~~welcome back to Mai_son12 universe~~
-
-
-
-
-
Conan baru saja tiba di rumahnya, ia sempat memeriksa jimat yang ia simpan di balik tanaman hias yang diletakkan di samping pintu.
"Yosh, masih ada disana. Tolong lindungi kami selalu." ucapnya.
Rasanya sangat aneh ya?! Benar. Sangat aneh. Entah sejak kapan aku menjadi seperti ini, tapi aku yakin semua itu berubah sejak saat itu. Sejak seorang pria misterius menolong kami dari situasi gawat di dalam gedung terbengkalai tersebut.... Aku sempat berpikir kalau itu hanyalah ilusi mata saja atau hal lainnya, tapi penjelasan manapun tetap tidak cocok dan malah terkesan ngaco'. Ditambah, aku sudah menyaksikan hal-hal supernatural lainnya...dengan mata kepalaku sendiri. Tapi, satu pertanyaan yang masih membuatku penasaran. Kenapa mereka-para Magus tersebut-melakukan tindakan sampai sejauh itu demi umat manusia? Sebenarnya, ancaman apa yang sedang mereka coba tangani?
"Oh, Conan-kun kau sudah kembali." sambut Ran ketika ia melihat bocah tersebut masuk dengan tatapan merengut. "...Conan-kun?"
Conan segera tersadar dari lamunannya. "Ohh, Ran-neechan."
"Makan malamnya sudah siap, lho?! Tolong panggil ayah untuk naik. Sepertinya ayah masih ada di ruang kerjanya." pinta Ran.
"Uhm, baiklah."
"...ada beberapa hal yang orang sepertimu tidak harus ketahui...."
"....mencoba memahaminya saja itu tidak baik dengan mentalmu..."
"....kau tidak harus memaksakan otakmu, lho?! Nanti bisa terbakar..."
Kalimat Rin terus terngiang di benak Conan. Mengenai pembicaraan mereka tentang identitas para Magus dan kerja dunia mereka.
"Sepertinya yang dikatakan Tohsaka memang benar. Ada baiknya aku tidak harus mengetahui semuanya. Memikirkannya saja, kepalaku sudah terasa sangat panas." gumam Conan kembali sebelum ia masuk ke ruang kerja Kogorou dan menyuruhnya makan malam.
***
Mirip. Perkataannya mirip dengan orang itu.... Rin mengeluarkan liontin merah miliknya dari laci mejanya yang terletak di samping lemari bajunya. Ia kembali mengingat perkataan Amuro pagi tadi.
"Karena aku adalah orang yang menjunjung keadilan..."
"Karena aku ingin menjadi pahlawan keadilan, Tohsaka..."
Rin menggenggam liontinnya. "Pahlawan keadilan, ya? Keadilan... Benar-benar bodoh! Keadilan itu bagiku tidak pernah ada di dunia ini. Keadilan sejati.... Jika ada, tentu ayah dan ibuku seharusnya masih hidup. Benar-benar bodoh!"
Rin membawa liontinnya ke samping kasurnya dan ia merebahkan tubuhnya disana. "Andaikan orang itu tidak memiliki cita-cita bodoh seperti itu... Sakura tentu tidak akan menderita hingga kini. Tapi..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tales Of Magician
FanfictionTohsaka Rin diperintahkan oleh Menara Jam tempat ia menuntut ilmu untuk menemukan dan menyelidiki keberadaan pemilik Forth Magic yang namanya sudah menghilang berpuluh-puluh tahun lamanya. Namun, karena akibat kesalahan informasi, membuat Rin harus...