(18)

87 15 1
                                    

~~welcome back to Mai_son12 universe~~

-

-

-

-

-

"...karena kegelapan selalu identik dengan kematian..."

"Kenapa kau berkata begitu?" tanya Conan.

"Itu pengungkapan yang cocok bukan? Habisnya, jika kau mati yang kau lihat hanyalah gelap. Tidak ada cahaya, tidak ada keluarga yang menemani. Dingin dan pengap. Tidakkah kau takut dengan kematian?"

Conan mengerjap. "Kenapa kau bertanya begitu padaku?" tanyanya.

"Hmm? Kenapa ya? Habisnya, kau terlihat lebih dewasa dibanding yang terlihat..."

Gulp. Conan menelan air liurnya sendiri. "Karena aku belum pernah mengalami kematian, aku jadi tidak tahu bagaimana caranya dan apa yang kurasakan terhadap kematian. Tapi bagiku, kematian yang terbaik adalah saat dimana kau bisa mencapai titik tertinggi kehidupanmu."

"Hee begitu ya?!" gadis itu nampak menggerakkan tangannya disana. "Tapi, kau harus tahu, tidak ada yang terbaik di mata kematian."

Gadis ini aneh! Dia seakan terobsesi sekali dengan kematian seakan ia sendiri sudah merasakannya... Conan mulai mencurigai gadis itu. Terlepas dari ia yang bisa keluar di malam hari saja, Conan masih bisa mempercayai penyakitnya. Tapi...

"Entah bagaimana rupamu, perilakumu, sifatmu, kekayaanmu, bahkan usiamu... semua itu tidak berarti di kematian. Kematian itu selalu mengerikan. Kematian dengan cara yang terbaik adalah omong kosong supaya mereka yang hidup selalu melakukan kebaikan semasa hidupnya. Tapi, kalau sudah mati, semua hal itu jadi tidak berarti. Semuanya ditinggalkan dan kau sendiri."

Bulu kuduk Conan semakin meremang. "Kenapa... kenapa kau begitu yakin dengan hal itu?"

"Itu yang dikatakan dari buku yang pernah aku baca. Apakah salah?" tanyanya.

Conan hanya diam.

"Sepertinya aku harus kembali. Ayah pasti menungguku dengan cemas dirumah. Lain kali, apakah aku boleh berkunjung?"

"Berkunjung?"

"Iya, apakah ada yang aneh?"

"Ohh, tidak. Bukan begitu maksudku... umm, tentu saja boleh." sahut Conan. Apakah akan baik-baik saja kalau aku membolehkannya berkunjung?

"Begitu? Kalau seperti itu aku akan kembali datang menemuimu dalam waktu dekat ini." gadis itu kemudian menghilang dari kegelapan dengan senandung tawanya yang mengerikan "Hahahaha... hihihi..."

Selepas gadis itu pergi, entah kenapa Conan merasakan hal yang kembali menjadi seperti biasanya. Tidak ada tiupan angin malam yang membuat tubuh kedinginan atau suasana pengap seperti barusan. Suara-suara dari televisi di beberapa rumah juga kembali terdengar.

"Sial, aku lupa menanyakan namanya dan dimana dia tinggal. Bodoh!" ujarnya.

***

Cling...clingg...

Sebuah pintu kafe terbuka malam itu ketika seorang pria berkulit gelap baru saja akan pergi dan menutup kafe. Ia terkejut melihat kedatangan partner kerjanya yang hari ini izin tidak masuk kerja.

"Lho? Azusa? Apa yang kau lakukan malam-malam begini? Kafe, sudah mau tutup lho?!" tanya pria itu.

Gadis berambut kecoklatan itu menatap wajah pria di depannya dengan tatapan matanya yang kosong. Ia berujar sangat pelan membuat pria itu tidak mampu mendengarnya.

Tales Of MagicianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang