Happy reading
Pagi hari yang harusnya dipenuhi dengan suasana cerah serta senyum manis yang terukir di wajah begitu menyambut hari baru justru malah diisi dengan keterpurukan.
Malam tadi, tepat dimana saat semua orang tertidur, Thatch dibunuh oleh Teach dan pria itu mencuri buah iblis yang didapatkan Thatch sebelumnya.
Dan pagi ini Ace ribut akan mengejar Teach yang telah berani berbuat dosa dengan membunuh temannya sendiri hanya karena menginginkan buah iblis.
Tak ada yang bisa menghentikan Ace, termasuk Shirohige. Pria itu tetap bertekad mempertanggung jawabkan perbuatan bawahannya yang semena-mena dan telah melanggar aturan.
"Ace, jika kau mau pergi, ajak aku."
Sosok Nava yang tiba-tiba saja muncul ditengah keributan besar di pagi hari itu mengagetkan semua orang.
"Kau akan pergi juga, Nava?" tanya Shirohige. Wajahnya semakin khawatir saja melihat putrinya akan pergi meninggalkan kapalnya.
Nava mengangguk pelan. "Biar aku yang membunuh si jelek itu."
Nava melebarkan senyum mautnya. Tanpa gadis itu sadari, tanduk mulai muncul di dahinya dan rambut panjangnya mulai bergerak-gerak seperti sulur tanaman yang hidup.
"Lagipula sudah lama aku tidak membunuh manusia brengsek, jadi ini pemanasan yang bagus."
Mungkin terdengar meremehkan, tapi Nava memang sejak awa tak pernah berpikir Teach adalah sosok yang kuat.
"Kau jangan pergi yoi. Itu berbahaya untukmu," cegah Marco yang diikuti oleh anggukan kepala yang lain serta Shirohige.
"Bajingan itu belum tahu apa yang terjadi jika dia macam-macam di atas kapal papaku."
Nava mengepalkan tangannya erat-erat, tak mempedulikan ucapan Marco tadi.
"Tidak Nava! Kau tetap disini bersama Oyaji. Teach adalah bawahanku, sudah seharusnya aku yang mengurusnya!"
Nava berdecak tidak terima. "Kapten kapal ini ayahku dan aku tidak terima atas perbuatan hinanya di atas kapal ini."
Keduanya sama-sama bersikeras atas kehendak mereka masing-masing hingga ocehan selama beberapa menit pun tak terelakkan.
Shirohige menghela napas pelan. Lama-lama pria itu dibuat pusing mendengar kedua anaknya saling beradu mulut.
"Bagaimana jika kalian tidak usah pergi saja?" usul Juzo.
"Tidak bisa!!" seru Nava dan Ace bersamaan.
"Aku rasa kalian tidak perlu pergi, Ace, Nava. Aku merasakan firasat buruk jika kalian pergi mengejar Teach," ujar Shirohige angkat suara.
Seketika Nava dan Ace terdiam. "Tidak bisa oyaji, aku akan tetap pergi."
Ace berdiri di pinggir kapal. Matanya menatap sendu pria yang dia panggil Oyaji itu. Jelas sekali dari sorot matanya, Ace merasa benar-benar bersalah.
"Tunggu, Ace!!" seru Nava.
Tapi, Ace tak menghiraukan teriakan gadis itu dan malah meloncat ke bawah, tempat dimana kapal kecilnya tengah berada saat ini.
"Aku berjanji akan membawa Teach kehadapanmu, Oyaji!" seru Ace sebelum keberadaannya benar-benar menghilang ditelan kabut.
"Anak bodoh."
Nava menghela napas pasrah. Sejujurnya dia juga merasakan firasat buruk saat Ace berkata hendak mengejar Teach. Karena itulah gadis itu pun bersikeras untuk tetap ikut.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Queen [One Piece X Oc]
FanfictionSeorang gadis kecil telah berjanji akan bertemu kembali dengan bocah bertopi jerami itu saat mereka dewasa nanti. Rasa suka dan kagumnya pada bocah itu memberikannya tujuan dan perjalanan baru. Lantas bagaimana kisah perjalanannya di lautan yang lua...