Happy reading
Di tengah malam yang dingin, Cricket menyambut Luffy dan krunya di rumahnya dengan mengadakan jamuan yang tak begitu mewah tapi berkesan. Semua orang turut menikmatinya terlebih lagi karena masakan Sanji sangat enak.
"Sake hari ini enak sekali!" pekik Cricket dengan wajah yang memerah merona. Pria itu jelas sudah setengah mabuk sejak dia mulai meneguk sebotol sake.
"Ayo makan! Hidangan utamanya masih ada!" Sanji dengan senang hati menyajikan makanan untuk semua orang terlebih lagi untuk para wanita.
Semua orang bersuka ria menikmati makanan mereka. Ussop bercanda dengan Masira dengan memberinya cabai yang super pedas dan Cricket tampak menikmati sake yang dia minum.
"Onee chan, duduklah dipangkuanku," ucap Cricket bercanda pada Nami.
Sanji menggeram kesal. "Jangan menyuruh Nami san untuk melanyanimu!" ungkapnya dengan wajah jengkel.
Sementara itu Robin sibuk membaca buku catatan perjalanan Norland dengan seksama dan Nava ... gadis itu diam-diam duduk di samping Luffy dan menyuapinya makanan saat tidak ada yang memperhatikan.
"Makanlah perlahan, Luffy chan," tuturnya sambil tersenyum tipis.
Luffy tertawa pelan. "Makanan ini terasa enak lho! Nava, kau juga makan!" Ucap Luffy. Tangannya tanpa ragu menyodorkan Nava sepiring penuh makanan, tapi gadis itu menolaknya.
Nava menggelengkan kepalanya lemah. "Aku tidak boleh makan daging terlalu sering," ungkapnya terus terang.
"Aku melihat emas ... di mata kanan tengkorak," ujar Cricket.
Begitu mendengar kata 'emas', semua orang tiba-tiba berhenti melakukan aktivitas mereka. Suasana berubah hening dalam sekejap dan pandangan tertuju pada Cricket dengan penuh tanya.
"Itu adalah kata-kata penuh air mata yang ditulis Norland," ucap Cricket. Pria itu mulai kembali menceritakan cerita leluhurnya, Norland. "Aku melihat emas di mata kanan tengkorak. Dihari pelaksanaan hukuman matinya. Waktu pertama kali tiba di pulau Jaya, aku sama sekali tidak paham apa artinya. Mata kanan tengkorak .... Apa itu nama kota yang pernah berdiri di sini atau simbol dari kematiannya sendiri? Halaman-halaman kosong berikutnya sama sekali tidak memberikan informasi apa-apa. Karena itulah kami menyelam! Dan kami melihat impian nan jauh di dasar laut sana!" ucap Cricket. Dia sekali lagi meneguk sebotol sake yang ada di tangannya. Bahkan jika dia sudah mabuk, salam masih sadar dia terus meneguk setiap tetes sakenya.
Mashira menyahut dengan suara lantang. "Benar!" Ucapnya diiringi dengan kekehan pelan di akhir.
"Dan kami akan terbang," ujar Luffy dengan mulut penuh makanan.
"Kita tidak akan bisa terbang jika kau makan terlalu banyak," sahut Ussop.
Tawa semua orang terdengar menggelegar. Pesta terus berlanjut walau warna gelap menutupi langit yang berada di atas kepala mereka.
Semua orang menikmati bagaimana pria setengah baya menceritakan perjalanan Norland dengan asyik. Dia bahkan menunjukkan bongkahan emas yang ditemukannya di dasar laut dengan bantuan Mashira dan Shoujo. Emas itu memang terlihat seperti apa yang ada di buku catatan perjalanan Norland walau hal itu tak bisa membuktikan kebenaran bahwa dulu ada kota emas di pulau jaya.
"Burung ini disebut Southbird dan memang mereka hidup di pulau ini," ucap Cricket.
"Heh, apa mereka punya kicauan yang aneh?" tanya Luffy penasaran. Dia memandang patung emas berbentuk Southbird dengan mata berbinar-binar. Tanda takjub.
"Ya, tepat seperti apa yang tertulis di buku harian," jawab Cricket.
"Bicara soal Southbird, sejak dulu para pelaut selalu ...." Mashira tiba-tiba menghentikan ucapannya saat dia tersadar akan sesuatu. Dia memandang Shoujo yang duduk di sebelahnya dengan panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Queen [One Piece X Oc]
FanfictionSeorang gadis kecil telah berjanji akan bertemu kembali dengan bocah bertopi jerami itu saat mereka dewasa nanti. Rasa suka dan kagumnya pada bocah itu memberikannya tujuan dan perjalanan baru. Lantas bagaimana kisah perjalanannya di lautan yang lua...