38.

539 72 2
                                    

Hari ini me double update guys! Lagi rajin nulis jadi kaliannya juga harus rajin vote & komen ya

Happy reading all

Semua orang dengan sekuat tenaga mendayung kapal Merry go menjauh dari tempat itu. Bahkan Nava tak terpikirkan lagi tentang betapa mualnya dia saat berada di atas kapal yang bergoyang dan sekuat tenaga dia membantu yang lain.

Kapal melaju secepat mungkin hingga langit tak lagi terlihat gelap.

"Tak bisa dipercaya ....," gumam Zoro.

"Tidak mungkin ... ada makhluk sebesar itu."

"Ya ampun, semakin banyak misteri Grandline yang muncul satu demi satu. Dan hari ini ...." tutur Sanji.

"Kapal galeon besar jatuh dari langit ...."

"Log pose yang menuju ke arah langit," ujar Nami.

"Munculnya monyet aneh yang menarik kapal ...."

"Tapi kura-kura itu telah memakan seluruhnya," timpal Chopper.

"Malam yang datang tiba-tiba," ucap Robin.

"Lalu, monster raksasa yang ratusan kali lebih besar dari raksasa biasa," sahut Luffy.

"Yah, aku juga bilang kalau ini benar-benar menakutkan ...."

Suara Masira yang tiba-tiba saja terdengar membuat Luffy dan yang lain merasakan sesuatu yang aneh.

"Ah?" Luffy, Nava, Sanji, dan Zoro menatap Masira yang duduk di antara mereka dengan tatapan sengit.

"PERGI KAU!!" Pekik keempatnya bersamaan lalu mereka menendang Masira jauh-jauh dari kapal Merry go.

"Ya ampun, aku nggak sadar ada monyet itu di atas kapal ini," tutur Nava diiringi dengan helaan napasnya.

Gadis itu memilih duduk dipinggiran kapal, tepat di samping Robin yang kini tengah menatap eternal pose di tangannya.

"Sejak kapan kau punya eternal pose seperti itu, Nico Robin?" Tanya nava penasaran.

Robin meletakkan tangannya di bawah dagu, menatap Nava sambil tersenyum tipis. "Aku mengambilnya."

"Dari?"

"Monyet bernama Masira itu," jelas Robin.

Robin melirik ke arah Nami yang berjalan ke arahnya dengan wajah masam. "Sepertinya merepotkan sekali ya," ucapnya.

"Kita belum sampai ke bagian tersulit .... Karena kebodohan mereka sekarang kita kehilangan jejak," ujar Nami.

Nava tak bisa mengelak atau memarami Nami karena mengatai Luffy dan yang lain bodoh mengingat memang begitulah kenyataannya.

"Ini." Robin memberikan Nami eternal pose yang dia curi dari Masira tadi.

"Eh? Eternal pose?" Tanya Nami. "Ini ...."

"Tadi aku mengambilnya dari monyet itu saat dia ada di sini," jelas Robin terus terang.

Nami menangis terharu. Matanya menatap Robin dengan binar-binar penuh harap. "Ternyata hanya kau satu-satunya rekan yang bisa kuandalkan!"

"Hei, ada gurita di sini! Kita bikin takoyaki yukk!" Pekik Luffy diiringi dengan kekehan pelan.

Robin merasa turut prihatin. "Sepertinya kau menderita sekali ya ...."

Terdengar Nami menghela napas lelah. Seberapa jengkel pun dia dengan kru ini, tak ada yang bisa dia perbuat untuk mengubahnya.

"Jaya?" Gumam Nami tatkala ia melihat nama pulau yang ditunjuk oleh eternal pose di tangannya. "Itu pasti markas besar mereka."

My Queen [One Piece X Oc]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang