Berhubung kemarin tanggal 5 Mei ultahnya Luffy, maka aku memutuskan untuk membuat chapter spesial lagi dan kali ini tentang masa lalu Nava dan Luffy.
Maaf baru bisa update sekarang karena ku sedang dilanda kemageran menulis ^^
Btw, HAPPY BIRTHDAY LUFFY 🥳🥳🥳🥳
Happy reading all
"Ugh, sekarang aku sedang berada di mana?"
Seorang gadis kecil dengan tubuh kecil yang penuh dengan luka dan memar telah mengarungi separuh lautan tanpa dia sadari.
Angin dan badai membawanya mengarungi lautan yang luas, mengiringnya menuju suatu pulau diperairan east blue yang tak pernah ia kunjungi sebelumnya.
"Bagaimana bisa aku sampai di sini?" Gumamnya kala ia menyadari dirinya kini tengah berada ditepi dermaga. Suara kicauan burung camar serta suara ombak telah menjelaskan di mana ia berada saat ini.
Tubuh mungilnya kini tersenyumbunyi dibalik kain terpal besar yang menutupi sampan yang sudah lama tak terpakai lagi.
Gadis itu, Nava, melihat keluar. Ada banyak kapal termasuk sebuah kapal bajak laut besar yang tengah berlabuh. Ini adalah kesempatan emas untuknya menyelinap ke dalam kapal itu. Perjalanannya mungkin masih sangatlah jauh. Ia harus menemui seseorang secepatnya.
Nava mengendap-endap masuk ke dalam kapal bajak laut itu. Tak ia duga ternyata para bajak laut itu masih berada di atas kapal. Sial sekali dirinya. Sebelum ada seseorang yang menyadari kehadirannya, Nava berniat bersembunyi di dalam tong besar yang berada dipinggiran kapal.
"Hey, kau! Apa yang kau lakukan?"
Nava tersontak kaget. Gadis itu menoleh ke belakang dengan ragu-ragu. Sosok tinggi berbadan besar dengan bahu yang lebar terlihat cukup menakutkan untuknya yang baru berusia 5 tahun.
Pria besar itu mencengkram pundaknya dengan tangannya yang besar serta menatapnya dengan penuh intimidasi.
Tidak ada yang pernah menatapnya dengan cara seperti itu sebelumnya. Orang-orang yang tinggal di pulau Slimy semuanya selalu menatapnya dengan lembut. Walau sering kali mereka tak menunjukkan ekspresi lebih, tapi Nava selalu tahu bahwa orang-orang di pulau itu sangat menyayanginya.
"Hey, nak, apa kau mendengarku?" Tanya pria itu lagi.
Nava terdiam sejenak. Pria itu berhasil membuyarkan lamunannya beberapa saat lalu.
Jadi, sekarang bagaimana ia harus bereaksi? A. Pura-pura takut seperti anak-anak pada umumnya, B. Bersikap kasar dan segera melarikan diri sebelum berangkat, atau C. Menangis dengan suara keras seperti anak lemah yang cengeng.
Ugh, Nava tak ingin memilih diantara ketiganya. Semuanya adalah pilihan buruk. Lagipula, Nava tak semuda penampilannya. Walau tubuhnya berusia 5 tahun, jiwanya tumbuh lebih tua dibandingkan itu.
Dia sudah kurang lebih berumur 15 tahun sebenarnya jika perhitungannya tidak salah. Jadi jangan pernah memanggilnya anak kecil!
Nava menepis kasar tangan pria itu dan menatapnya dengan tatapan tajam. Sorot matanya nampak pemuh kebencian. Sesuatu yang tak seharusnya ditunjukkan oleh anak berusia 5 tahun.
Pria itu cukup terkejut melihatnya. Ekspresinya tak banyak berubah, tapi ia jelas terkejut saat mengetahui gadis kecil menatapnya seperti itu.
"Oi, Benn! Anak siapa itu? Jangan bilang dia anak harammu!" Pekik seorang pria dengan rambut merah yang kentara dari balik punggung Benn.
"Jangan bercanda sencho .... Aku tak mempunyai anak sebesar ini," gumamnya dengan suara pelan. Matanya masih tertuju pada gadis berambut pirang yang berdiri tanpa rasa takut sedikit pun dihadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Queen [One Piece X Oc]
FanfictionSeorang gadis kecil telah berjanji akan bertemu kembali dengan bocah bertopi jerami itu saat mereka dewasa nanti. Rasa suka dan kagumnya pada bocah itu memberikannya tujuan dan perjalanan baru. Lantas bagaimana kisah perjalanannya di lautan yang lua...