49.

407 68 13
                                    

Wuah, bentar lagi udh 50 chapter aja. Nggak nyangka bisa nulis sebanyak ini. Jujur aja, ini adalah fanfic dengan jumlah chapter dan jumlah pembaca terbanyak. Makasih banget ya buat semua yang udah rajin baca, komen, dan vote cerita ini. Aku benar-benar apresiasi hal itu. Kalian hebat! Aku jadi makin sayang deh ama readers sekalian!! 

Btw nggak ada yang mau kommis sama aku nih? Huhu pengen beli kuota tp gk ada duit huhuhu

Happy reading

"Chopper, setelah ini apa yang mau kau lakukan?" tanya Nava.

Chopper menjawab dengan yakin. "Kurasa aku akan melakukan semua yang aku bisa," katanya. Rusa kecil itu mengambil beberapa peralatan yang biasanya Ussop gunakan untuk memperbaiki kapal. Mengingat kondisi kapal saat ini tidak baik, dia berniat untuk memperbaikinya seperti permintaan Zoro tadi. "Mereka meninggalkan kita sendirian di hutan yang berbahaya ini itu berarti mereka mempercayai kita!"

"Aku harus bekerja keras!" ungkap rusa kutub itu.

Nava terkekeh pelan. "Biarkan aku membantumu, Chopper," ujarnya.

Tiba-tiba Chopper tersadar akan sesuatu. Wajahnya nampak pucat karena perasaan panik. Mata membulat seperti akan keluar dari tempatnya. "YANG SEBENARNYA DALAM BAHAYA ADALAH KITA!" pekiknya.

Chopper menundukkan kepalanya. Dia merasa pilu memikirkan bagaimana nasibnya. "Siapa yang akan menyelamatkan kita kalau ada yang menyerang?" gumamnya.

Namun, tiba-tiba seekor hiu muncul dari dalam air dengan mulut yang terbuka lebar, siap menerkam rusa kecil itu dan mengoyaknya di antara gigi-giginya yang tajam.

Chopper memekik ketakukan. Suara teriakannya sontak membuat Nava terkejut. Dengan cepat gadis itu menendang moncong hiu itu sehingga makhluk itu menjauh dari kapal.

Jantung Chopper berdebar lebih cepat dari biasanya. Napasnya tersenggal-senggal. "Ini semua karena Luffy ingin pergi ke pulau langit," keluhnya.

Helaan napas tak tertahankan lolos dari bibir Nava. "Tenanglah, Chopper. Selama tidak ada musuh maka kita akan baik-baik saja. Lagipula, walau wujudku seperti anak kecil, setidaknya aku masih memiliki 20% dari kekuatanku," ucapnya.

Chopper tiba-tiba bersemangat. Mendengar Nava masih kuat membuat hatinya terasa lega. Dia adalah salah satu yang lemah di dalam kru kapal dan dia selalu menganggap Luffy, Zoro, Sanji, Robin, dan Nava sangatlah kuat jadi dia merasa aman saat salah satu dari orang kuat itu ada di dekatnya. "Baiklah, aku akan memperbaiki kapal! Zoro mempercayakannya padaku!" ucapnya.

Senyuman tipis terlukis di wajah Nava. "Ya, aku juga akan membantumu."

Sembari menunggu Nami, Robin, dan Zoro kembali serta datangnya Luffy, Ussop, dan Sanji, Nava dan Chopper memperbaiki kapal dengan alat seadanya. Nava sama sekali tidak menduga jika palu yang seharusnya serasa ringan jadi terasa berat di tangannya yang kecil.

Chopper bersenandung senang. Senyuman tak bisa lepas dari wajahnya. "Ketika Luffy dan yang lain tahu kita menjaga kapal dengan baik ...." Kekehan pelan tak bisa berhenti saat Chopper membayangkan ekspresi Luffy dan yang lain.

"Nava, sebenarnya aku masih penasaran," ujar Chopper. Tangannya tak berhenti memalu kayu dan paku agar menempel pada badan kapal.

Nava menolehkan kepalanya. "Penasaran tentang apa?" tanyanya.

"Apa Dewa benar-benar ada di pulau ini?" tanya Chopper.

Mulut Nava terkatup dengan erat. Sejenak dia bingung ingin membalas ucapan Chopper seperti apa. "Aku ... jujur saja aku tidak tahu pasti. Kutukan yang sudah ada turun temurun dari keluarga ibuku seharusnya membuatku mati saat memasuki tanah Dewa, tapi mengingat aku tidak mati hingga saat ini, itu berarti di tempat ini tidak ada Dewa." Nava menarik kesimpulan berdasarkan pemikirannya. Entah benar atau tidak, tapi nyatanya Nava belum mati bahka setelah berada di tanah di mana Dewa berada yang disebut penduduk langit dengan nama Upper Yard dan hanya berubah menjadi anak kecil dengan tanduk dan sayap yang menyebalkan selayaknya seekor iblis kecil.

My Queen [One Piece X Oc]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang