Happy reading
Nava hanya bisa menyaksikan dari jauh. Mulai dari Luffy dengan tindakan nekadnya saat masuk ke dalam bola raigo buatan Enel tanpa ragu dan menghancurkan benda itu dari dalam agar Enel tak bisa menghancurkan Skypiea lagi sampai saat Luffy berhasil menghajar Enel dan membuatnya jatuh tenggelam dalam lautan awan.
Suara lonceng emas yang selama ini terdiam akhirnya mendentingkan suaranya lagi. Suaranya bergema sampai ke seluruh penjuru Skypiea seolah memberi kabar bahwa peperangan telah usai. Semua yang mereka perjuangkan saat ini akhirnya berakhir hari ini.
"Indahnya."
"Suara yang indah ...."
"Aku selalu percaya hari ini akan datang," ungkap Gan Fall dengan mata berlinang air.
"Jadi ini lonceng yang didengar Norland?" Tutur Sanji.
Sejak kapan pria itu sadar? Padahal sampai beberapa saat lalu dia terkapar lemas, tak sadarkan diri setelah dua kali terkena sambaran petir.
"Syukurlah semuanya sudah selesai," ujar Ussop diikuti dengan anggukkan setuju dari Nava.
Mengingat Zoro, Fuza, dan Wiper terluka, Nava, Ussop, dan Chopper bergegas menghampiri mereka yang saat ini berada di bawah.
"Fuza!" Fuza yang masih makhluk hidup, berbeda sekali dengan Kala dan Kila tentu akan terluka akibat terkena sambaran petir.
Bulu-bulu sayapnya nampak terbakar. Beberapa bagian tubuhnya juga terluka dan menurut keterangan Chopper kemungkinan burung itu mengalami beberapa patah tulang saat terjatuh dari ketinggian.
Perlahan tubuh Fuza mengecil. Sepertinya burung itu kehabisan tenaga setelah semua hal yang terjadi.
Seulas senyum kecil terbit di wajah Nava. "Istirahat lah ...," tuturnya. "Jujur aku tidak tahu cara merawat makhluk hidup dengan baik. Maru adalah omnivora dan dia sangat bebas. Tidak selalu dia berada dalam pengawasanku sehingga dia bisa mencari makan sendiri dan merawat dirinya, tapi Fuza berbeda bukan. Fuza sangat menempel padaku bahkan setelah membuat kontrak. Fuza juga tidak terlihat suka komplain seperti Maru, mungkin karena perbedaan asal usul kalian juga ...."
"Chopper, tolong rawat dan sembuhkan Fuza ya," pinta sang gadis.
Chopper menganggukkan kepalanya dengan cepat. "Tentu saja!" Ungkapnya tanpa ragu.
Setelah memperban sayap dan kaki Fuza, Chopper beralih pada Zoro yang kini duduk bersandar pada reruntuhan kota Shandora.
"Kau harus segera diobati!" Paksa Chopper. Zoro tidak mau dia obati sekarang.
"Aku masih bisa menunggu," tutur Zoro. Tangannya bergerak menutupi luka sembari menahan sakit yang menyengat tubuhnya. "Dia lebih membutuhkannya daripada aku," ungkapnya sambil menunjuk ke ara Wiper yang terkapar tak sadarkan diri.
"Dia bisa mati," tambahnya.
Chopper dengan cepat berlari ke arah Wiper. Dengan sigap dia memeriksa luka di tubuh pria itu dan segera memberikannya pertolongan pertama.
"Oi, bukan kah dia gerilya?!" Sahut Sanji.
"Ya, aku juga tidak begitu mengerti, tapi dia terlihat berjuang keras," ujar Zoro jujur.
"Huh? Apa itu? Simpati?"
"Aku tidak tau."
《☆》
Begitu malam tiba, semua terasa berbeda. Musuh kemarin menjadi teman hari ini. Dengan api unggun di tengah dan suara genderang musik yang berbunyi, semua orang menari, menyanyi, tertawa dengan puas usai semua tragedi yang telah mereka hadapi tanpa memandang dari pihak mana mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Queen [One Piece X Oc]
FanfictionSeorang gadis kecil telah berjanji akan bertemu kembali dengan bocah bertopi jerami itu saat mereka dewasa nanti. Rasa suka dan kagumnya pada bocah itu memberikannya tujuan dan perjalanan baru. Lantas bagaimana kisah perjalanannya di lautan yang lua...