(9)

152 25 1
                                    

~~welcome back to Mai_son12 universe~~

-

-

-

-

-

"Hee kau ingin aku meneliti permata dari liontin ini?" ujar Prof. Agasa yang seperti biasanya selalu mendapatkan permintaan dadakan dari Conan.

"Ya, aku ingin melihat Profesor melihat apa yang terkandung di dalam permatanya."

"Shinichi, ini adalah permata asli. Permata Ruby yang ditemukan ratusan tahun yang lalu dan tidak pernah ada lagi yang melihatnya terjual di toko-toko permata. Mana mungkin permata ini mengandung zat lain selain mineral..."

Conan mendengus. "Kalau itu aku sudah tahu. Hanya saja..." ia kembali mengingat hal mustahil yang barusan ia lihat.

"Siapa pemilik permata ini?"

"Tohsaka. Gadis yang kemarin datang kesini."

"Kenapa tidak kau tanyakan pada gadis itu darimana dia mendapatkan permata ini?" tanya Profesor seraya memberikan usul.

"Ahh aku sedikit tahu mengenai liontin ini." tiba-tiba saja seorang pria muda berkacamata ikut nimbrung ke dalam percakapan.

"Ahhh.." Conan terkejut bukan main mendengarnya. Ia lalu menoleh kesana-kemari memastikan kalau Ai tidak ada disana. "Apa? Apa yang kak Akai tahu?" tanya Conan.

"Ibuku pernah memiliki seorang kenalan yang tinggal di London dan pernah menyinggung soal batu Ruby permata yang amat sangat langka. Teman Ibuku bilang kalau hanya satu orang saja yang mampu memilikinya dan dia merupakan sebuah keluarga dari Jepang. Namanya persis seperti nama keluarga temanmu, Tohsaka." jelas pria bernama Akai Shuuichi itu yang masih menggunakan penyamarannya sebagai Okiya Subaru karena suatu alasan dan hanya Ai yang tidak mengetahui soal ini.

"Berarti memang benar aku harus bertanya langsung pada Tohsaka soal liontin itu?" ujar Conan.

"Memangnya ada apa Shinichi? Apa gadis itu menjatuhkannya?"

Conan terdiam beberapa saat. Pikirannya kembali berlabuh kepada kejadian yang menimpanya beberapa menit yang lalu. "Tidak, bukan apa-apa. Aku hanya ingin tahu saja."

***

Rin kembali menjalani hari-harinya seperti dua hari sebelumnya. Ia sudah berpakaian rapih dengan seragamnya. Mengikat rambutnya dengan rapih dan siap meninggalkan apartemennya. Dari kejauhan, Rin bisa mendengar percakapan ibu pemilik apartemen yang ia tumpangi dengan dua orang ibu-ibu lainnya.

"Iya kudengar katanya Sugiyama-san meninggal dengan kondisi yang sama seperti korban-korban pembunuhan berantai itu.."

"Eh? Seriusan sudah sampai blok sini kasusnya? Aduhh jadi semakin menyeramkan."

"Sugiyama-san itu adalah kepala administrasi blok B sini kan? Gawat sekali kalau dia sampai jadi korban..."

Rin berlalu melewati mereka dengan anggukan dan senyumannya sebagai bentuk tanda hormat dan mereka segera menghentikan percakapan mereka. Membalas sapaan Rin kemudian kembali melanjutkan perbincangan.

"Kurasa kondisi benar-benar tidak aman lagi... Apakah polisi...."

Rin sudah tidak mendengar apa-apa lagi karena ia sudah memutuskan tidak akan terlalu ikut campur dengan masalah yang sedang mengelilinginya.

Tales Of MagicianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang