22.

892 136 22
                                    

Happy reading

"Kau akan kami tangkap di sini! Temannya mugiwara no Luffy!" Pekik salah seorang angkatan laut.

Nava tertawa pelan. "Menangkapku? Kalian?" Nava menodongkan senjatanya ke depan, bersiap untuk menembak. "Tidak mungkin!"

Suara tembakan terdengar. Sekitar kota tampak panik saat mendengar suara itu. Beberapa warga lari menyelamatkan diri sebelum mereka terkena serangan. Para angkatan laut itu mati di tempat karena tembakan beruntun dari Nava. Gadis itu bahkan tak perlu repot-repot mengisi pelurunya karena kemampuan Karna.

"Ah, karena inilah aku sayang padamu Karna," gumamnya.

Baroque Works tiba di sana. Mereka sedikit terkejut melihat seberapa ganas Nava membunuh para angkatan laut itu. Mereka berniat menangkap Nava, tapi sepertinya kini niat mereka berubah. Mungkin mereka harus mengejar yang lain saja.

"Ternyata kau diluar dugaanku."

Nava menoleh kebelakang. Matanya kini bertemu dengan manik sebiru lautan yang teduh. "Nico Robin."

Robin melipat tangannya di depan dada. "Tolong jangan panggil aku begitu di sini. Aku akan repot nanti."

Nava menatap wanita itu acuh tak acuh. Walau kedua sama, kini mereka berada di pihak yang berbeda. Nava tak ingin Robin menghalanginya. "Terserah."

"Sikapmu berubah setelah berpisah dengan mugiwara," ujar Robin.

Nava tersenyum sinis. "Tentu saja. Aku tak punya sikap manis seperti itu dalam hidupku ini." Mata kuning kemerahan Nava berkilat terkena pantulan cahaya matahari. "Aku benci manusia."

"Begitu pun denganku," ujar Robin. "Karena kita cukup mirip, kuharap kita tak perlu menjadi musuh ... Nava," ujar Robin sebelum wanita itu pergi meninggalkan Nava seorang diri di tempatnya.

"Apa yang dia rencanakan?" Nava kini sungguh-sungguh tak tahu dengan apa yang dipikirkan Robin. Apa rencana Robin kali ini?

Sudahlah, Nava tak punya waktu untuk memikirkan hal itu. Dia harus segera menuju ke Rain Dinners dan kembali berkumpul dengan yang lain.

"Kau tidak ada dalam daftar, tapi kau bersama mugiwara tadi 'kan?" Lagi-lagi muncul anggota Baroque Works yang lain.

Nava menghela napas pelan. "Kalau iya, memangnya kenapa?!" tanya Nava dengan nada tak senang.

"Kami akan membunuhmu!" Pekik salah satu dari mereka.

"Heh, memangnya kalian bisa?" Ucap Nava dengan nada menantang.

"Kau meremehkan kami ya?"

"Ya." Singkat, padat, dan jelas. Benar-benar sifat Nava sekali.

Merasa diremehkan, para Baroque Works yang tak terhitung jumlahnya itu menyerang Nava secara bersamaan. Memangnya mereka pikir mereka ini siapa? Maaf saja, tapi Nava punya guru dan kakak yang hebat sehingga ia menjadi sangat kuat, bahkan mungkin melebihi Luffy.

"Maaf saja, tapi ... kalian akan mati hari ini!" Nava kini tak lagi menggunakan Karna. Dia menggunakan kekuatannya yang sesungguhnya. Wujud oni atau wuju iblisnya. Tanduk kini muncul di dahinya. Tangan dan kakinya dipenuhi tatto berwarna kemerahan. Rambut pirang panjangnya tergerai tertiup angin membuatnya terlihat badas kayak mc over power di cerita-cerita lain.

Nava melayangkan tinjunya ke depan. Gadis itu tak ragu untuk memukul, menendang, dan menghajar orang-orang yang menghalangi jalannya. Karena pada dasarnya ia adalah seorang mantan pembunuh bayaran, temtu saja Nava tak ragu untuk membunuh musuhnya.

Singkatnya, hanya di depan Luffy dan teman-temannya saja Nava akan bersikap manis. Dibelakang mereka, Nava tak segan membunuh siapa pun yang menghalangi karena ia ... benci manusia. Sesimpel itu.

My Queen [One Piece X Oc]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang