Happy reading
"Kenapa kalian berdua mau menjadi kru bajak lautnya, Luffy?" tanya Chopper.
"Kenapa kau bertanya seperti itu?" tanya Zoro.
"Aku 'kan baru saja bergabung, tapi semuanya terlihat tak mempedulikan kehadiranku," ujar Chopper terus terang. "Terutama Zoro."
"Yah, kurasa aku juga merasakan apa yang kau rasakan Chopper," ujar Nava. "Tapi kupikir itu karena mereka memang orangnya seperti itu."
"Yang dikatakan Nava itu benar. Aku selalu seperti itu kepada yang lainnya. Begitulah aku. Anggota yang lain pun begitu. Tujuan kami benar-benar berbeda dari Luffy. Kami mencoba mencapai tujuan kami masing-masing," jelas Zoro.
Nava tertawa kecil. "Kelompok ini sepertinya tak punya kerjasama tim," sahutnya.
Zoro mengangguk setuju. "Ya, terutama si kapten bodoh itu. Dia tidak bisa diandalkan."
"Akan tetapi, apa itu sebenarnya kerjasama tim? Apa melindungi satu sama lain itu sudah cukup? Banyak orang yang bilang kalau itu sudah cukup, tapi maaf-maaf saja, menurutku itu hanya seperti membodohi diri kita sendiri. Kerjasama tim akan muncul saat kita sedang mempertaruhkan nyawa kemudian berkata "aku akan hadapi yang di sana, kau hadapai yang di sana dan jangan sampai terbunuh!" Ketika saat itu, barulah kerjasama tim dimulai. Dan satu lagi, mempunyai teman yang egois itu tidak merepotkan. Begitulah pendapatku."
Wow, apa yang baru saja terjadi pada Zoro. Walau baru bertemu, tapi Nava merasa Zoro sedikit bijak dari pada saat mereka bertemu pertama kali. Wajahnya yang serius saat mengatakan kata-kata tadi seolah itu memang menggambarkan dirinya. Mencerminkan bagaimana otaknya bekerja. Bagaimana ia berpikir tentang orang-orang disekitarnya.
"Sepertinya kau memang cocok jadi wakil kapten Zoro," ujar Nava.
Zoro terlihat heran saat mendengar ucapan Nava. "Aku? Wakil kapten?" Zoro dengan cepat menggelengkan kepalanya enggan. "Lebih baik tidak usah apalagi kaptennya seperti itu."
Nava dan Chopper tertawa pelan. Yah, Luffy memang sedikit bodoh, tak bisa diberitahu, dan sepertinya hampir tidak mau menerima perintah dari siapa pun, tapi bagaimana pun juga dia mungkin orang yang paling menghargai apa itu teman, persahabatan, keluarga dikelompok ini.
"Ussop pernah bilang padaku, 'Lakukan apa yang bisa kau lakukan!'" ucap Chopper.
"Kau percaya ucapan Ussop?" tanya Zoro. "Yang dia katakan itu hanya kebohongan saja."
"Kurasa yang Ussop katakan tidak ada salahnya. Tidak semua orang bisa berpedang seperti Zoro atau misalnya menggunakan senapan secara akurat seperti yang kulakukan, jadi Chopper," Nava menghentikan ucapannya. Matanya menatap Chopper dengan tatapan yang lembut sambil mengelus kepala rusa kecil itu. "Lakukanlah yang bisa kau lakukan. Kurasa kelompok ini terbentuk untuk saling melengkapi, jadi tidak perlu memaksakan dirimu dan lakukan yang kau bisa." Ucapan Nava bagaikan semangat untuk Chopper. Rusa kecil itu terlihat senang dengan sikap Nava yang lembut padanya.
"Ah, lalu soal pertanyaanku yang tadi. Kenapa kalian mau menjadi nakamanya?"
"Sewaktu kecil kami pernah membuat janji. Saat Luffy chan besar, dia akan menjadi bajak laut dan dia minta aku menj– untuk bergabung dengannya. Tapi sepertinya Luffy chan tidak begitu ingat dengan janji itu," ujar Nava.
"Kenapa kau mau jadi rekannya? Setelah sekian lama bersamanya, aku juga punya tujuan lain," ucap Zoro.
"Tujuan lain? Apa itu?" tanya Nava dengan raut wajah penasaran.
"Maaf, aku tak bisa menjawabnya."
Nava terkekeh pelan. "Tidak apa-apa. Aku juga hanya bercanda. Aku tahu orang serius sepertimu tidak suka mengatakan sesuatu terang-terangan."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Queen [One Piece X Oc]
FanfictionSeorang gadis kecil telah berjanji akan bertemu kembali dengan bocah bertopi jerami itu saat mereka dewasa nanti. Rasa suka dan kagumnya pada bocah itu memberikannya tujuan dan perjalanan baru. Lantas bagaimana kisah perjalanannya di lautan yang lua...