Yeay aku update lagii. Makasih buat semua reader yang masih setia membaca cerita ini ❤️❤️
Happy reading
Ide Sanji benar-benar gila dan menyusahkan. Nava hanya bisa menghela napas pasrah sambil mengikuti Sanji dan Ussop berlari ke dalam hutan. Mereka mengikuti kapal terbang yang mengapung di udara dengan napas tersenggal-senggal.
Berlari mengejar kapal dengan tubuh penuh luka dan terbalut perban itu tindakan yang menyusahkan. Nava bahkan kesulitan menggerakkan kakinya terlalu lama karena kini tubuhnya mudah lelah.
"Hey, mau kemana kita Sanji?" Tanya Ussop seraya berlari mengejar Sanji yang berlari di depannya.
Sambil berlari Sanji menjawab, "Tentu saja mengejar kapal itu!" Katanya.
Ussop membelalakan matanya. Dia dan Nava berteriak bersamaan. "Nani?!"
"Jika terlambat sedikit saja, kita tak akan bisa kesana! Kita harus cepat!!" Ujar Sanji.
"Apakah kau yakin kita bisa naik kapal itu?"
"Tentu saja!"
"Kau punya benda yang bisa mengeluarkan tali itu kan?"
Nava menarik sebelah alisnya ke atas. "Benda yang mengeluarkan tali?" Dia bertanya dengan penasaran. Baru kali ini dia tahu Ussop punya barang semacam itu.
"Ya, Nava chan." Sanji menganggukan kepalanya antusias sambil tersenyum manis pada gadis itu. "Dia punya benda aneh buatannya yang cukup berguna itu." Jelasnya.
Ussop menaikkan sebelah alisnya. "Ah, maksudmu 'Ussop a a aaa' itu?" Tanyanya. "Kalau begitu, kau pakai saja sendiri." Ussop berniat memberikan alatnya yang melingkar dipinggangnya pada sang koki itu. "Aku akan menunggu di bawah."
Sudah pasti Ussop takut naik ke atas sana. Karna itulah dia mau memberikan alatnya pada Sanji.
Sanji tidak mau melakukan hal itu. Dia menarik pergelangan tangan Ussop agar pria itu tak mencoba-coba untuk kabur atau memberikan alatnya pada Sanji. "Kita harus cepat!" Tuturnya.
"Tu-tunggu dulu!" Pekik Ussop.
Nava berlari mengikuti keduanya dari belakang. Sepertinya ada hal yang tak benar di sini? Seperti Nava melupakan sesuatu yang penting.
"Jangan merengek!" Ucap Sanji.
Mereka masih terus berlari menyusuri hutan, mengejar kapal terbang itu dari bawah.
"Tunggu aku, Nami swan!"
《☆》
Sanji, Nava, dan Ussop kini tengah menunggu momen yang tepat. Momen untuk melompat naik, menyelinap ke dalam kapal terbang yang di duga milik Enel dan menyelamatkan Nami.
"Benarkah kita akan melakukannya?" Ussop bertanya. Dia terlihat tak yakin melihat ketinggian kapal itu melayang di udara.
"Jangan-jangan kita akan ke atas dengan angin sebesar ini." Ussop memeluk tubuhnya sendiri. Dia ketakutan. "Ah, tiba-tiba penyakit takut ketinggianku kumat lagi," ucapnya.
"Sebaiknya kau gunakan alat in-" Nava menarik mulut Ussop hingga mulut pria itu terlihat seperti paruh bebek daripada mulut manusia.
"Diamlah Ussop. Suaramu berdengung di telingaku," ujar Nava seraya menyipitkan matanya. Dia sudah memperingatkan Ussop. Jangan salahkan dirinya jika suatu terjadi pada pria itu!
Ussop seketika terdiam. Dia menganggukkan kepalanya lalu fokus menatap Sanji yang berdiri di atas tebing tinggi. Pria itu menunggu momen yang tepat untuk menggunakan tali Ussop.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Queen [One Piece X Oc]
FanfictionSeorang gadis kecil telah berjanji akan bertemu kembali dengan bocah bertopi jerami itu saat mereka dewasa nanti. Rasa suka dan kagumnya pada bocah itu memberikannya tujuan dan perjalanan baru. Lantas bagaimana kisah perjalanannya di lautan yang lua...