37.

597 75 4
                                    

Happy reading

Nava tersenyum menyeringai. Gadis itu kembali mengambil jarak antara keduanya. "Mengerti 'kan?"

"Y-ya?"

"Kau dihukum tidak boleh makan daging selama satu hari penuh kalau kau mengulanginya lagi!" Jelas Nava.

Luffy terperangah. "EH?! Gak bisa gitu dong Nava! A-aku janji nggak akan ngulangin lagi. Mungkin!"

"Bisalah!"

Luffy menolak dengan keras. "Nggak bisa! Pokoknya nggak mau!" Pekiknya.

"Oh ya teman-teman! Aku menemukan sesuatu. Coba lihat apa yang kutemukan!" Luffy menunjukkan dengan penuh semangat peta yang dia temukan di reruntuhan kapal tadi.

Semua orang melihat peta yang Luffy temukan dengan mata melotot. "Peta pulau langit?" Ujar mereka bersamaan.

Nami melihat peta lusuh itu dengan lebih teliti lagi. Walau kertanya terlihat sudah lama dan lusuh, tapi gambar pada peta itu masih terlihat jelas. "Skypiea?" Gumamnya heran melihat judul peta yang bertuliskan 'Skypiea'.

"Ya 'kan? Ya 'kan?"

"Jadi benar-benar ada pulau di langit?" Tanya Nami dengan wajah tak yakin.

"Yahooo! Kita berhasil! Ternyata memang ada pulau langit! Pulau impian! Kita bisa ke pulau impian!" Luffy, Ussop, dan Chopper saling merangkul, merayakan keberhasilan mereka dengan gembira.

"Jangan senang dulu!" Tutur Nami memperingatkan. "Ini semua baru kemungkinan. Di dunia ini banyak sekali peta palsu."

Antusias di wjaah Luffy, Chopper, dan Ussop seketika menghilang. Mereka telrihat cemberut, kecewa dengan apa yang baru saja Nami sampaikan.

"Ahh, maaf. Pasti ada, pasti ada! Pasti ada kok, tapi ...." Nami terlihat berat hati saat menyadari senyuman yang luntur dari wajah tiga orang bodoh itu. "Dengerin Luffy! Aku tidak tahu caranya ke sana!" Nami menegaskan. Dia benar-benar tak tahu dan tak terpikirkan cara untuk pergi ke kapal langit. Rasanya sungguh aneh mengingat tak ada alat transportasi untuk berterbangan di langit.

"Kau ini 'kan navigator! Lakukanlah sesuatu!" Pekik Luffy.

"Ada juga hal yang bisa dan tak bisa kulakukan!"

Nava menghela napas lelah. Rasanya pertengkaran dua orang itu tak akan ada habisnya jika tidak dihentikan.

"Siapa yang peduli?! Pokoknya aku akan pergi ke langit!" Luffy bersikeras. Saat pemuda itu telah memutuskan sesuatu, maka dia pasti akan melakukannya.

"Ya 'kan Nava?"
Luffy menoleh ke samping. Matanya menatap Nava dengan penuh harap.

"Ya ya, terserah saja," jawab Nava setengah hati.

"Apa boleh buat. Kalau begini, kita tidak bisa meneruskan perjalanan. Seperti yang dikatakan Robin, yang kita butuhkan adalah informasi. Kalau kapal sebesar itu bisa naik ke langit, pasti ada cara juga kita bisa sampai ke sana. Berarti kita harus menemukan buku harian atau catatan di dalam kapal itu," ujar Nami.

"Tapi, kapal itu sudah tenggelam," ucap Ussop.

"Kalau begitu, kita harus melakukan SALVAGE!" Seru Nami.

Ussop dan Luffy berteriak dengan penuh semangat. "YOSHAAA!"

"MEMANGNYA BISA?!" timpal Zoro.

Chopper menatap Nava dan Robin yang duduk di sebelahnya sambil bertompang dagu dengan penuh tanya. "Salvage?" Tanyanya bingung.

Nava melirik sekilas ke arah Chopper. "Itu adalah cara untuk menarik kapal karam," jawab Nava.

"Tapi sepertinya sulit karena kapal itu terlalu besar," sahut Robin menambahkan.

My Queen [One Piece X Oc]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang