Waaah udahh lama banget aku nggak update! Akhirnya aku bisa update cerita ini lagi huhuhuhu
Happy reading guys!
Connis dan Pagaya, salah satu penduduk pulau Angels, yang mengenal Nami serta kru topi jerami berniat membantu bajak laut itu keluar dari pulau Skypiea sesegera mungkin terlebih lagi setelah melihat kondisi Upperyard yang kini telah menjadi medan peperangan antara dua belah pihak.
Tapi sayangnya, saat ini kru topi jerami terpecah-pecah dan beberapa orang terluka parah. Belum lagi dengan Nami yang panik saat di kejar seekor ular raksasa dan berakhir masuk ke dalam hutan.
Ini benar-benar buruk. Kondisi kru yang terluka pun cukup parah. Tubuh mereka hangus akibat sambaran petir dasyat dari Enel dan sampai sekarang mereka belum juga sadarkan diri.
"Kalian bertiga, bertahanlah!" Connis dengan telaten merawat ketinganya. Dia membalut tubuh Sanji, Ussop, dan Nava yang dipenuhi luka dengan hati-hati.
Jari jemarinya yang letik sangat telaten saat dia mengoleskan obat pada tubuh mereka.
Seandainya Nava tumbuh sebagai gadis yang lemah gemulai dan anggun seperti Connis, sudah pasti author dan Mommy Minerva akan bahagia 🤧🤧🤧
"Mereka belum sadar juga?" Suara Pagaya yang lembut bertanya pada Connis yang siap siaga menjaga Nava, Sanji, dan Ussop sepanjang waktu.
Connis mengangguk pelan pada ayahnya. "Ya, tapi pasti mereka akan segera membaik, ayah" jawabnya penuh keyakinan.
Pagaya tersenyum tipis.
"Tentu saja begitu," ujarnya dengan suara lembut. "Tidak mungkin orang baik seperti mereka tak membaik, jadi jagalah mereka." Dia bersungguh-sungguh. Bajak laut seperti kru topi jerami adalah bajak laut terbaik yang pernah dia tahu.Laut awan kini terlihat begitu tenang. Suara-suara riuh dari dalam hutan Upperyard juga sudah tak begitu terdengar setelah beberapa saat lalu Nami menghilang, masuk ke dalam hutan. "Connis san, harapanku adalah agar langit menjadi damai," tutur Pagaya terus terang.
Semua orang mengharapkan perdamaian, tapi damai tidak lah semudah itu dicapai.
Tapi, Enel begitu keji. Pria itu berniat menjatuhkan Skypiea ke daratan. Dia akan meluluh lantahkan pulau langit beserta dengan penduduk-penduduk langit yang ada tanpa memikirkan resiko seperti apa yang akan ditanggung seluruh penduduk Skypiea.
Dan Connis yang mengetahui hal ini merasa begitu putus asa. Ayahnya, Pagaya, serta salah satu tentara yang pernah bekerja di bawah naungan Gan Fall telah dihabisi oleh Enel dengan petirnya dan Connis menjadi saksi kematian mereka.
Dia benar-benar syok. Pupil matanya bergetar. Dia takut dan tak bisa memproses gelombang kejut yang menghantam otaknya dengan benar.
Tapi, Connis tak bisa terus diam seperti ini. Dia tak bisa menyia-nyiakan pengorbanan ayahnya yang telah menyelamatkannya dan pria yang telah memberikan informasi ini padanya. Ada begitu banyak nyawa di Skypiea yang perlu dia selamatkan.
"Shu, tolong jaga mereka. Aku pergi dulu." Dengan mengendarai waver milik ayahnya, Connis menyusuri lautan awan, pergi menjauh dari kapal kru topi jerami.
Dia mengumpulkan sisa kekuatan yang dia punya untuk menyelamatkan orang-orang. Agar tak ada korban yang berjatuhan. Dan agar pengorbanan ayahnya tidak sia-sia.
《☆》
"Bagaimana kondisinya saat ini, Same?"
Dari balik sebuah tirai tipis dari mutiara berwarna hitam yang menutupi wajahnya, suara seorang wanita terdengar. Dia bertanya dengan suara riang pada hiu-hiu yang ada disekitarnya. Wanita itu menyilangkan kakinya kemudian menyunggingkan senyuman kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Queen [One Piece X Oc]
FanfictionSeorang gadis kecil telah berjanji akan bertemu kembali dengan bocah bertopi jerami itu saat mereka dewasa nanti. Rasa suka dan kagumnya pada bocah itu memberikannya tujuan dan perjalanan baru. Lantas bagaimana kisah perjalanannya di lautan yang lua...