(42)

52 14 1
                                    


Halo semuanya, kembali lagi bersamaku... Kalian tentu tidak melupakanku, bukan? Kalaupun lupa mau bagaimana lagi. Aku bukan karakter penting dalam cerita ini. Ya, ini aku Takeyama Mitsuo yang saat ini tengah berada di ruang keluarga bersama seluruh anggota keluargaku. Ada ayah, ibu, Mitsuya-oniisan, wanita pelakor yang adalah istrinya. Semuanya nampak memasang wajah sedih. Bahkan istri kakakku terus menangis tak henti. Pasalnya, berita pagi ini rupanya mengejutkan seluruh anggota rumah.

Takeyama Tetsuya, anak pertama dari kakakku dan wanita itu meninggal akibat demam tinggi dibarengi dengan anemia. Kata dokter, Tetsuya sudah kehilangan banyak hemoglobin di dalam tubuhnya.

Hari ini, anak itu akan dimakamkan. Semua keluarga sudah siap dengan pakaian hitam, terutama aku. Kian siang, tamunya makin banyak yang datang.

Aku pun memutuskan untuk jalan-jalan saja hari ini. Toh, kehadiranku tidak akan dibutuhkan oleh semua orang. Di tengah perjalanan, aku bertemu dengan seorang gadis yang nampaknya seumuran denganku. Ahh aku tahu, dia adalah gadis yang kemarin bersama Kudo Shinichi...

Dalam sekali lihat, aku langsung menilai kalau dia adalah gadis yang cantik. Pasti dia menaruh banyak perhatian di sekolahnya.

"Ohh, Mitsuo-kun..." seseorang tiba-tiba memanggil namaku.

"Hmm? Siapa?" tanyaku.

"Heyy, aku disini!" seorang pemuda yang sepantaran denganku datang menghampiriku.

"Okamoto-kun?" aku mengenalnya. Bisa dibilang, dia adalah teman terbaikku. Teman masa kecilku.

"Kenapa kau malah jalan-jalan? Bukankah keluargamu sedang berduka?" tanyanya.

"Aku hanya ingin mencari udara segar..." sahutku.

"Hee, aku akan melayat ke rumahmu. Ayah dan ibuku sudah pergi duluan. Ayo, sebaiknya kau ikut." ajaknya.

"Oh, uhm, baiklah." spontan aku menyetujuinya. Setidaknya selama ada Okamoto-kun aku jadi merasa ada teman.

"Aku turut berduka cita, ya?! Padahal Tetsuya-kun anak yang baik." ujarnya dengan rasa iba.

"Uhm, terimakasih." ujarku. Apanya yang baik? Dia adalah penyebab dari segala hilangnya perhatian orangtua dan kakakku padaku. Anak itu tidakkah lebih baik mati saja?

"Mitsuo? Kau nampak mengatakan sesuatu?"

Gawat. Sepertinya aku tak sengaja mengatakannya. "Ahh, bukan apa-apa."

"Heee..."

Baik, karena aku tidak ingin kembali melakukan kesalahan, mari kita sudahi kisahku ini di episode kali ini. Sampai jumpa....

***

"Lho? Tohsaka, tumben kau kesini sendirian... Eh, tunggu ada apa?" Conan terkejut ketika mendapati Rin yang datang kerumah Prof. Agasa dan langsung menarik lengannya agar keluar sebentar.

"Tohsaka, ada apa?" tanya Conan ketika mereka sudah diluar rumah.

"Ada yang ingin kutanyakan padamu. Okiya Subaru...sebenarnya siapa dia?" tanya Rin.

"Eh?"

"Kau pasti mengetahui sesuatu tentangnya, kan? Beritahu aku." ujar Rin.

"Tapi, kau tiba-tiba bertanya tentangnya..."

"Kau tahu aku bisa merasakan aura dari mereka yang bergabung dengan organisasi berbaju hitam itu, bukan?" Rin kembali memastikan.

Tales Of MagicianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang