29.

976 129 41
                                    

Happy reading

"Izinkan aku ... menjadi krumu," ujar Robin.

Semua orang terperangah tak percaya. Bahkan Nava pun dibuat tak habis pikir dengan tindakan Robin.

"Waktu itu kaulah yang membuatku ingin hidup. Itulah kejahatanmu," jelas Robin. "Aku sudah tak memiliki tujuan atau pun tempat untuk pulang. Karena itulah, izinkan aku berada di kapal ini."

"Jadi begitu, ya? Nggak ada pilihan lain, ya? Oke deh," ujar Luffy tanpa pikir panjang. 

"LUFFY!" tegur kru topi jerami yang lain sambilmemasang wajah garang mereka.

"Tenang saja, dia bukan orang jahat," ucap Luffy. "Terlebih lagi dia adalah temannya Nava."

Nava mengusap wajahnya gusar. "Sejak kapan kau menjadi temanku, Nico Robin?" Helaan napas terdengar keluar dari bibirnya.

Nobin terkekeh pelan. "Entahlah. Pria bertopi jerami itu yang seenaknya mengambil kesimpulan," ujarnya.

"Ah, oh iya Nava." Nava menoleh ke arah Nico Robin sambil menatap wanita itu penuh tanya. "Ada apa?" Tanyanya

Tiba-tiba sebuah tangan muncul di pundak Nava dan memberikan gadis itu sebuah obat lalu menghilang lagi.  "Obat? Untuk apa?" tanya Nava sambil menaikkan sebelah alisnya, heran.

"Kau sedang tak enak badan 'kan? Kurasa kau perlu itu," ujar Robin sambil tertawa pelan.

Nava melebarkan senyum seringai di wajahnya. "Ternyata kau pengertian juga, Nico Robin." Nava meminum obat pahit itu tanpa rasa curiga. Dia sudah cukup lama mengenal Robin. Walau mereka mengaku bukanlah teman, tapi mereka juga bukan musuh karena mereka memiliki beberapa kemiripan satu sama lain.

Kini Nava dan Robin sama-sama tengah diinterogasi oleh Ussop. Pria berhidung panjang itu sedikit mencurigai hubungan antara Nava dan Robin begitu melihat keduanya terlihat santai dan cukup akrab satu sama lain.

"Perhatikan aku baik-baik!" Pekik Ussop sambil menggebrak meja. "Jawab pertanyaanku dengan jujur," ujar Ussop dengan nada setegas mungkin.

"Kutanyakan sekali lagi ya. Nama kalian siapa? Ah, namaku Ussop, yoroshiku," ujar Ussop sambil membungkukkan sedikit tubuhnya.

Nava terkekeh pelan. Mana ada orang yang mengintrograsi seseorang, tapi dia malah memperkenalkan dirinya sendiri terlebih dahulu. "Edward Nava," ucap Nava memperkenalkan dirinya.

"Namaku Nico Robin."

"Yosh, nama kalian Nava dan Nico Robin. Apa pekerjaan kalian?" Tanya Ussop sambil menatap mata Nava dan Robin secara bergantian.

"Dulu aku pernah menjadi seorang pembunuh bayaran, tapi saat bersama dengan bajak laut Shirohige aku berhenti."

Ussop seketika meneteskan keringat panas dingin mendengar ucapan Nava. Kulit wajahnya terlihat pucat dan tangannya mulai gemetar. Pembunuh bayaran? Itu bukanlah pekerjaan biasa. Pantas saja Nava ahli dalam menembak.

Dia jadi teringat saat Nava dan Sanji datang menolongnya dan yang lain saat mereka terkurung di dalam penjara. Pantas waktu itu Nava bilang dia sudah biasa membunuh. Ternyata pikiran positivnya selama ini sia-sia.  mungkin sekarang pria itu harus lebih berhati-hati lagi dalam berbicara dengan Nava mengungat seberapa berbahayanya gadis itu.

"Aku seorang arkeolog," jawab Robin berusaha mengalihkan topik.

Ussop mengerutkan keningnya bingung. "Arkeolog?"

"Sejak kecil aku juga sudah menjadi arkeolog. Keluargaku juga begitu," jelas Robin.

"Begitu ya, jadi keluargamu keluarga arkeolog ya," gumam Ussop sambil mencatat informasi yang dia dapat dari Robin ke dalam buku kecil yang dimilikinya.

My Queen [One Piece X Oc]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang