Yeay akhirnya aku update lagii
Happy reading guysss
Nava, Sanji, dan Ussop berpencar. Mereka berlari ke arah yang berbeda-beda, tapi sepertinya di dalam kapal itu sama sekali tidak ada awak kapal ataupun tentara Enel.
Semua mesin yang berada di kapal itu bergerak dengan otomatis seolah semua komponennya telah saling terhubung.
Nava memperhatikan sekitarnya dengan seksama. Begitu banyak gigi roda yang saling berputar satu sama lain. Juga ada tabung air aneh di antara mesin-mesin itu. Karena tidak adanya awak kapal yang bisa dia hajar untuk menghentikan pergerakan kapal terbang ini, mungkin sebaiknya dia menghancurkan seluruh mesinnya saja.
Dalam diam Nava melihat satu persatu tabung air itu. Ini mengingatkannya pada sesuatu. Sesuatu yang serupa dengan tabung itu, tapi memiliki fungsi yang berbeda.
Gadis itu bergumam dengan suara pelan sambil mengulurkan tangannya. Mencoba menyentuh permukaan tabung yang dingin. "Kira-kira apa yang mereka lakukan saat ini?"
《☆》
Nava tersesat. Dia tidak menyangka kapal Enel akan sebesar itu. Ada begitu banyak lantai dan ruangan di kapal itu. Ada juga ruangan berisi dial-dial unik yang tentunya bisa Nava curi.
"Di mana pintu keluarnya?" Nava menggeram kesal. Dia sudah membuka banyak pintu, tapi tidak ada yang mengarah pada deck, tempat di mana Nami dan Enel seharusnya berada.
Kemungkinan Sanji dan Ussop juga sudah ada di sana memgingat dia sama sekali tidak berpas-pasan dengan mereka sejak tadi.
"Ussop, Sanji, Nami!" Nava dengan cepat membuka sebuah pintu di depannya. Dia meneriakkan nama anggota kru topi jerami yang lain sambil berharap pintu yang dia buka kali ini benar.
Pupil matanya seketika bergetar. Tubuhnya kaku tak bisa bergerak. Satu langkah pun tak bisa dia ambil saat melihat Enel dan Sanji berdiri berhadap-hadapan.
Tubuh Sanji sudah babak belur. Melihat kondisi deck kapal yang hancur berantakan, sudah pasti pria itu tersambar petir Enel.
"Sanji!" Nava berteriak lantang. Dengan cepat gadis itu berlari menghampiri Sanji yang kini hampir tak sadarkan diri.
Enel menggerutu seraya menghela napas kasar. "Kenapa banyak sekali penggangu?" Gumamnya.
"Oi, dewa. Ada satu hal yang ingin kusampaikan," ujar Sanji pada Enel. "Ah, tapi pertama-tama, terima kasih ...."
"Sanji, jangan berbicara lagi!" Nava berdiri di samping Sanji sambil memegangi tubuh pria itu. Sekujur tubuhnya gemetar karena hantaman petir yang sangat dasyat.
"Aku memang ingin menyalakan rokokku," ujar Sanji. Dia menghisap sebatang rokok di tangannya.
Enel menatap Sanji lamat-lamat. "Ada lagi?" Tanyanya.
Sudut bibir Sanji terangkat. Ia menyunggingkan senyuman lebar di wajahnya. "Bersiaplah untuk menangis," katanya dengan percaya diri sebelum perlahan dia kehilangan kesadarannya.
"Sanji!" Nava dengan cepat menahan tubuh Sanji agar pria itu tidak jatuh. Dia mengalungkan tangan pria itu di lehernya. Memapah tubuh sang koki.
"Menangis katamu?" Enel mendengus geli. Dia memandang Sanji dengan tatapan remeh.
Tiba-tiba suara ledakan dari dalam kapal terdengar. Awan hitam yang keluar dari cerobong juga berhenti terbentuk.
Enel memekik. Dia menatap horror Nava dan Sanji. "Apa yang kalian lakukan di kapalku?!"
![](https://img.wattpad.com/cover/276611251-288-k946988.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Queen [One Piece X Oc]
Fiksi PenggemarSeorang gadis kecil telah berjanji akan bertemu kembali dengan bocah bertopi jerami itu saat mereka dewasa nanti. Rasa suka dan kagumnya pada bocah itu memberikannya tujuan dan perjalanan baru. Lantas bagaimana kisah perjalanannya di lautan yang lua...