Happy reading
Tak terasa hari sudah semakin sore setelah Nava menempuh perjalanan cukup panjang bersama Luffy, Zoro, dan Chopper. Semua terlihay sudah cukup lelah, tapi Luffy tampak bersemangat mengingat sinar matahari sudah tak begitu terik seperti sebelumnya.
"Oi, cepat sedikit!" pekik Luffy sambil berlari jauh di depan teman-temannya.
"Dia bersemangat karena cuaca sudah tidak terlalu panas," gumam Zoro.
Chopper tiba-tiba saja berhenti berjalan dan seperti melamunkan sesuatu. "Ada apa?" tanya Zoro penasaran.
"Arah anginnya berubah dan aku mencium sesuatu," gumamnya.
Zoro tersentak kaget. "Nani?!" Pekiknya tak percaya.
"Apa kau mencium bau Nami dan yang lain Chopper?" tanya Nava.
Chopper terlihat semakin yakin dengan indra penciumannya. "Tidak salah lagi. Ini adalah bau parfum Nami!" ucapnya menyakinkan. "Dari arah sana!" Chopper menunjuk suatu arah yang sama dengan arah matahari sudah hampir tenggelam. Sebelum hari semakin gelap, mereka semua berlari menuju arah yang ditunjuk Chopper untuk kembali bergabung bersama Nami dan yang lain.
"Kita harus kesana Luffy!" Pekik Zoro.
"Luffy chan, ayo." Nava menarik pergelangan tangan Luffy sebelum pemuda itu berakhir menghilang dan tersesat sehingga membuat semua orang kerepotan.
Mereka berempat terus berlari ke arah yang sama dengan katahari terbenam dan tak lama setelah itu akhirnya mereka bisa kembali berkumpul dengan Nami dan yang lainnya.
"Luffy, apa yang diberikan kakakmu padamu?" Tanya Ussop penasaran.
Luffy mengangkat kedua bahunya tanda ia pun tidak tahu, tapi ia tetap menunjukkan pada Ussop apa yang diberikan Ace padanya.
"Apa itu hanya secarik kertas?" tanya Chopper penasaran.
Nava menatap kertas itu lamat-lamat. Pandangannya tak bisa lepas dari kertas putih yang ada di tangan Luffy. "Itu bukan kertas biasa," gumamnya dengan suara amat pelan sehingga tak ada satu orang pun yang mendengar ucapannya.
"Coba aku lihat, Luffy," ujar Sanji. Sanji melihat kertas pemberian Ace itu, tapi dilihat dari sisi mana pun itu hanyalah kertas biasa. Kertas kosong tanpa tulisan apa pun di atasnya. "Ini memang hanya secarik kertas saja. Di sini juga tidak ada tulisan sedikit pun," gumam Sanji.
Luffy memekik keras saat kertas itu tiba-tiba terbawa angin, tapi untungnya sebelum angin membawa kertas itu lebih jauh, Matsuge, unta yang dinaiki Nami dan Vivi menangkapnya dan ... memakannya. Luffy langsung panik dan memukul kepala Matsuge agar unta itu tak menelan kertas pemberian Ace dan memuntahkannya. "Hei, jangan dimakan! Ya ampun."
Nava tersenyum tipis. "Luffy, kemarikan topimu," ujarnya. Luffy menaikkan sebelah alisnya. "Untuk apa Nava?" tanyanya. Tapi Luffy tetap memberikan topinya pada Nava.
Nava mengambil Vivre card Ace dan menjahitnya di pita topi jerami Luffy. "Kau tahu, kertas ini sangat berharga jadi kau harus menyimpannya dengan baik Luffy chan," gumam Nava. Gadis itu tidak tahu apakah Luffy mendengarkan ucapannya atau tidak, tapi ia sudah menyampaikan apa yang seharusnya ia sampaikan. Vivre card itu begitu penting. Itu hidupnya Ace. Nava hanya berharap benda itu atau pun pemiliknya tidak akan kenapa-napa di masa depan.
"Ini." Nava segera mengembalikan Topi jerami milik Luffy setelah ia selesai menjahitkan Vivre card tadi.
"Arigatou Nava. Sekarang aku tidak perlu khawatir," ujar Luffy.
"Tidak ada yang tertulis di sana, memangnya itu sangat penting?" tanya Zoro.
"Ace bilang ini sangat penting jadi aku harus menyimpannya," ucap Luffy.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Queen [One Piece X Oc]
FanficSeorang gadis kecil telah berjanji akan bertemu kembali dengan bocah bertopi jerami itu saat mereka dewasa nanti. Rasa suka dan kagumnya pada bocah itu memberikannya tujuan dan perjalanan baru. Lantas bagaimana kisah perjalanannya di lautan yang lua...