Happy reading
"Wah, tidak kuduga kalian bisa menjadi kompak begini." Antara memuji atau meledek, Aokiji lagi-lagi melebarkan senyum seringai di wajahnya. "Apa sekarang kalian bekerjasama atau semacamnya?" Gumamnya pada diri sendiri.
Luffy terpaku. Matanya membola dengan rahang mengeras, menggertakkan gigi-giginya. Selama beberapa detik jantungnya berhenti berdetak. Udara mulai berhenti keluar masuk paru-parunya kala mendapati pemandangan mengerikan dihadapannya.
"OMAE!" teriak Luffy geram. Tangannya terkepal kuat. Kini amarah mulai memenuhi pikirannya. Meluap sampai keluar diikuti dengan wajahnya yang mulai memerah.
"Jangan teriak-teriak," ungkap Aokiji ketus. Matanya kini bergulir ke ara Luffy dengan satu tangannya yang membeku. "Mereka masih bisa bertahan hidup jika kau mencairkannya secara hati-hati. Tapi, tubuhnya sangat rapuh, jadi hati-hati. Mereka akan mati jika tubuhnya hancur."
"Contohnya ...." Aokiji mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Kepalan tangan kuat siap menghantam targetnya dalam sekali pukul.
"Apa?!" Sanji dan Zoro mendelik kaget. Aokiji berniat menghancurkan tubuh Robin dan Nava.
"Jika aku menghancurkan tubuh mereka seperti ini ...."
"YAMERO!"
Sebelum tinju Aokiji berhasil mengenai tubuh kedua wanita itu, Luffy terlebih dahulu menyelamatkan tubuh mereka dengan hati-hati.
Saat Aokiji berniat melancarkan serangan berikutnya, Ussop, Nami, dan Chopper lebih dulu berlari dan mengambil alih tubuh Nava dan Robin dari dekapan Luffy.
Ketiganya bersorak senang karena Robin dan Nava berhasil mereka selamatkan tanpa terkena goresan sedikit pun.
"Yatta!"
"Kau hebat, Ussop!"
Aokiji mendengus sebal. "Apa-apaan itu? Hei?" Gerutunya tak terima.
"Ussop, Chopper! Pergilah ke kapal! Rawat dan selamatkan nyawa Robin dan Nava!" Titah sang kapten.
Ussop dan Chopper langsung menyanggupi perintah itu. Dengan hati-hati keduanya membawa tubuh Nava dan Robin kembali ke kapal, meninggalkan kru yang lain yang kini tengah bertarung dengan sang admiral.
"Kita harus hati-hati," ujar Ussop.
Chopper mengangguk setuju. Untuk menjaga tubuh kedua wanita itu tetap aman Chopper membesarkan tubuhnya agar tinggi dan tenaganya tidak berbanding jauh dengan Ussop.
"Dingin sekali!" Keluh Chopper.
"Baka! Robin dan Nava pasti lebih kedingingan!"
Begitu sampai di kapal, Ussop dan Chopper segera masuk ke kamar mandi, kemudian menyiapkan air hangat untuk mencairkan es yang membekukan tubuh Nava dan Robin. Tubuh mereka direndam di dalam bathub yang cukup besar untuk dua orang. Air hangat perlahan-lahan mengalir memenuhi bak, lalu sedikit demi sedikit es di tubuh mereka mencair.
"Apa mereka bernapas ...?" Sambil sesekali menyiramkan air hangat ke tubuh Nava dan Robin, Ussop memeriksa tubuh mereka. "Tidak, belum bisa bernapas."
"Mereka mungkin susah bernapas," duga Chopper.
"Mereka akan mati jika tidak cepat, kan?"
"Tapi, kita tidak bisa langsung mencarikan mereka. Kita perlu mengembalikan suhu tubuhnya dulu," jelas rusa berhidung biru itu.
Ussop bertanya untuk memastikan. "Pasti mereka akan baik-baik saja kan jika kita melakukan ini?"
Chopper terlihat tidak yakin. Pergerakan tangannya terhenti untuk sesaat. "Aku tidak tahu ...."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Queen [One Piece X Oc]
FanfictionSeorang gadis kecil telah berjanji akan bertemu kembali dengan bocah bertopi jerami itu saat mereka dewasa nanti. Rasa suka dan kagumnya pada bocah itu memberikannya tujuan dan perjalanan baru. Lantas bagaimana kisah perjalanannya di lautan yang lua...