36.

680 94 19
                                    

Ekhem, me kembali lagi! Hore!!

Btw warning! Part ini mungkin saja mengandung sesuatu yang membuat pembaca senyam senyum kek orang gila, sesak jantung, deg degan, teriak-teriak, dan lain semacamnya jadi mohon berhati-hati ya guys!!

Happy reading

"Itu tempat yang keren yah ..." gumam Luffy. Matanya menatap lurus lautan biru yang membentang sejauh mata memandang.

"Benarkah? Kuburan kapal itu adalah tempat yang mengerikan!" Keluh Nami.

"Yah, memang mengerikan sih, tapi ... aku ingin kembali ke sana suatu saat nanti."

"Apa memang benar-benar keren?" Tanya Chopper dengan mata berbinar-binar.

Nava menggelengkan kepalanya pelan. "Sama sekali nggak keren Chopper. Di sana hanya ada kapal tua dan harta karun saja," jelasnya.

Tiba-tiba dari langit turun butiran-butiran kecil. Seperti hujan, tapi sayangnya bukan hujan air. "Eh, hujan?" Gumam Zoro.

"Ini ... bukan hujan," ujar Sanji terperangah dengan benda yang terjatuh dari atas langit. Kepalanya menengadah ke atas, menatap serpihan kayu kecil yang perlahan jatuh karena gaya gravitasi.

"Hujan batu?" Tanya Ussop.

"Sepertinya bukan ...."

"Kelihatannya itu seperti ...."

Dengan mata membukat dan mulut terbuka lebar, semua orang berteriak dengan suara keras melihat sebuah kapal galeon yang sudah cukup tua terjatuh entah bagaimana dari atas langit yang cerah.

"AAAAHHHHH!!!"

Laut bergejolak hebat karena reruntuhan kapal yang jatuh menghantam permukaan laut cukup keras.

"Berpeganganlah Nava!" Pekik Luffy.

"Jangan sampai terlempar dari kapal!" Teriak Zoro memperingatkan.

Nava menutup mulutnya dengan tangan. Menahan rasa mual akibat gejolak diperutnya yang lagi-lagi muncul karena kapal yang terus bergoyang karena ombak laut.

"Sial, rasanya mau muntah saja," gumamnya.

Tiba-tiba tangan Luffy melingkar di pinggang Nava dan memeluk gadis itu dengan erat di sisinya. "Berpeganganlah Nava," pintanya.

Gadis itu menggelengkan kepala lemah. "Ugh, aku tak bisa Luffy," keluhnya.

Luffy menatap gadis pirang dalam pelukannya dengan intens. Matanya yang bulat menatap lurus mata kuning keemasan milik Nava. "Kalau begitu biarkan aku memelukmu seperti ini," bisiknya dengan suara pelan.

"Ah, apa-apaan ini?!" Pekik Nami panik. "Hey, apa ini?!" Hujan batu terus berjatuhan dari atas dan semua orang sebisa mungkin berusaha menyelamatkan dirinya dari reruntuhan yang jatuh dari atas kepala mereka.

"Mimpi!" Ussop berusaha meyakinkan dirinya bahwa semua yang terjadi saat ini. Semua keanehan ini hanyalah sebuah mimpi belaka. "Yeah, ini pasti mimpi!" Tuturnya.

"Mimpi?" Sahut Chopper dengan tatapan penuh tanya.

"Oi, benda-benda itu masih berjatuhan!" Pekik Sanji. "Berhati-hatilah!"

"La-lakukan sesuatu! K-kapal ini bisa r-rusak terkena benda-benda itu!" Ujar Nava dengan terbata-bata.

"Belokkan kemudinya!" Titah Nami.

"Itu tak akan bekerja dengan ombak seperti ini!" Balas Zoro.

"Luffy! Kita harus melindungi kapal! Ini sepertinya sudah cukup gawat!" Pekik Sanji pada Luffy.

My Queen [One Piece X Oc]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang