ke depan. Merasakan hangatnya api unggun yang masih terus menyala.
Matanya menatap ke atas untuk sesaat. Memandangi langit yang begitu gelap tanpa dihiasi bintang di tengah udara dingin yang menusuk.
Matanya masih setengah mengantuk. Sesekali dia melihat ke sekitar, menemukan yang lain sepertinya tengah lelap tertidur.
Kryuuk ....
Nava menggeram pelan. Gadis itu merasa sedikit lapar, tapi dia terbangun tepat setelah jam makan malam dan semua orang tengah tertidur.
Perlahan gadis itu mendesah pelan. Sepertinya tak ada makan malam untuknya malam ini.
"Nava, apa kau lapar?"
Nava menolehkan wajahnya. Menatap sosok pria bertopi jerami yang berdiri tepat dibelakangnya sambil diam-diam makan.
Gadis itu mengangguk dengan pelan sambil memegangi perutnya yang tengah mengamuk karena keroncongan.
Pria itu memberikan sepiring nasi yang tadi dimasak Sanji untuk makan malam.
Nava menerima piring itu kemudian menatapnya untuk beberapa saat. "Apa Luffy chan tidak tertidur karena menungguku bangun?" tanyanya.
Luffy dengan cepat menyunggingkan senyum khasnya. "Ya. Lagipula kupikir kau akan lapar saat bangun nanti."
Nava tersenyum tipis. Mendengar ucapan Luffy yang selalu polos dan apa adanya membuat gadis itu merasa senang sekaligus takut karena kepolosan pria itu.
Ya, takut.
Nava menepuk-nepuk tanah di sampingnya, meminta Luffy untuk duduk disebelahnya.
Luffy yang paham maksud dari kode yang diberikan gadis itu, duduk sambil memandangi api unggun yang terus berkobar sepanjang malam.
"Terima kasih ya, Luffy chan," ujarnya sambil memeluk Luffy dari samping untuk beberapa saat.
Pria bertopi jerami itu tersenyum lebar, mengangguk pelan.
"Luffy chan mau makan juga?" tawar gadis itu.
Luffy dengan cepat menggeleng. "Tidak. Aku sudah makan."
Ucapan Luffy membuat Nava terdiam untuk sesaat. Tidak biasanya pria itu menolak saat seseorang menawarkan makanan padanya.
"Apa Luffy chan sedang sakit?"
Tapi sudahlah, seseorang bisa saja berubah seiring berjalannya waktu. Nava mencoba mengabaikan hal yang memurutnya aneh itu dna memilih untuk melanjutkan acara makan malamnya yang sempat tertunda.
Gadis itu memasukan setiap suapan berisi makanan ke mulutnya hingga tak sadar piringnya saat ini sudah kosong.
"Ah, kenyangnya."
Masakan Sanji memang enak. Mungkin sama enaknya dengan ... Thatch.
Mengingat pria yang sudah seperti kakaknya itu tiba-tiba membuat Nava sedih. Tatapan matanya yang sayu menatap kobaran api kecil yang memancarkan kehangatan. Wajahnya terlihat sendu hingga membuat Luffy yang polos dan tidak peka pun heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Queen [One Piece X Oc]
Hayran KurguSeorang gadis kecil telah berjanji akan bertemu kembali dengan bocah bertopi jerami itu saat mereka dewasa nanti. Rasa suka dan kagumnya pada bocah itu memberikannya tujuan dan perjalanan baru. Lantas bagaimana kisah perjalanannya di lautan yang lua...